Panji Saputra
Peluklah aku seerat mungkin
Aku berjanji 'tak akan menangis lagi
Napas yang saling beradu
Janji telah terucap antara kita
Inginku rengkuh lagi pundakmuSayang,
Aku hancur tanpamu
Peluk aku sekali lagi, peluk!
Ungkapkan rindu yang masih bersemedi
Tangis semakin pecah
Ragaku runtuh
Aku rapuh tanpamuSajak Febuari, 07 Febuari 1997
____Masih terkenang janji kita, di atas rangkaian kata. Terabadikan oleh tinta pena dalam lembar-lembar kertas yang masih suci.
Bayang-bayangmu hadir memenuhi ruang, terus berputar bagai kaset rusak. Menghadirkan momen serupa, saat kita masih bersama.
“Sayang, wajahmu masih terabadikan di dalam benda pipih ini,” ucapku. Tak terasa, rintik-rintik air berjatuhan membasahi ponsel milikku.
Setiap kali aku mengingatmu, aku sering menangis. Kadang aku berpikir, apa yang ada pada dirimu? Kenapa kamu seistimewa itu? Bahkan aku tak pernah mencintai seseorang lebih dari tiga hari.
Tapi denganmu, aku ingin selamanya. Bahkan 1095 hari, tak cukup membuatku lupa padamu. Kamu dimana? Aku merindukanmu, rindu yang selalu berkembang, tanpa tahu bagaimana caranya 'tuk berkurang.
Wahai Sang Maha Pencipta, jaga dia untukku. Mudahkan dia untuk meraih apa yang dia mau, demi membahagiakan kedua orang tua dan satu adiknya. Sebelum dia membahagiakan orang lain, entah itu aku, atau gadis yang beruntung yang kelak akan hidup bersamanya.
Riau, 03 Mei 2024
Desain Gambar: Dwi Fitriani
Note: Puisi dibaca vertical 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi Karya Dwi Fitriani
PoesíaPuisi tersebut di buat berdasarkan dari ungkapan perasaan, saat sunyi kian menghampiri. Aku lebih memilih untuk mengungkapkan nya dengan tulisan.