00

389 50 9
                                    

Tanpa terasa kau curi hatiku
Dengan berbeda caramu menaklukan hati kecilku

.

.

.

Porsche panamera hitam itu memasuki area bandara, tepat didepan prempuan cantik dengan rok levis dan kaos putih bersama dengan blazer sebagai luaran nya.

"Chubby." Sapa pemilik porsche yang berada di belakang kemudi, sembari turun dan membantu membawa memasukkan koper.

"Ih kak Alvin! Stop call me Chubby." Jawab gadis berwajah tirus, sembari memasuki mobil mewah jemputan nya.

"Cuma kamu lho chubby, yang manggil aku Alvin selain bunda."

"Terus? Ah kakak gak mau di panggil Alvin? Yaudah maaf kak Jean dan berhenti manggil aku chubby."

"Gak usah minta maaf, kamu bebas kok manggil aku apa aja, juga kenapa sih aku gak boleh manggil kamu chubby?."

"Aku tuh udah gak chubby lagi, juga manggil chubby sama aja kakak gak respect sama diet dan perawatan aku selama ini."

Jean Alvino tertawa kecil, sembari mengelus puncak kepala dari gadis yang ia panggil chubby. Gadis yang merupakan anak dari teman ibu nya. Yang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh keluarga nya.

Hari ini gadis itu datang ke Bali untuk magang, di kantor cabang milik Jean disini. Kebetulan Jean memang sedang berada disini untuk memantau cabang baru nya.

Sehingga ia dititipkan oleh keluarga si cantik serta keluarga nya sendiri untuk menjaga Suzy, karena ia pun memiliki tempat tinggal disini berupa villa pribadi. Ya gadis cantik ini bernama Suzy.

"Kak, ini serius gapapa kah aku tinggal di villa kakak, maksud ku, aku kan udah magang di kantor kakak terus dikasih tempat tinggal juga dari kakak, apa gak ngerepotin?." Tanya gadis dengan wajah seperti kelinci, menatap Jean lekat lekat.

"Kamu kan udah sering ngerepotin, kenapa baru nanya sekarang?." Tanya Jean balik, dengan nada usil.

"Ihh, aku tuh nanya karena gak mau ganggu privasi kakak, gimana pacar pacar kakak? Yang bule sama yang orang sini, kalau tau ditempat tinggal pacar nya ada cewek lain."


"Dapet info darimana kamu?."

"Bang Yohan, temen temen nya kakak juga ngomong begitu kok."

"Kok bisa dapet info dari temen aku? Deket kah kamu sama mereka?." Tanya Jean.

Tapi diabaikan oleh Suzy yang sedang melakukan panggilan video, disebrang sana terlihat 2 prempuan paru baya yang cukup familiar. Ibu dari Jean dan Suzy.

"Bunda Suzy udah sampai, ini udah sama kak Jean." Lapor Suzy sembari melambai dan mengarahkan kamera ke arah Jean.

"Hai bund, anak cewek nya udah sampe." Kata Jean, mendekat pada Suzy, menjadikan bahu Suzy sebagai sandaran kepala nya.

Sehingga ia dapat mencium aroma parfum dari Suzy. Membuat tubuhnya menengang dan sebisa mungkin bersikap tenang.

"Tolong titip sama jaga Suzy ya bang, dia baru ini merantau biasanya keluar kota cuma jalan jalan doang."

"Iya, untung aja Jean disana, tante khawatir soalnya, dunia luar tuh bahaya, apalagi adek kamu itu belum dewasa banget."

"Ih apaan sih bunda." Kata Suzy, tak Terima.

Jean mengangguk, sembari kembali fokus ke jalanan. Mendengarkan perkataan dari Bunda nya dan juga Ibu Suzy.

"Kayaknya, sumber bahaya sebenarnya aku deh bund." Ucap Jean dalam hati.

Sembari melirik Suzy yang tengah cemberut, sembari mengikat rambutnya seperti sanggul menampakkan leher putih. Membuat Jean menghela nafas panjang, menahan diri untuk tidak menarik Suzy saat ini juga.

"Damn i want her."

.

Mas Jean dan Mbak Suzy versi lain wkwkwkwk

Hanya kamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang