Prolog

461 242 292
                                    

Welcome to my story

Kalian tau cerita ini dari siapa/dimana?

Absen dulu dari kota/desa mana?

Siap buat baca? Kasih emot☁

Siap buat baca? Kasih emot☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Di gedung rumah sakit yang bernuansa putih polos ada seorang pria yang memakai jas dokternya serta stetoskop menggantung di lehernya. Dengan langkah lebarnya, pria itu menuju kamar pasiennya. Saat berjalan, banyak perawat dan dokter menyapanya, ia hanya membalas dengan senyuman tipis saja.

"Pemulihannya sangat bagus."

"Minta tanda tangan saya untuk surat pulang besok sore," ujar Dokter Aksa.

Setelah mengatakan itu dirinya membalikkan badan bersiap untuk keluar dari ruangan tersebut. Namun, langkahnya terhenti ketika sang pasien memanggilnya.

"Dokter Aksa." panggil pasien.

"Terima kasih banyak untuk beberapa hari ini. Apakah kedepannya tante bisa mencarimu lagi?" tanya pasien.

Dokter Aksa mengangguk, "Datanglah kembali untuk pemeriksaan rutin setiap dua bulan sekali."

"Bukan untuk berobat, tapi untuk melihatmu." Dokter Aksa tersenyum paksa dan menoleh kepada rekan kerjanya yang menganggukkan kepalanya, "ini putri tante, namanya celya. Kalian sama-sama anak muda, ayo kenalan." Pasien itu mendorong anaknya agar lebih mendekat dengan Dokter Aksa.

"Dokter Aksa, berikan nomor telponmu." Pasien itu merogoh saku bajunya untuk mengambil ponselnya.

"Maaf tante, Dokter Aksa sudah punya pacar." bohong Dokter Abi agar tante itu tidak lagi memaksa Dokter Aksa, "Ini sungguhan, yaitu Dokter Amora dari Rumah Sakit kami."

"Ehem." Dokter Aksa berpura-pura batuk dan melihat ke arah Dokter Abi yang tersenyum puas melihatnya.

Namun, pasien itu bersikeras memaksa Dokter Aksa untuk memberikan nomor telponnya, "Dokter Aksa, berikan nomor telponmu,"

Beberapa suster dan dokter yang ada di sana menahan tawa mereka melihat situasi saat ini, Dokter Aksa yang dipaksa untuk memberikan nomor telponnya kepada pasien, "Aku baru ingat, direktur ada urusan mencariku," tutur Dokter Abi.  Dokter Aksa menatap tajam wajah Dokter Abi, "Aku pergi dulu." Dokter Abi sudah berlalu pergi dari ruangan itu.

Pasien itu masih berusaha untuk meminta nomor Dokter Aksa, "Dokter Aksa, berikan nomor telponmu. " Untuk kesekian kalinya pasien itu mengatakan hal yang sama.

Dengan terpaksa memberikan nomor telponnya kepada pasien, pasiennya yang satu ini sungguh gila bukan?

"Terima kasih."

Dokter Aksa berlalu pergi dari sana bersama beberapa suster di belakangnya.

Sepeninggal Dokter Aksa, pasien itu mencoba untuk menelpon nomornya, "Mama bantu kamu telponnya dulu, ayo!" ujar pasien itu dengan penuh kegembiraan.

Anaknya mulai mendekati ibunya untuk membantunya menelpon nomor Dokter Aksa.

"Halo, ini pihak Rumah Sakit Deta. Ada yang bisa kami bantu?"

Tutt

Sambungan langsung diputuskan secara sepihak oleh ibu dan anak itu mereka saling tatap, niatnya untuk mencari jodoh untuk anaknya sekarang gagal.

****

"Biasanya tidak kelihatan. Kak Aksa itu hanya fokus bekerja," Dokter Abi menjeda ucapannya, "Jangankan mau pacaran, dia bahkan jarang pulang ke rumah."

Suster yang ia ajak berbicara itu bukannya fokus memperhatikan dia, tetapi mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dan ternyata orang yang sedang mereka bicarakan sedang berjalan ke arah mereka.

Suster itu sudah mengode bahwa untuk berhenti berbicara. Namun, Dokter Abi masih saja mengoceh karena ia tidak tahu jika ada Dokter Aksa di belakangnya, "Jadi, menurutku, dia dan Dokter Amora...."

"Ekhem!" belum sempat Dokter Abi menyelesaikan kata-katanya dirinya langsung menoleh ke belakang saat merasa aneh dengan tingkah laku sangat suster. Dan betapa terkejutnya ia melihat Dokter Aksa yang sudah berdiri di belakangnya.

"Kak Aksa."

"Perbanyak belajar, kurangi gosip!"

"B-baik." Setelah mengatakan hal tersebut kedua insan yang tengah bergosip tadi segera pergi dari sana begitu juga dengan Dokter Aksa.

****

Rumah Sakit Deta 2

Itulah logo rumah sakit yang tertera di laptop Dokter Aksa, ia menarik kursi untuk dirinya duduk.

Akhasa Wiyataraka Abimanyu, atau sering disapa dengan Dokter Aksa ia mempunyai paras yang tampan dan bertubuh tinggi, rahang yang tegas serta hidung yang mancung. Dirinya dulu pernah kuliah di Harvard University, dirinya lulus dengan nilai terbaik yaitu 99,5 dan berakhir menjadi dokter di Indonesia.

Dokter Aksa sedang membuka laci meja kerjanya dan mengambil sebuah dokumen disana, entah dokumen apa itu?

Surat Pengajuan Pindah Departemen

tunggu, apakah Dokter Aksa akan pindah dari Rumah Sakit Deta ini?

****

Dokter Aksa mau pindah kemana ya?😱

Seru gak ceritanya?

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen.

Sekian terima Haechan.

Sumpah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang