#Bahagia

21 33 11
                                    

Seorang gadis berusia 3 tahun sedang berlari sambil membawa sebuah mercon (kembang api kecil), ia berlari ke belakang sebuah rumah yang lumayan besar dengan halaman yang luas dan disebelah rumah ada sebuah kebun yang selalu ditanami apa pun, seperti padi, jagung, singkong setiap tahun selalu diganti dan dengan suara tak beraturan gadis itu berhenti dan berpegangan pada pohon mangga
"Cek suwe ne FA!" (Lama banget FA!) Seorang anak laki-laki remaja dengan membawa sebuah korek menoleh ke arah gadis itu ia berambut pendek se ujung leher, matanya yang besar berwarna cokelat pekat, kulitnya sawo matang dan bibir nya yang kecil,
Berbaju pink dengan gambar bunga Kamboja ditengah dan bercelana hitam yang sedikit kebesaran
"Sek tala mas!, iki lo melorot celonoku!" Bela Falisha
Rendra hanya melihatnya lalu merapikan rambut Falisha yang berantakan karena melewati kebun-kebun yang dipenuhi dengan tangkai kecil di pohonya, akhirnya rambut Falisha membawa lumayan banyak tangkai kecil.
"Endi mercon e?" Tanya Rendra
Falisha memasukkan tangan kecilnya ke saku dan mengeluarkan 3 plastik berisi mercon kecil berwarna warni Rendra meraih salah satu Plastik, membuka nya
"Za, cekel no I" (Za, pegang kan ini) perintah Rendra kepada Faza yang sedari tadi memancing di telaga tidak mendapatkan ikan sama sekali, Faza memegang plastik berisi Kembang api kecil itu lalu datang seorang remaja laki-laki seumuran Rendra membawa kresek berwarna hitam.
"He iki lo botol plastik e, ndang wes selak onok pak lek" Kata Zegen.
Rendra mengambil kertas lalu ia bakar dan memasukkan nya ke botol plastik sebelum meleleh Rendra segera memasukan 5 butir kembang api kecil warna warni ke dalam botol dan melempar nya ke telaga, semua berlari menjauh tak lama air berguncang dan karena bunga-bunga yang berguguran di telaga yang bersih itu ledakan air dengan bunga itu menjadi pemandangan indah dengan vibes hutan bunga tak lama setelah ledakan mereka tertawa karena sedikit terkena cipratan air dari telaga Definisi memang bahagia itu sederhana ya.
                                 🪄

Hari ini adalah Hari terakhir liburan Falisha ia akan kembali ke Pandaan ya memang tidak jauh Pandaan ke Malang panjen jika naik motor hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai ya tergantung jalan raya nya juga sih, Rendra hari ini hanya berada di ruang tamu bermain handphone nya selama 2 jam Falisha mendekati Rendra yang sedang fokus dengan game nya akhr akhir ini game yang sedang populer adalah mobile legends (tidak ada sponsor)
Ya memang menyenangkan karena Falisha juga memainkannya semua teman-teman nya memainkannya dan yang mengajarinya adalah Rendra tapi  ia dibatasi dan sekarang bosan, adik sepupunya Faza sedang mandi mas Zegen lagi main bareng temen-temen lainya jadi Falisha bingung lalu melihat Rendra sendiri di ruang tamu
"Mas, ayo dolennn" (Mas ayo mainnn) Sambil menoel Noel lengan Rendra
"Sek, mariki"(sebentar)
'Victory' suara dari game itu membuat Rendra tersenyum puas Falisha melihat layar handphone yang dipegang Rendra, ada animasi kepala naga menjadi kepala naga
" Wes? " (Sudah?) tanya Falisha
Rendra menoleh ke Falisha "sepedaan njo" (Sepedaan yok) Ajak Rendra
"Sek, ngenteni Faza" Kata Falisha tak lama seorang anak berusia baru 3 tahun keluar dari kamar dengan baju biru tua polos.
"Nandi mbak?" (Kemana mbak?) Tanya Faza pada Falisha "njo sepedaan" (Ayo sepedaan)
Faza memberi hormat bak upacara lalu pergi ke belakang di ikuti Falisha.
Falisha memakai sepeda berwarna biru dengan campuran garis-garis kuning sedangkan Faza hijau dengan garis-garis biru, Rendra sudah menunggu didepan rumah sambil menaiki sepedanya yang besar, lebih besar daripada tubuhnya.
Mereka bertiga bersepada berkeliling desa, Panjen saat ini masih sangat Hijau dan asri masih lebih banyak tanaman dari pada rumah, rumah-rumah juga halaman nya masih dikelilingi tumbuhan hijau, mereka melewati perkebunan yang melimpah akan hasil panen lalu mereka beristirahat di lapangan yang dipenuhi oleh anak-anak lainya ada yang bermain layang-layang, Lempar sandal, kelereng, juga ada yang mengerjakan tugas sekolah sambil melihat lihat anak-anak lain bermain.
Kami memarkirkan sepeda kami di bawah pohon mangga yang lumayan jauh dari Lapangan,di kebun nenek kami.
Rendra sedang bermain bola dengan teman-teman lainya termasuk Zegen dan Faza, Falisha sedang membaca bersama Bilqis, Erika dan lainya
Matahari mulai terbenam itu artinya mereka harus pulang agar tidak dimarahi orang tua apalagi ini pedesaan katanya bisa diculik wewegombel hehehe, Falisha sedang bermain mobile legends bersama Faza dan seseorang datang bertamu
"Assalamualaikum!" Dan terdengar om, tante, ibu, ayah, kakung(pakde), mbah berkumpul di ruang tamu keluarga meskipun satu keluarga kami beda rumah namun satu desa, sedangkan yang lumayan jauh adalah ibuku, dan yang jauh adalah tante ku yang ada di Banyuwangi dan masih banyak lagi keluarga ku yang hampir tersebar di penjuru Indonesia.
Semua keluarga berkumpul termasuk Rendra dan Zegen mereka akan naik kelas 6 sedangkan Faza dan Falisha akan wisuda PAUD dan lanjut ke TK A, semua membicarakan hal-hal yang menyenangkan seperti tidak ada beban sama sekali pada mereka semua, Senyum, hanya senyum yang mereka tampak kan tidak ada paksaan sama sekali, semua masih lengkap ibuku 6 bersaudara 2 perempuan dan 4 laki-laki sedangkan ayahku 4 bersaudara 1 perempuan dan 3 laki-laki.
Falisha?
2 bersaudara ia anak bungsu, kakanya sedang berada di luar mengobrol dengan om dan besok kakaknya akan kembali ke Bali melanjutkan kuliah, ada yang begadang karena besok Minggu tapi tidak dengan Falisha ia harus pulang besok pagi-pagi sekali agar tidak terlalu kesiangan, Falisha tidur bersama Faza, Rendra dan Zegen mereka berdua menginap karena ketiduran, Rendra sedikit terbangun dan melihat adik perempuannya yang tertidur pulas wajahnya menghadap ke arahnya, ia mengelus pipi Falisha meskipun hanya memiliki hubungan adik sepupu tapi ia menganggapnya sebagai adiknya sendiri, "heh, wes tangi ta?" (Hei, kamu sudah bangun?) tiba-tiba suara dari Zegen membuat Rendra sedikit kaget, keduanya masih dalam keadaan berbaring namun tidak saling menghadap
"awakmu sek ae nang jeding" (Kamu duluan saja ke kamar mandi) kata Rendra sambil kembali memeluk Falisha dan mengecup kening Falisha Zegen yang baru bangun sedikit kaget karena adegan itu
"Heh, ojok koyok wong seng kate mati ae,ooo!" (Hei, jangan seperti orang yang akan mati, ooo!)
Rendra tersenyum mendengar perkataan Zegen lalu menoleh ke arahnya
"Lek misal e, masku mateni aku yak po ya?" (Jika semisalnya aku di bunuh kakak laki-laki ku bagaimana ya?)
"Hush!!" Sambil mengibaskan tanganya Zegen menyangkal keras
"Gak oleh ngomong ngunu, pean yo guduk pelaku ne, masak pean sing di hukum??" Jelas Zegen, Zegen langsung ke kamar mandi dan Rendra membaringkan tubuhnya lagi lalu memainkan rambut Falisha.
Mas,aku gak bakalan nyerah ambek pean, isok pasti isok emboh aku mati disek an, pasti Falisha sing mateni awakmu.

Eternal happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang