Himmel - Episode 16

5.2K 605 163
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Red carpet menjuntai lurus ke depan. Kelopak bunga bertaburan di atasnya. Seluruh mata menatap ke arah dua pasangan yang saat ini sedang berjalan di atasnya. Musik indah berputar menggiring seorang gadis cantik yang sedang memakai gaun putih berjalan bersama pasangannya. Mereka terlihat serasi. Berjalan bersama menuju seorang pendeta di ujung sana. Senyuman yang di pancarkan gadis itu membuat seorang laki-laki yang berdiri di antara para saksi merasakan sakit yang begitu mendalam di hatinya.

Mulutnya tak bersuara. Namun hatinya menjerit.

Bergandengan tangan di hadapan pendeta. Mengucap sumpah pernikahan dan melakukan ciuman cinta.

࿇ — H i m m e l — ࿇

"Hei bung! Kau baik-baik saja? Ada apa dengan kantung mata mu itu?" Wilfrid mengambil tong sampah terakhir itu kemudian di tulangnya isi tong itu ke dalam mesin penghancur sampah.

Bersama Czar, Wilfrid melakukan pekerjaan rutin mereka.

Czar hanya menghembuskan napas berat. Kantung matanya sudah menghitam. Hari dimana dia mengantarkan susu. Tidak sengaja dia mendengar percakapan tentang rencana perjodohan Miracle. Ia tidak bisa tidur nyenyak. Tiada habisnya hal buruk itu selalu datang ke dalam mimpinya. Ia bahkan sampai takut untuk tidur.

Tidak ada yang lebih buruk dari pada melihat seseorang yang begitu kita cintai menikah dengan orang lain.

Wilfrid merangkul bahu Czar. Menepuk-nepuk dadanya.  "Bagaimana jika kita minum kopi sebentar? Aku yang bayar!"

Wilfrid membelikan Czar kopi. Melihat wajahnya yang nampak lesu dengan kantung matanya yang menghitam. Membuat Wilfrid turut prihatin. Sebagai seorang teman. Dia harus menghiburnya. Pria itu mengajak Czar ke arah sebuah coffee truck. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang terutama pria untuk meminum kopi di pagi hari.

Walaupun sebenarnya minum kopi di pagi hari tidak di sarankan. Karena pagi hari waktunya hormon kortisol sedang berada dalam puncaknya.

Tidak ada kebiasaan sehat yang menikmatkan.

"Ada apa dengan mu? Kau tidak bisa tidur?" Tidak hanya membelikan kopi. Wilfrid juga membelikan sepotong roti untuk pasangan.

Czar mencelupkan roti itu ke kopi agar lebih lunak dan mudah untuk di makan. "Ya! Aku tidak bisa tidur akhir-akhir ini. Memimpikan hal yang paling kau takuti dalam hidup itu sangat buruk. Kau pernah?"

Wilfrid mengangguk lemah. Ia mengerti. "Yeah ... Itu memang buruk. Aku pernah namun tidak lagi. Kau tahu? Itu karena ..." Wilfrid menunjuk-nunjuk dada Czar. "Hati mu ini tidak mau berdamai."

Himmel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang