Singkatnya, ali sudah berjalan menuju kembali kerumahnya. Tentunya setelah menyelesaikan pembicaraan nya dengan alicia di taman tadi.
Ali berjalan sambil sesekali melihat handphone nya, memastikan kalau tak ada yang menghubunginya.
Saat sedang melihat handphone, otomatis kepala ali sedikit menunduk. Tanpa sadar karna terlalu fokus pada handphone, ali menabrak punggung seseorang di depannya.
"Maaf, aku tak fokus," ucap ali pada orang itu.
Orang itu berbalik kearah ali, ia agak sedikit terkejut dan berbicara, "iya gapapa. Eh, ali? Kamu ngapain disini? Rumahmu di sekitar sini ya?"
Setelah ali perhatikan lagi, ternyata orang yang ali tabrak tadi adalah rudy.
"Astaga rudy, kalau mau tanya itu satu-satu dong. Aku bingung mau jawab yang mana dulu"
Rudy terkekeh pelan dan menjawab, "sorry la. Kalau macam tu, kau buat ape kat taman ni?"
"Aku... Bosan di rumah, jadi aku jalan-jalan kesini. Sekalian nyari jajanan"
"Yahh.. Sama sih, kalau gitu sekalian aja kita nyari jajan bareng. Mau gak?" tanya rudy pada ali.
Ali mengangguk mengiyakan ajakan rudy, lalu tak lama tangan ali di genggam oleh rudy dan dibawa mengitari taman mencari jajanan.
"Mau gulali gak?" tanya rudy.
"Mauu.. kamu mau beliin?"
"Tentu, kenapa engga? Tunggu sebentar," ucap rudy. Lalu dia berjalan menuju tempat penjual gulali itu.
Ali sekilas melihat pemandangan itu, dia sibuk melamun sampai tak sadar sudah ada sebungkus gulali di depan matanya.
"Nih," ucap rudy. Sembari memberi gulali yang ia beli untuk ali, lalu ali menerima gulali itu dan memakannya.
Tidak ada percakapan selama ali sibuk memakan gulali, dan rudy hanya memandangi ali yang sedang menikmati gulali itu.
Tak lama ali sudah selesai memakan gulali pemberian rudy itu, kemudian ali juga berterimakasih pada rudy.
"Sama-sama, btw ada bekas gulali tuh di bibir kamu"
"Eh? Dimana?"
Rudy terkekeh karna ali tak menyadari itu, ia membersihkan bekas gulali di sudut bibir ali dengan jarinya. "Sudah bersih"
Wajah ali langsung bersemu merah dengan tindakan rudy barusan, ia berusaha menyembunyikan itu dari rudy. "Terimakasih banyak"
"Sama-sama"
Setelahnya tidak ada percakapan lagi antara mereka, karna ali yang masih berusaha untuk tidak menunjukan wajahnya yang sedang bersemu merah.
"Omong-omong, kamu tinggal disekitar sini?" tanya rudy. Berusaha mencairkan suasana.
"Eh? Engga.. Rumahku agak jauh dari sini, aku kesini hanya untuk bertemu teman tadinya," jelas ali pada rudy.
"Oh ya? Kukira rumahmu dideket sini tadi"
"Engga.. Rumahku masih agak jauh dari sini, hehehe"
"Yasudah, aku mau kembali, lagipula sudah mulai malam. Hati-hati di jalan, sampai jumpa di sekolah besok," ucap rudy, lalu dia sedikit mengusap kepala ali sebelum pergi.
''Dah'' ali berkata lirih saat melihat rudy sudah jauh dari tempatnya sekarang.
Ali melihat handphone nya, karna ia sebenernya tak tahu sekarang jam berapa.
19.3O WIB
Ali agak sedikit terkejut, ternyata sudah lumayan larut malam. Ia juga langung bergegas menuju kembali kerumah.
Di perjalanan menuju rumahnya, ali melihat seseorang sedang terduduk lemas di trotoar. Jadi ali berinisiatif untuk melihat siapa itu.
Ternyata setelah dilihat dari dekat, ternyata orang itu adalah sam. Teman sekelasnya. Tapi karna kasihan, ali tetap menghampirinya.
"Sam?" tegur ali.
Sam yang sedang menunduk, perlahan mulai melihat kearah ali. Dia tersenyum sedikit, "hai ali. Lo ngapain disini?"
"Harusnya aku yang nanya kaya gitu, kamu ngapain disini? Sendirian lagi"
Sam kembali tersenyum sebelum menjawab, "gue abis ditolak, li"
Ekspresi ali langsung berubah menjadi prihatin, "ditolak siapa? Kok bisa dia nolak kamu?"
Sam terkekeh pelan, "lo tau kan gue suka sama aleks? Tadi sore gue coba nembak dia, tapi ditolak"
"Seriusan, kamu nembak aleks? Dia kan dikenal karna selalu nolak semua orang yang nembak dia"
"Iya gue tau, gue tuh mau nyoba aja. Kalau gue yang nembak, dia bakal nerima gue gak ya. Ternyata sama aja"
Ali tertawa kecil, "salah mu toh, udah tau si aleks emang gak mau pacaran. Malah nyari penyakit sendiri"
Ucapan ali tidak salah, sam memang sudah tau apa konsekuensi dari perbuatannya. Lalu perlahan sam mulai tertawa sarkas dengan candaan ali.
"Yaudah deh, li. Gue mau balik, mau pulang bareng?" tawar sam pada ali.
"Gausah, rumahku juga udah deket. Kamu pulang aja sendiri, inget jangan melamun!" tolak ali.
"Iyaa baweell," ujar sam, ia juga sedikit mencubit pipi ali lalu pergi begitu saja.
"Ish, dipikir gak sakit kali ya"
ପ૮๑ᵔ ᵕ ᵔ๑ აଓ ˚。 ⊹ ꒰ఎ ♡ ໒꒱ ⊹ 。˚
Haii, sorry la lambat sikit nak update. Tak ada ide, jadi bingung nak ketik ape..
Btw thanks untuk 100 view nyaa~ tak sangka akan secepat ini, thanks..
Don't forget to vote and comment!
See u in the next chapter
-with love, ion.
![](https://img.wattpad.com/cover/368724862-288-k319761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sementara tapi berarti [RuLi] Hiatus.
FanfictionMemang benar, kalau sahabatan. pasti salah satunya ada yang jatuh cinta? mungkin bisa kubilang iya. memang salah jatuh cinta pada sahabat sendiri, tapi.. dia begitu sempurna untukku. tapi apakah dia juga memiliki perasaan yang sama denganku? entahl...