"Tenang kita jalani pelan-pelan karna aku tidak akan pernah pergi kemanapun kalo bukan kamu sendiri yang minta untuk aku pergi"
-Milk□■■■■□
Sudah dua hari berlalu setelah Milk bertemu dengan Love, semenjak itu dia tidak berani tiba-tiba datang ke perusahaan Love jika bukan Love yang memintanya. Dan ya Love tidak ada menghubunginya samasekali setelah pertemuan mengejutkan kemarin. Yang akhirnya membuat Milk menyimpulkan sendiri bahwa Love tidak ingin melihatnya lagi. Dan jelas itu sangat membuatnya sedih.
"Woy gosong tuh cookies nya" Thin mengingatkan Milk yang sedang melamun. Milk segera mengangkatnya dan dilihatnya memang gosong dikit. Milk hanya mengembuskan nafas berat. Niat hati ingin mengalihkan fikiran nya dengan memasak malah tetap kefikiran.
"Kamu kenapa sih bengong mulu?"
Milk hanya merespon dengan hembusan nafas panjaangnya sambil menunduk masih memandangi cookiesnya yang sedikit gosong. Thin hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah aneh sahabatnya itu.
"Kamu pasti mikirin Love. Iya kan?".
Milk hanya mengangguk.
"Dia ada hubungin kamu lagi setelah pertemuan kemarin?"
Milk menggelengkan kepalanya.
"Ya udah samperin aja sana!"
"Takut dia gak nyaman Thin" akhirnya Milk mengeluarkan suaranya.
"Halah biasanya juga kamu gak bakal mikir ke sana. Ayok samperin mumpung ada orang nya. Kalo Love tiba-tiba ilang lagi kamu gak bakal bisa liat dia lagi loh kek kemarin"
"Mulut mu Thin!" Milk mendelik tidak suka dengan gagasan bila love hilang lagi dari pandangannya.
"Ya makanya mumpung masih tunangan belom nikah, gas aja sih, lagian kalo udah naikahpun tinggal jadi PHO" Sarkas Thin di barengi dengan ketawa jahat nya yang berhasil membuat Milk terpaksa memukul kepalanya agar otaknya bener dikit.
"Kok di tampoll??"
"Ya lagian kamu jadi teman kok menyarankan hal yang berbau kesetanan"
"Ya gak apa-apa kali udah ketempelan setan dari dulu juga"
"Kam-.."
"Bosssss" Teriak Giselle menyela pertarungan dua sahabat itu. Sebelum Milk beralih menatap Giselle dia sempat-sempatnya mendelik sinis pada temannya itu.
"Kenapa Giselle?"
"Aku anterin pesanan biasa ke tempat biasa dulu yaa" izin Giselle pada atasannya itu dengan helm yang siap di pakai. Milk buru-buru membuka apron yang dia pakai dan menggatungkannya di dapur.
"Biar aku aja yang anter pesanannya Giselle. Kamu bantu Thin aja siapin pesanan biar Ningning yang melayani pelanggan" Milk segera merampas helm yang ada di tangan Giselle dan segera berlari keluar.
"AJAK MAIN SEKALIAN!" Teriak Thin dari dapur.
"Kok tiba-tiba sih kak?" Giselle bertanya karna bingung.
"Dia lagi berusaha dapetin orang yang dia cintai"
"Kakak yang suka kesini?"
"Hah? Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (MILKLOVE)
Fanfiction"Seperti yang kamu lihat. Aku selalu kalah dalam hal apapun itu jika bersangkutan dengan mu" Milk mengeluh dengan memainkan jari-jari kecil gadis di depannya. "Benarkah?" Jawabnya dengan senyuman manis yang membuat matanya ikut menghilang.