04

6 2 0
                                    

Setelah menyelesaikan ujiannya Alea bergegas menuju Cafe tempat bekerja. Tak ada yang spesial hari ini, hanya saja Alea kembali berjumpa dengan lelaki yang sangat ingin alea kenal. Ya, itu adalah lelaki penolong.

Sudah berkali-kali ia menolong Alea, namun Alea tidak pernah sempat berkenalan dengan lelaki tersebut.

Saat jam istirahat kerja, Alea memberanikan diri untuk menghampiri lelaki yang sepertinya sedang sibuk mengerjakan tugas.

"Hai!" Sapa Alea.

"Eh, hallo."

"Boleh tidak aku duduk di sini?"

"Silahkan saja." Alea pun duduk di depan lelaki tersebut.

"Apa yang sedang kau kerjakan?"

"Hanya tugas kuliah biasa."

"Ouh."

"Btw, makasih banyak ya." Sambung Alea.

"Untuk apa?" Jawab lelaki tersebut dengan wajah bingung.

"Untuk semuanya."

"Maksudnya?" Lelaki tersebut semakin dibuat bingung dengan ucapan Alea yang setengah-setengah.

"Maksudku karena kau selalu hadir saat aku butuh pertolongan."

"Ouh masalah itu. It's ok ga perlu dipikirkan."

"Oiya, kita belum pernah berkenalan sama sekali."

"Lalu kau mau apa?"

" Boleh tau tidak siapa namamu?"

"Boleh. Namaku Jonathan Chandra."

"Aku Alea, Alea Swastamita. Boleh tidak aku panggil kau Nathan?"

"Terserah." Dalam hati Alea berkata "dingin sekali sikap dia."

Keduanya sempat terdiam. Hingga akhirnya Nathan berpamitan untuk pulang. Alea pun melanjutkan pekerjaannya.

===============================
Perkenalan bukan untuk mengenal namun untuk mengenang. ~ Alea 21 Mei 2024.
===============================

Saat ini alea tidak takut lagi masalah finansial, karena ia yakin perlahan bisa mengumpulkan uang untuk mewujudkan impiannya.

Dari gaji yang ia dapat, sedikit ia sisihkan untuk keperluan di masa yang akan datang.

Bisa dikatakan saat ini ia sedang sedikit beruntung, walau tak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya tapi ia mendapatkan bos yang baik hati.

Sampai saat ini tentu ia tidak pernah tau siapa pemilik asli tempat ia bekerja. Namun, hal tersebut tidak Alea pikirkan.

Alea hanya fokus menyelesaikan semua urusan kuliahnya dan hidup sehari-hari seperti manusia tegar yang tak tau apa itu sedih.

Walau jauh di lubuk hatinya, ia sangat menderita.

Setelah selesai bekerja, Alea langsung pulang ke kos. Sebenarnya ada niatan untuk melakukan rutinitas mingguannya yakni berenang, namun melihat kondisi ekonomi yang belum baik dia urungkan niat itu.

Malam semakin larut, kepala Alea semakin ramai. Kenangan buruk masih saja berputar di kepala. Malam itu Alea kembali menangis. Ia juga tak paham mengapa akhir-akhir ini ia selalu diselimuti overthingking.

Banyak pertanyaan yang melintas di otak. Mulai tentang keluarga hingga sosok lelaki yang akhir-akhir ini selalu ada saat Alea mendapat musibah.

" Tuhan, aku kangen keluarga ku."

"Aku kangen ayah walau ia sering melukai hatiku."

"Aku juga kangen ibu walau tak pernah ada untukku."

"Apa mereka juga merasakan hal yang sama?"

"Sepertinya tidak."

"Kira-kira uang gajianku cukup tidak ya untuk menghidupi diriku sendiri?"

"Apa aku bisa lulus tepat waktu?"

"Mengapa Nathan selalu ada buat aku?"

"Sebenarnya siapa Nathan?"

"Apa dia makhluk yang kau kirimkan untukku Tuhan?"

"Entahlah aku juga ragu tentang hal itu."

Masih banyak lagi pertanyaan yang ada dalam pikiran Alea.

Lagi dan lagi ia tertidur di tempat ia merenung karena sebelumnya kepalanya sudah sangat berat dan rasa kantuk tak terhindari.

See you next part 🖤

A HOPE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang