4

835 46 2
                                    

Mereka berdua pun turun ke lantai bawah lebih tepatnya ruang makan, anggota geng Aodra yang duduk nyantai di depan tv langsung menatap ke arah Sakala dan Kaia, bahkan Arthur yang baru sampai juga menatap mereka.

"KAIAAAA" Chiro memanggil Kaia dengan histeris, "ahh semalem kenapa gak minta tolong gue aja? huhu lo udah dirusak Sakanjing" lanjutnya saat sudah berada di depan Kaia lalu memeluknya sambil menangid bombay.

"Ih kok nangis? jangan nangis, gue gapapa maaf ya udah bikin khawatir" Kaia membalas pelukan Chiro, omong-omong sedari tadi Kaia itu tidak berdiri sendiri melainkan dibantu Sakala dengan melingkarkan tangannya di pinggang Kaia.

"Lo pasti di paksa kan semalam? jujur aja"

Tentu Kaia langsung panik, "eh enggak kok semalam kita, ehm.... itunya.. udah itu kok anu" Kaia malu sekali sehingga bicara pun jadinya ya begitu, "Sama-sama sadar, iya, sama-sama sadar" ya Kaia harus berbohong sedikit, tapi tidak sepenuhnya salah juga kan, yang semalam memang gak sadar, tapi kan pagi tadi iya.

Chiro tampaknya masih belum percaya kentara karena dia masih menatap Kaia dengan tatapan menyelidik,

"Lo gak usah bohong sama gue, jujur aja, lo di ancem kan?"

Belum sempat Kaia membalas, tangannya keburu di tarik oleh Sakala ke arah meja makan, yang memang sudah tersedia makanan.

"Dia belum makan dari kemarin, tunda dulu bacotnya" ucap Sakala sambil berlalu begitu saja dari hadapan Chiro, membuat Chiro merenggut kesal dan kembali ke arah tempat duduknya tadi.

Di meja makan Kaia dan Sakala makan tanpa suara sambil berhadapan, sedang enak-enaknya makan tiba-tiba ponsel Kaia berbunyi membuat perhatian keduanya langsung tertuju ke arah alat elektronik itu.

"sebentar ya kak" Kaia merasa tidak enak karena ponselnya yang tiba-tiba berbunyi dan menganggu waktu makan Sakala.

Sakala hanya mengangguk singkat dan melanjutkan acara makannya, meskipun sedang makan telinga Sakala dapat mendengar percakapan Kaia di telfon, ya namanya juga berdekatan pasti kedengeran.

"halo iya tan- mama?" Kaia menempelkan ponselnya di pipi kanannya,

"kemana aja kamu? gak pulang dari kemarin" suara khas wanita dewasa terdengar ketus,

"em, dari pulang sekolah aku memang gak ke rumah, soalnya ada tugas kelompok bareng Chiro dan deadlinenya besok, jadi aku ke apartemen Chiro, cuma karena kemaleman selesainya jadi aku nginep" Sakala terus menatap Kaia yang sedang berbicara di telfon, dari panggilan Kaia sih yang menelponnya itu mama nya.

"bagus ya kamu gak pulang kerumah, gak izin gak ngasih kabar, udah mulai nakal kamu?"

"Bukan gitu, iya maaf aku emang lupa ngabarin. Maaf mama"

"pulang sekarang, awas aja kamu. Sekali lagi kamu gini saya laporin ke Daddy mu"

"iya aku udah mau pulang kok"

Setelah mengatakan itu, telponnya pun mati, Kaia hanya bisa menghela nafas dan itu tidak luput dari pandangan Sakala.

"kenapa?"

"mama ku nelpon suruh pulang"

"oh oke, nanti gue anterin, lanjutin dulu makannya"

Kaia hanya menganggukkan kepala, Kaia juga berpikir dengan kondisi nya yang susah untuk berjalan, harus naik ojol, sebenernya boleh saja sih taksi, tapi Kaia juga menggangap ini sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dari Sakala atas kejadian semalam.

Setelah mereka berdua selesai makan, keduanya langsung menuju ke ruang tamu untuk berpamitan sekaligus mengambil tas Kaia, pakaian Kaia pun sudah berganti menjadi seragam Chiro, pemiliknya tau? tentu saja, tidak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The badboy become to papa (Mpreg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang