𝙘𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 1(𝙩𝙖𝙣𝙜𝙜𝙪𝙣𝙜 𝙟𝙖𝙬𝙖𝙗)

82 0 0
                                    


________________

Ghea menghela nafasnya kasar, sudah sedari tadi ia harus membersihkan perpustakaan ini, sudah jelas ini suruhan Abi.

“Ketua osis bajingan!” teriak Ghea kencang, pas banget perpustakaannya lagi sepi, jadi ia bisa dengan tenang berteriak seperti itu.

“Gue cium lo kalau ngomong gitu lagi,” ucap Abi yang membuat Ghea jantungan.

“Anjing, bikin kaget!” kesal Ghea yang kemudian melempar buku ditangannya, untung sempat Abi menangkap buku lemparan itu.

“Ngomong kasar lagi gue cium brutal lo,” ucap Abi santai.

“Otak lo ciuman mulu ya?” tanya Ghea kesal.

Memang kalau bersama Abi pasti selalu membuat kesal.

“Iya, pengen cium lo, buka baju lo, buka ro-”

Brukh..

Kali ini buku lemparan Ghea mengenai masa depan Abi yang membuat sang empu meringis kesakitan.

“Sakit?” tanya Ghea santai.

“Anjing lo Ghe, sakit tolol!” umpat Abi yang masih memegangi masa depannya disana.

“Lagian lo omongannya porno mulu!” tegas Ghea.

“Kan kebutuhan, kalau kaya gini gimana gue bisa ngewein lo?” tanya Abi membuat Ghea frustasi.

“Berisik!, bisa ga sih ga bahas ngewe sehari aja?” ucap Ghea yang digelengi oleh Abi.

“Gabisa, kebutuhan udah itu!” tegas Abi lagi.

“Serah lo deh,” ucap Ghea malas menanggapi Abi.

“Tanggung jawab lo,” ucap Abi.

“Tanggung jawab apa? Lo yang salah kok malah gue yang tanggung jawab,” balas Ghea.

Abi menarik Ghea kearah dinding dan mengunci pergerakan tangan Ghea.

“Abi, apa-apaan!” teriak Ghea berusaha lepas dari Abi tapi sayangnya tidak bisa.

“Adek gue kesakitan ni, elus dulu atau engga ditiup atau kalau mau langsung masukin ke mulut lo juga boleh,” ucap Abi frontal membuat Ghea makin merinding dibuatnya.

“Teriak gue nih,” ucap Ghea membuat Abi tertawa.

“Gabisa Ghea, gak ada yang dengar, jam masuk udah bunyi dari tadi,” balas Abi membuat Ghea berkaca-kaca.

Sedetik kemudian Ghea menangis, Abi yang melihat itu kaget dan melepas cekalan tangan Ghea.

“Lo nangis beneran Ghe?” tanya Abi.

Setelah Abi menanyakan hal itu, Ghea semakin menangis kencang.

“Njir, Ghe maaf, gue cuman bercanda aja tadi, yakali gue nganuin lo disini,” ucap Abi yang sebenarnya ia sedang bingung apa yang harus ia lakukan pada Ghea.

Ghea tak menjawab apapun, ia hanya menangis dan menangis. Abi yang tadi kebingungan pun langsung membawa Ghea kedalam pelukannya.

“Maaf Ghe, Maaf,” ucap Abi sambil mengusap kepala Ghea agar cewek itu tenang.

Ghea yang berada dalam pelukan Abi masih menangis kencang, namun tiba-tiba.

Bughh.

Abi meringis kesakitan saat Ghea meninju perutnya.

“Dasar bocah mesum, lo pikir gue takut sama lo, wlee!” setelah mengucapkan itu, Ghea berlari kabur ketika Abi tengah kesakitan.

Abi barusan saja ditipu oleh Ghea, tapi bukannya kesal Abi malah tertawa sendiri, entahlah baginya Ghea terlihat lucu.

“Awas aja nanti,” ucap Abi.
.
.
.
to be continued...

ketos nakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang