𝙘𝙝𝙖𝙥𝙩𝙚𝙧 3 (𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞)

68 0 0
                                    


________________

Sinar matahari yang hangat membangunkan Ghea dalam tidur nyenyaknya, matanya terbuka sedikit dan sekarang Ghea menyadari kalau dirinya sedang berada dikamarnya sendiri.

“Njir, cuman mimpi,” ucap Ghea pelan, ia segera bangun dan melihat kesekitarnya, untuk memastikan lagi kalau ia memang dikamarnya.

“Asli, gue beneran mimpiin Abi?” teriak Ghea tak percaya kalau ia memimpikan hal mesum dengan Abi diperpustakaan.

“Gila, kenapa harus dia sih, kenapa ga taehyung bts aja?” seru Ghea mengacak-acak rambutnya kesal.

Ghea kini melihat jam didindingnya kemudian membulatkan matanya lebar.

“Jam setengah enam!” teriak Ghea yang segera keluar dari kamarnya, jika tidak ia akan terlambat dan dihukum oleh ketos mesum itu.

Ghea meringis kecil ketika keluar kamarnya, ada banyak sekali kotak kardus yang berantakan disana. Ya, karena Ghea baru saja pindah ke apartemen ini.

Ghea tak menghiraukannya, Ghea langsung beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap.

Selang beberapa menit Ghea keluar dari apartemennya dengan seragam yang rapi, kini dia mematung kaku karena melihat cowok yang keluar dari apartemen bersamaan dengannya.

“Abi?” seru Ghea kaget sedangkan Abi hanya mengangkat alisnya bingung.

“Lo ngikutin gue ya?” tuding Ghea menunjuk wajah tampan Abi.

“Maksud lo?” tanya Abi bingung.

“Gak usah sok belagu, lo ngikutin gue sampai lo tau apartemen gue, sampai lo beli apartemen didepan gue juga kan?” tanya Ghea mengintimidasi Abi.

Abi terkekeh kecil, “Gue udah lama tinggal di apartemen sini,” ucap Abi membuat Ghea mundur.

“Emang iya?” tanya Ghea pelan, sebenarnya cewek itu malu juga udah nuduh yang aneh-aneh.

“Malas berdebat sama lo, mending lo buruan kesekolah daripada terlambat gue hukum juga ntar,” ucap Abi yang kini berjalan mendahului Ghea.

Ghea menepuk kepalanya pelan, Ghea benar-benar malu, malah jadi keingat sama mimpinya buat Ghea jadi makin malu.

Ghea kini berjalan keluar apartemen dan mendapati Abi yang tengah memasang helmnya.

Merasa sadar dilihati Abi pun membalas tatapan Ghea, “Mau numpang?” tanya Abi.

“Gak, makasi.” tolak Ghea matang lalu berjalan kembali.

Setelah motor Abi mendahului Ghea, cewek itu kini mengerutu sendiri, ia benar-benar tidak ingin bertemu Abi, setelah mimpi buruknya itu melanda Ghea jadi malu dan ingin menghilang dari dunia ini.

Setelah lama mengerutu, Ghea sadar kalau jam ditangannya sudah berjalan mendekati angka enam, dengan sigap Ghea berlari cepat menuju halte bus.

Selang beberapa menit Ghea sampai kesekolah tanpa kata terlambat, ia menghela nafasnya lega karena hari ini tidak akan dihukum oleh Abi.

“Dasi lo mana?” tanya cowok dari samping Ghea yang sudah pasti itu adalah Abi.

Kali ini Ghea menghela nafas kesal, kenapa harus begini hidupnya.

“Mana?” tanya Abi lagi.

“Bi, please jangan hukum gue lagi, gue janji besok gue gak akan ngelakuin kesalahan lagi!” seru Ghea memohon.

“Tetap aja, lo udah melanggar peraturan, harus tetap dihukum,” ucap Abi santai sedangkan Ghea sudah menyatukan kedua tangannya masih memohon.

“Jangan, gue cape bersihin toilet, rapiin perpustakaan, bersihin gudang, semuanya, gue cape,” ucap Ghea dengan nada memohonnya.

Abi menghela nafasnya pelan, “Emang dapat apa gue kalau gak hukum lo?” tanya Abi yang membuat Ghea berdiri tegak.

“Nah, mulai kan pikiran kotor lo itu,” ucap Ghea sambil berkacak pinggang.

“Yaudah, bersihin toilet sana,” ucap Abi yang kemudian ingin berlalu tapi ditahan Ghea.

“Eh jangan dong,” tahan Ghea pada Abi.

“Oke, gue bakal turutin semua permintaan lo, tapi jangan yang aneh-aneh misalkan yang berbau porno gitu!” seru Ghea membuat Abi mengangguk pelan.

“Kalau gitu, gue mau lo jadi pacar gue,” ucap Abi yang membuat Ghea membulatkan matanya lebar.
.
.
.
.
to be continued...

ketos nakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang