𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟓 𝑳𝒊𝒏𝒈𝒔𝒕𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI DI PENUHI ADEGAN DEWASA ⚠️
Dia seperti langit. Keindahannya tak terbatas. Bersinar. Sulit di gapai dan tak tersentuh. Cerminan sebuah harapan. Bersih dan tak ternoda. Penuh cinta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menatap lantai yang begitu mengkilat. Czar memasuki kamarnya. Melelahkan dia ingin melihat wajah Miracle tapi wanitanya itu sudah tertidur. Segera mandi dan tidur. Matahari cepat datang sehingga dia bisa melihat wajah Miracle kembali.
"Kenapa kepala mu terus tertunduk sayang ku, Czar? Apa di lantai ada sesuatu yang lebih indah di banding diriku?"
Suara seorang wanita— Czar menoleh ke depannya. "Ru--Ruby?!" Alangkah terkejutnya Czar menemukan Miracle yang sedang telungkup manis di atas kasurnya. Menompang dagu dengan tangannya. Pakaian sexy hitam putih yang Miracle kenakan membuat Czar menjadi gagal fokus. "Bu--bukankah kau sudah tidur? Dan ... Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"
Kegugupan Czar membuat Miracle merasa gemas. Pria itu tidak pernah merasa tenang ketika berhadapan dengannya. "Kemarilah!" Miracle mengulurkan kedua tangannya— Menarik tangan Czar. Mendudukkan pria itu di tepi kasur.
"Ruby! Kau di kamar ku malam-malam begini. Bagaimana jika tuan Lingston tahu? Bukankah kau bilang terkadang tuan Lingston selalu masuk ke kamar mu untuk melihat mu tertidur? Bagaimana jika dia menjadi marah ketika kau tidak berada di kamar mu? Kau akan--"
"Sshh!" Telunjuk Miracle menghentikan lajuan bibir Czar. "Kau terlalu banyak bicara."
"Ru--Ruby ..." Suara Czar bergetar begitu Miracle meraba bahunya.
Miracle meraih bibir Czar untuk di pungut. Membuka satu persatu kancing kemejanya. Menjilati tiap inci kulit leher Czar. Menekuk lututnya di bawah kaki pria itu.
Czar menghentikan tangan Miracle yang ingin menurunkan resleting celananya. "Ru--Ruby! Aku, aku belum mandi! Tubuhku bau dan lengket."
"Benarkah? Tapi aku tidak merasakannya. Yang ku rasakan saat ini hanyalah gairah mu saja."
Czar tidak mau Miracle menyentuhnya dalam keadaan kotor. Penuh kuman. "Aku akan mandi sebentar. Tubuh ku kotor Ruby. Kumannya akan berpindah padamu. Aku tidak mau kau sakit. Sebentar saja, aku akan segera kembali." Czar beranjak ke kamar mandi tanpa mendengar jawaban dari Miracle.
Czar masih saja merasa gugup ketika berhadapan dengan Miracle. Hanya di saat seperti ini. Miracle sangat nakal dan liar. Senang sekali menggodanya. Menghadapi Miracle yang seperti itu sangat sulit. Jantungnya berdebar kencang. Paru-parunya tak bisa mengalirkan oksigen dengan baik. Tubuhnya kotor. Penuh kuman dan lengket. Bau keringat yang tak sedap keluar dari tubuhnya. Czar tidak mungkin menyentuh Miracle dalam keadaan seperti ini. Jadi pria itu mandi membersihkan dirinya.
Czar di kejutkan dengan sebuah tangan ramping. Dengan kuku panjang nail merah merona yang memeluk pinggangnya. "Ru--Ruby?!" Dari punggungnya. Czar bisa merasakan gundukan tumpul dengan jelas. Hangatnya kulit lembut dan kenyal. "Ruby! Apa yang kau lakukan?! Kau bisa sakit jika mandi di malam-malam begini!"
"Kesabaran ku sudah habis menunggu mu selama enam tahun Czar. Aku tidak akan pernah menurut lagi jika kau meminta ku menunggu."