𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟓 𝑳𝒊𝒏𝒈𝒔𝒕𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI DI PENUHI ADEGAN DEWASA ⚠️
Dia seperti langit. Keindahannya tak terbatas. Bersinar. Sulit di gapai dan tak tersentuh. Cerminan sebuah harapan. Bersih dan tak ternoda. Penuh cinta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mary menunduk tak berani melihat wajah Miracle. Hidupnya akan berakhir sudah. Ia akan kehilangan pekerjaannya ini. Dan bisa saja dia tidak akan di terima di perusahaan manapun lagi— The power of Lingston's Princess. Mary menggerutuki Kelakuan bodohnya. "Nona ..."
Satu tepakan keras dari Miracle mendarat di pipi Mary. Penuh amarah, rasa tidak menyangka jika Mary akan mengkhianatinya. Wanita yang sudah Ia anggap seperti temannya sendiri berani menggoda prianya.
"Nona ..." Mary berlutut di bawah kaki Miracle. Ia tak mau menjadi gelandangan. Yang berakhir mati dengan kelaparan. "Maaf nona, aku ... Aku tanpa sadar--"
Miracle menarik rambut Mary dengan kuat. Memaksa kepalanya untuk mendongak. "Kau sadar atau tidak. Tidak akan mengubahnya! Kau yang paling tahu betapa aku memperjuangkannya. Berani sekali kau mengkhianati ku!"
"Nona, maafkan aku nona. Hari itu aku melihat mu bercinta dan sejak saat itu aku tak bisa berhenti memikirkannya."
Miracle berdecih. Wanita yang terlihat lugu ini seorang jalang. miracle tahu jika Marry tergila-gila dengan sex dan susah sering bergonta-ganti pasangan. Bahkan dengan sepupunya saja pernah. "Aku tahu benda murahan mu itu sangat lemah. Tapi seharusnya kau tetap berpegangan dengan akal sehat mu. Dia itu bukan milik orang. Dia itu milik ku! Dia milik ku! Aku tidak peduli sedekat apa orang itu dengan ku. Jika dia berani menggodanya aku tidak akan pernah memaafkannya!"
Akar-akar rambut Marry terasa begitu tegang. "Nona ... Aku minta maaf. Tolong nona, maafkan aku. Aku menyesali perbuatan ku nona. Apapun akan ku lakukan tapi aku mohon, jangan pecat aku."
"Kenapa? Kau takut menjadi gelandangan?! Kau kan sangat suka kejantanan pria keluar masuk lubang murahan mu itu. Kenapa kau tidak beralih menjadi pelacur saja setelah di pecat?! Kau jadi bisa mendapatkan dua kebahagiaan sekaligus!" Miracle menatap Marry yang mulai merintikan air matanya. Dia benci melihat pelacur di hadapannya ini. Harus dengan apa dia di bunuh? Apa Ia harus mulai dari tangannya yang sudah berani menyentuh Czar itu?
Mary gemetaran menatap bola mata Miracle yang tak bergerak sedikitpun melihatnya. Tubuhnya mendadak merinding. Tatapan itu menusuk tulang-tulangnya. "Nona ..." Miracle sangat ingin membunuhnya saat ini juga.
Miracle mempererat cengkramannya. "Kau di pecat Mary. Jangan sesekali kau berani muncul di hadapan ku lagi. Sengaja ataupun tidak." Miracle mendekatkan wajahnya— Menipis jarak di antara wajah mereka. "Saat itu juga aku akan membunuh mu."
Tidak! Mary tidak mau di pecat. Dia tidak ingin kehilangan pekerjaannya ini. Susah payah dia menunjukkan kinerja bagusnya selama ini hanya untuk menjadi orang kepercayaan dengan gaji yang tinggi. Mary tidak mau semua usahanya hancur hanya karena kesalahan tak berarti seperti itu. "Nona ... Se-- seharusnya anda berterimakasih padaku. Berkat itu anda jadi tahu jika kekasih anda itu setia atau tidak."
"Hei Mary! Aku tidak butuh bantuan mu soal itu! Pria ku itu sangat setia. Kau tahu sendiri seperti apa perjuangannya untuk mendapatkan ku. Bahkan jika dia seperti itu. Aku akan mengurungnya, mengikatnya di dalam kamar. Dia itu milik ku! Hanya aku yang boleh menyentuhnya!"