00. Face to face

1 0 0
                                    

Seorang gadis sedang fokus memasukan baju-bajunya ke dalam koper, lalu tidak lama ia mendengar ketukan pintu dan suara pintu terbuka.

"Kamu yakin mau nerima kerjaan disana?" Gadis itu menghela nafas, sudah lebih dari 100 kali ibunya mengajukan pertanyaan yang sama sebut saja dia lebay. Tapi sungguh setelah beberapa minggu yang lalu ia memberitahukan ibunya bahwa dia mendapat penempatan kerja di kota tersebut terus saja memberikan pertanyaan yang sama.

"Mah lagian kalau asya nolak pun gabisa mamah tau sendiri kan?" Ucap asya sembari menutup koper karena di rasa baju yang akan ia bawa sudah tersusun rapih di dalam koper.

Sang ibu menghela nafas "Yaudah tapi benerkan itu dua temen kamu jadi ikut kesana? Mamah gamau kamu pergi sendirian karena mamah tau sendiri kamu kalau kumat gimana."

Asya berbalik menatap ibunya sambil terkekeh lalu merangkul sang ibu "Iya mamah tenang aja, udah ah ayo kita turun pasti ayah udah bete nunggu kita ga turun turun."

Kini asya dengan kedua temannya sedang menunggu mobil sewaan mereka datang, "Buset lama banget deh mobilnya datang, mana panas banget gila." Ucap sang teman lalu teman asya yang satunya mengangguk, lalu berbalik menatap asya yang sedang fokus pada ponselnya.

"Sya coba dong tanyain mobilnya udah sampe mana, kaki gue udah lemes banget ini kalau harus berdiri lama lagi," Asya mengangguk saat hendak menghubungi sopir yang mobilnya ia sewa tiba tiba berhenti sebuah mobil di hadapan mereka.

Sang sopir turun dari mobil sembari tersenyum canggung, "Maaf sudah membuat mba-mba sekalian menunggu lama," Asya mengangguk.

"Iya pak gapapa, kita langsung berangkat aja. Tolong pak bantuin bawain koper saya dan teman teman masuk ke dalam mobil." Sang sopir mengangguk lalu membantu asya dan teman temannya.

"Kita jadinya nginep di hotel dulu kan? Survei buat rumahnya nanti kan?" Asya mengangguk sembari menatap jovita, lalu mengalihkan pandangan ke arah jalanan lagi. "Paling besok kita kesananya, eh tapi katanya temen anna mau bantu cari rumah deket situ."

Krroookk

"Noh lo ga liat apa si anna udah ngorok gitu?" Asya menatap geli anna yang tertidur menyandar ke jendela mobil dengan mulut terbuka. "Tolong tutup jov mulutnya lebar banget itu buset."

Saat ini jam sudah menunjukan pukul tengah dini hari, dan ia baru sampai ke hotel yang akan menjadi tempat ia tidur selama beberapa hari kedepan. Setelah mengucapkan terima kasih kepada sopir lalu check in asya, jovita dan anna pun memilih tidur.

Keesokan harinya kini asya dan temannya sudah sampai di restoran tempat anna membuat janji temu dengan seorang teman yang akan membantu dia mencari rumah di daerah sini. "Temen lo yang mana na?" Ucap jovita sambil menatap anna yang berusaha mencari temannya di tengah tengah banyaknya orang yang sedang makan.

"Ah! Itu dia," Ucap anna sembari menghampiri meja yang di tempati dua orang pria yang sedang fokus pada ponsel masing-masing. Asya mengikut anna dan jovita dari belakang, dari kejauhan dia terus terpaku menatap pria berambut ikal yang sedang duduk di sebelah pria yang asya kenal sebagai teman anna yang akan membantu dia.

Di lihat anna yang sudah menyapa pria itu duluan, "Anjir kepin! Akhirnya gue ketemu juga sama lo gilaa, kita temenan lewat hp doang," Ucap anna heboh, respon pria bernama kepin pun tidak kalah hebohnya dengan anna.

Asya terdiam mendengar nama kepin, bukan kepin yang itu kan?

"Eh ini temen gue yang bakal tinggal bareng gue, ini jovita dan yang ini asya," Anna memperkenalkan asya dan jovita kepada kepin, kepin terdiam menatap asya lalu ia menyenggol teman yang sedari tadi hanya fokus pada ponselnya saja.

Teman kepin pun menaruh hp nya lalu beralih menatap gadis depannya, asya dapat melihat tatapan terkejut dari pria itu. Asya tiba-tiba lemas sembari memperhatikan baik baik wajah pria di depannya ini, rambutnya ikal dengan alis tebal, jangan lupa tatapan sayunya.

Kenapa harus secepat ini?

Face To FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang