Nobar

91 12 0
                                    

Ian jalan cepet kearah warcen ga lupa dengan senyum cerahnya, "Gelo ya?" tanya Gaga yang ngeri sendiri liat temennya senyum-senyum sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ian jalan cepet kearah warcen ga lupa dengan senyum cerahnya, "Gelo ya?" tanya Gaga yang ngeri sendiri liat temennya senyum-senyum sendiri.

"Nobar lah nobar." kata Ian dengan mata memohon ke Ami.

"Nobar apa ai maneh?" tanya Ami bingung.

"Persib final cok, masa maneh ga tau?" tanya Ian setengah heran.

"Oh ya kan urang mah ga pernah update sepak bola atuh." kata Ami dengan wajah tanpa dosanya.

Ian sampe jawdrop, karena ini yang dibahas adalah Persib. Klub kebanggaan kota Bandung. Ya kali kan temen-temennya pada ga update.

"Sumpah maneh teh ga tau?" tanya Ian kecewa.

"Ngga, urang selesai acara hut kelurahan langsung fokus skripsi kan ga sia-sia sekarang udah mulai bab 3." jelas Ami memberi alibi.

"Maneh?" tanya Ian ke Gaga, "Urang ga suka main bola jadi mana tau." jawab Gaga santai sambil aduk kopi sachet yang baru diseduh.

"Gini banget anjing punya temen!" tantrum Ian sambil duduk di hadapan Gaga.

"Ya maneh kalau mau adain nobar, adain aja apa susahnya. Lagian nyetadion aja sana biar banyakan" kata Gaga.

"Ya terus nontonnya sama siapa tolol? ke stadion mahal anjing tiketnya gaji siaran belum turun." kata Ian ga kalem.

"Kalem euy, aya naon ieu teh?" tanya Bapaknya Babas yang kebetulan lewat.

"Pak Bim, nobar persib lah disini nanti." ajak Ian semangat.

"Hayuk Ian, ntar Bapak ajakin yang lain." jawab Bapaknya Babas ga kalah semangat.

"Oke siap, ngke urang atur lah gampang ku Ian, Pak Bim bagian marketing." kata Ian sambil nyengir lebar.

"Gampanglah, sok ya pasang layarna, jam 6 apal pinuh weh didieu." jawab Bapak Babas terus pamit duluan buat pergi lagi ke tempat kerjanya.

"Hade lah Pak Bim, emang sohib urang di persepakbolaan mah cuma bapak-bapak gang." kata Ian.

"Izin dulu sama Bi Nani terus izin juga pinjem infocusnya ke si Ami." kata Gaga.

"Teu kudu lah pasti oke-oke wae, nya Bi?" tanya Ian setengah teriakdi akhir ke Bi Nani yang cuma dibalas acungan jempol sama Bi Nani.

"Ka urang izin heula anjing." kata Ami sembari lempar bungkus rokok kearah Ian.

"Hayang pan dihargai? Ai ka urang tidak menghargai." pundung Ian.

"Tobat aing mah kalau si Ian udah bahas bola." kata Ami udah muak dengan drama Ian kalau soal perbolaan.

"Tanya si Babas biasanya ikut nobar dia." kata Gaga memberi saran.

"Ada latihan silat kalau hari Minggu. Makannya urang ngajak maraneh." kata Ian.

"Padahal udah mau digusur eta tempat silat masih we." kata Ami memberi tanggapan dan diangguki Gaga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetangga emang gitu | 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang