3.Gagal Malmingan

9 2 0
                                    

Keyra sedang kebingungan malam ini, dia akan pergi dengan Gio, namun Mamah dan Papahnya sedang berada di ruang tamu karena saat ini rumah Keyra sedang kedatangan tamu.

"Aduh gue harus pake cara apa ya, kalau gue keluar rumah pasti Mamah sama Papah lihat gue," ujar Keyra.

Sesekali Keyra mengecek handphonenya, untuk memastikan Gio belom sampai di dekat rumahnya.

"Apa gue izin mau kerja kelompok aja ya, tapi Mamah pasti nggak percaya, kan besok hari Minggu," ujar Keyra.

Beberapa menit terdiam, akhirnya Keyra mendapatkan ide bagus. Dengan semangat, dia langsung bergegas keluar dari kamarnya.

Keyra melihat situasi rumahnya, setelahnya dia langsung berlari menuju pintu belakang rumahnya. Belom sempat keluar, Keyra di kejutkan dengan keberadaan Arsen di dapur rumahnya.

"Yaampun ngagetin aja Lo, gue kira hantu tadi," ujar Keyra, dengan kesal.

"Ngapain?" Tanya Arsen.

"Apa? Gue nggak mau ngapa ngapain kok, cuma mau ngambil minum. Nggak boleh emangnya?" Tanya Keyra.

"Yakin kamu? Kenapa bawa tas?" Tanya Arsen, sambil menatap penampilan Keyra.

"Lo kenapa kepo banget sih, ngapain juga Lo di dapur rumah gue? Mau maling ya," ujar Keyra.

"Ngapain maling? Uang saya sudah cukup," ujar Arsen.

"Dih sombong banget," cibir Keyra.

"Kenyataannya gitu," ujar Arsen.

"Iya deh iya Bapak CEO," ujar Keyra, dengan nada meledek.

"Arsen, biar Tante saja ya yang bikinin minuman," ujar Mita, yang baru saja datang.

Keyra dan Arsen sontak terkejut, terutama Keyra yang semakin dongkol karena rencananya untuk malam mingguan dengan Gio pasti gagal.

"Loh, Keyra kamu di dapur juga?" Tanya Mita, saat melihat Keyra berdiri di sebelah Arsen.

"Iya Mah, ini Keyra lagi mau bikin mie instan," ujar Keyra.

"Mau bikin mie instan kok bawa tas gitu sih? Kamu pasti mau pergi diam diam sama Gio kan?" Tanya Mita, penuh selidik.

"Ihh mamah kenapa mikir gitu sih, orang Keyra mau pergi sama Arsen," ujar Keyra, mencoba memasang senyum menatap Arsen.

"Loh seriusan? Kamu nggak lagi bohong kan?" Tanya Mita.

"Nggak Mah, iya Kan Ar kita mau pergi bareng?" Tanya Keyra. Matanya memberi kode kepada Arsen untuk meng-iyakan ucapannya.

"Gak, saya lagi sibuk." Balas Arsen.

Keyra langsung cemberut mendengar balasan Arsen, di dalam hati Keyra sudah memaki maki Arsen.

"Kan kamu tuh bohongin Mamah, kamu juga kenapa masih nggak sopan sih sama Arsen, Arsen itu lebih tua dari kamu Key, jangan panggil dia nama aja, pake mas atau kak!" Perintah Mita.

"Mah, Key itu–" belom sempat menyelesaikan ucapannya, handphone Keyra berdering, ada telfon dari Gio.

"Mah, Gio pasti udah nungguin Keyra. Please izinin Keyra pergi ya, nggak pulang malam, janji." Mohon Keyra, yang hanya mendapat tatapan malas dari Mamahnya.

"Mah, Keyra kasihan sama Gio, dia udah jauh jauh loh dari rumahnya kesini, masa iya dibatalin gitu aja," ujar Keyra, saat Mamahnya hanya diam.

"Mamah sama Papah udah bilang kan, jangan berhubungan lagi sama Gio, kenapa kamu nggak nurut apa kata Mamah sih, Key?" Tanya Mita.

"Mah, sampai kapan pun Keyra nggak mau putusin Gio!" Ujar Keyra, sambil berlari keluar rumah melalu pintu belakang.

"Keyra!" Panggil Mita, dengan suara keras.

Saat Mita berniat mengejar Keyra, Arsen tiba tiba saja mencegah. "Tante, biar Arsen saja,".

"Tolong cegah Keyra buat pergi sama Gio ya, Ar." Pesan Mita.

"Iya Tan." Balas Arsen.

***

Arsen menghentikan langkahnya, saat melihat Keyra sedang menangis di pelukan Gio. Arsen jadi bingung sendiri, dia sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan masalah percintaan tetangganya, tetapi dia harus melakukan apa yang sudah Mamah Keyra pesan kepadanya.

"Key," panggil Arsen, membuat Keyra melepaskan pelukannya dari Gio.

"Ngapain Lo kesini? Mau cegah gue? Nggak usah ikut campur urusan gue!" Ujar Keyra, dengan kesal.

"Siapa Lo?" Tanya Gio, menatap Arsen tidak suka.

"Kamu nggak perlu tau. Ayok Key masuk rumah, kasihan Mamah kamu pasti khawatir," ujar Arsen, menarik pergelangan tangan Keyra pelan.

"Lepasin, gue mau pergi sama Gio," ujar Keyra.

"Kalau nggak mau lepasin, gue bakalan teriak biar semua tetangga dengar dan melihat kelakuan Lo ini, lepasih Ar," ujar Keyra lagi, sambil mencoba melepas tangan Arsen dari pergelangan tangannya.

Bukannya melepaskan, Arsen malah merangkul pundak Keyra membuat Keyra terpaku untuk beberapa saat. Ntah mendapat sihir dari mana, tiba tiba saja Keyra diam saja mengikuti langkah Arsen menuju rumahnya.

"Keyra," ujar Mita, terkejut melihat putrinya di rangkul oleh Arsen.

"Waduh belom apa apa kalian udah sweet banget gitu sih," ujar Luna.

"Cocok ya Keyra sama Arsen," ujar Mita, sambil menatap Keyra berniat menggoda putrinya.

Keyra yang tersadar, langsung menyentak tangan Arsen di pundaknya dengan kasar. Lalu dia pergi begitu saja menuju kamarnya.

"Arsen, sini duduk. Kita lanjut bahas persoalan tadi," ujar Luna.

Arsen duduk di sebelah Papahnya, namun matanya diam diam melirik Keyra yang sedang menaiki tangga sambil menangis.

"Keyra tuh susah banget dibilangin buat putus sama pacarnya, padahal udah ada calon suami," ujar Kenan.

"Nggak papa, lagian acaranya masih lama kan, nunggu Keyra lulus dulu," ujar Galen.

"Arsen, kamu sabar nunggu Keyra kan?" Tanya Luna, menatap putranya penuh harap.

"Iya Mah." Balas Arsen, membuat semuanya bernafas lega.

Mereka sedari tadi memang membahas perjodohan Arsen dengan Keyra, hanya Arsen yang sudah mengetahui tentang perjodohan ini, sedangkan Keyra dia tidak tau apa apa.

Di kamarnya, Keyra sedang menangis sambil menelfon Gio. Namun, tidak ada jawaban dari Gio, hal itu membuat Keyra semakin menyalahkan Arsen.

"Dasar Arsen ngeselin, gara gara dia gue sama Gio gagal malam mingguan bareng," ujar Keyra, meremas ponselnya kesal.

"Awas aja nanti gue kerjain," ujar Keyra.

Keyra memilih mengirimkan Gio pesan, karena Gio tidak mau mengangkat telfonnya. Pesannya hanya di read oleh Gio, hal itu membuat Keyra memilih keluar dari kamarnya untuk menemui Arsen.

"Arsen," panggil Keyra, saat sudah berada di ruang tamu, membuat semua orang yang sedang asik berbicara itu menatapnya.

"Loh, udah nggak ngambek kamu?" Tanya Kenan, dengan nada menggoda putrinya.

"Pah, Keyra nggak ngambek ya," ujar Keyra, dengan muka cemberut.

"Sini duduk, sayang," ujar Mita, menepuk sofa di sebelahnya.

"Keyra pengen bicara berdua sama Arsen," ujar Keyra, melirik Arsen yang sedari tadi hanya memasang muka datar menatap Keyra.

"Sana Sen, Keyra pengen bicara berdua tuh sama kamu," ujar Luna, sambil menepuk pundak Arsen, membuat Arsen langsung berdiri dari duduknya.

"Mah, Pah, Tante, Om, Keyra ajak Arsen ke taman samping ya," pamit Keyra.

"Keyra, manggil Arsennya jangan cuma nama. Pake mas!" Tegur Kenan.

Mas TetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang