6•

676 74 13
                                    

Tandai typo!!
●●●

"DEL! ADEEEL!" pekik seorang gadis dengan rambut di urai yang terlihat sedikit berantakan karena berlari.

Adel menghentikan langkahnya, lalu membalik 'kan badannya hingga menatap Marsha sepenuhnya. "Kenapa, Sha?"

Marsha mengisyaratkan tangannya kedepan Adel, seperti berucap 'bentar dulu' . Karena, ia sedang menetralkan deru nafasnya yang tidak teratur akibat berlari untuk menghampiri Adel. "Muthe, Del. Muthe."

Adel mengerutkan keningnya, "Muthe? kenapa sama Muthe, Sha?" tanyanya dengan tak sabaran, seraya mengguncangkan bahu Marsha dengan sedikit kencang.

"Muthe. Dia, diculik, Del," ujar Marsha dengan muka sendu-nya.

Bagai di sambar petir, Adel diam termenung saat mendengat ucapan Marsha. Ia ingat isi surat yang diterimanya kemarin sore, apa jangan - jangan Muthe di culik karena dirinya? ah sial.

"Gua, Mashel, Christian. Ah, nanti aja deh jelasinnya. Mending sekarang, lo ikut gua, ayo!" tambahnya, lalu ia menarik Adel untuk mengikutinya.

Adel yang jiwa-nya belum sepenuhnya terkumpul, hampir saja tersandung jika ia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"Sabar, Marsha. Pelan - pelan jalannya, gua bisa jatoh, ege!" gerutu Adel seraya berusaha menyamai langkah Marsha yang begitu cepat.

setelah sampai ditempat tujuan, yakni Kantin belakang di Kampus jurusan psikologi. Karena, hanya di kantin ini, yang tidak terlalu banyak orang.

"Coba ceritain selengkap - lengkapnya, kenapa Mumu bisa di culik?" tanya Adel saat sudah duduk di samping Christian, yang langsung berhadapan dengan Marshel.

Christian menghembuskan nafasnya pelan, sebelum mulai bercerita. "Tadi, pagi Alexa ngabarin gua. Katanya, hari ini dia cuma ada jadwal matkul siang."

"Okay. Terus?"

"Nah. Dia, minta izin mau ke Kos-an lo, Del. Mau main sama Indah, anak kamar 28, kalo, ga salah. Gua izinin, karena, Muthe sama Indah tuh dari SMP sampai SMA, temenan baik." Christian menghela nafas pelan, "Terus, waktu gua selesai sholat dzuhur. Gua chat Lexa, tapi, ga dibales. Alhasil, gua chat Indah di Instagram, kata Indah, Lexa udah pulang sebelum dzuhur. Gua lacak Lexa, dan udah dapet lokasi-nya," jelas Christian panjang lebar.

Adel mengerutkan keningnya merasa heran dengan pola pikir Christian. "Udah dapat lokasi-nya? yaudah, kita datangin aja? kenapa, malah kumpul ga jelas kaya gini?" cerocosnya.

"Masalahnya, ada di lo, Del. Orang yang nyulik Mumu, pengen lo," beritahu Marsha.

Adel mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu menatap Marsha dengan tatapan bingung. "Ha? gimana sih? Gua, ga paham, bro."

Marshel mendengus pelan, "Oke, kita sebut aja, orang yang nyulik Muthe itu si Jamal," ujarnya.

Marsha tertawa ringan sembari menepuk lengan Marshel lumayan kencang. "Dari sekian banyaknya nama, kenapa harus Jamal sih, Mar?"

Sedangkan, Christian hanya terkekeh pelan.

"Shutt." Adel memberi isyarat dengan jari telunjuknya kepada Marsha untuk tidak melanjutkan tawanya. "Terus, si Jamal kenapa?" tanyanya dengan enteng.

Marsha berusaha mati - matian menahan tawanya, kala Adel menyebutkan nama itu. Masalahnya, ia, jadi, ingat ke Orang Gila yang dikasih nama Jamal sama Mumuthe.

Marshel menatap jengah gadisnya yang berusaha menahan tawanya. "Si Jamal itu, bakal lepasin Muthe. Kalo, lo mau jadi penggantinya, gitu."

"Pengganti apaan, jir?"

Adelie Raina [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang