PART 9

72 42 8
                                    


Eyyo!!

Vote dan comentnya sangat dinantikan, yo?
Jangan lupa pencet, biar aku doain semoga cepet nikah!!

Happy reading...

Gerald meraup wajahnya kasar. Sejak tadi, tingkah Miko, Ozzi dan Zarey membuat darahnya naik drastis. Padahal, mereka sedang berada Cafe. Bisakah mereka tidak membuat keributan?

Suara kericuhan mereka cukup membuat telinganya terasa panas, apalagi Miko yang tidak bisa berhenti bersuara. Sumpah! Telinganya bisa meledak kapan saja.

"Bentar-bentar, dari pada lo semua ribut. Biar gua aja yang pesan, lagian pelayannya kemana, sih? Gak tau aja orang tampan sedunia lagi ngumpul disini."

Miko mengangkat pantatnya hendak melangkah menuju salah satu pelayan disana. Itung-itung untuk menebarkan pesona. Namun, suara Ozzi kembali membuat badan cowok itu menoleh.

"Ko. Sekalian gue nitip jus mangga, tapi mangganya jangan dipakek, ganti sama alpukat aja."

"JANCOK!!!"

Miko kembali melanjutkan langkahnya, menyesal sekali rasanya mendengar permintaan bodoh itu. Sementara Ozzi, cowok itu sudah terkekeh geli ditempatnya. Ozzi beralih menatap mereka, dengan antusias dia berkata.

"Ges! Gue mau nyurhat." Ozzi tersenyum picik kearah mereka.

"Apaan?"

"Tadi diperpus, gue lihat Pak Pororo sama Ibuk Meimei lagi berduaan. Kira-kira ngapain, ya?" tanya Ozzi sembari memegang dagunya seolah-olah sedang berfikir.

"Dih! Itu bukan curhat bodoh! Lebih tepatnya ngegosip," timpal Regal.

"Penasaran gue anjir! Pasti mereka lagi main mainan."

Pletakk!!

Gerald melempar botol kaleng kearah Ozzi, pikiran cowok itu sudah berada diluar jangkauan.

"Otak lo, Zi." Peringat Zarey menatap sinis kearah Ozzi. Ozzi mendengus kesal, padahal otak cowok itu tidak kalah bangsat dengan dirinya.

Tidak berselang beberapa menit, Miko datang dengan membawa nampan ditangannya. Padahal, pelayan sudah meminta agar mereka saja yang membawanga. Tapi, Miko bersikeras untuk membawanya.

Dengan syarat, pelayan itu mau jadi pecarnya. Aneh, tapi itulah Miko. Siapa yang bisa menolak pesona cowok itu? Pesanan itu, tentu saja disambut antusias oleh mereka. Apalagi Zarey, cowok itu sudah menyerbu duluan.

"Gak capek mata lo, Rald? Liat ponsel mulu dari tadi," celetuk Regal. Pasalnya sedari tadi Gerald terus saja bergelut dengan benda itu.

"Gak."

"Eh, Gal. Btw lu pacaran udah berapa lama?" tanya Zarey dengan mulut yang dipenuhi makanan.

"Gak terlalu lama."

"Pacar lo cantik, Gal. Jea juga cantik, pengen gue jadiin salah satu koleksi gue," sahut Miko tersenyum aneh membayangkan Jea yang akan menjadi pacarnya. Tentu saja dia akan memamerkan kepada seluruh rakyat-rakyat pribumi. Gerald menatap Miko sejenak, lalu matanya kembali menatap ponsel.

ENIGMA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang