BAB 16 : Di Balik Rencana

7 2 2
                                    

Selepas pelajaran terakhir telah usai, siswa-siswi langsung melakukan aktifitas pulang sekolah mereka seperti biasa. Ada yang menetap di kelas buat belajar, pergi ke klub, atau mungkin langsung pergi dari sekolah.

Begitu juga tiga perempuan pendendam itu, yang kini sedang belajar mandiri di ruang bimbingan karena Kyutsuki ada urusan sebentar.

Di waktu belajar mereka, Yumiko tetiba berdiri begitu saja dari tempat duduk. Membuat fokus belajar Aika dan Aiyozora menjadi buyar, kemudian menoleh ke arahnya.

Yumiko mengusap wajah runyamnya, lalu mengeluh. "Otakku gak bisa jalan sama sekali."

Tatapan datar Aika berikan. "Bukankah kau harus olahraga dulu supaya otakmu bisa jalan?"

Wajah Yumiko memerah, kemudian pandangan ia alihkan ke lain. "Tapi olahraga di depan kalian, agak gimana rasanya ...."

Melihat sikap tak biasa dari Yumiko, Aiyozora nyeletuk. "Caramu belajar memang aneh ya, Yumiko-san."

"Hehehehe." Tawa kecil Yumiko tunjukan karena tak tahu harus jawab apa.

Alis mata Aiyozora menurun—tak habis pikir melihat kelakuan temannya yang di luar nalar itu.

Sedangkan Aika, ia terdiam untuk beberapa saat memikirkan sesuatu.

Suasana kembali menjadi tenang saat mereka kembali menggerakan pensil di atas kertas putih. Suara gesekan pensil itu, diikuti dengan suara teriakan para anggota klub sepakbola dari lapangan yang semakin nyaring terdengar memenuhi seisi ruangan.

Aika berhenti menggerakan tangan, kemudian kembali membuka obrolan. "Menurut kalian, apa sejauh ini Kawahara-kun sudah menjadi pembimbing yang baik untuk kita?"

Mendengar itu, mereka berdua langsung mengalihkan perhatian pada Aika.

"Tentu saja dong. Kalau bukan karena bimbingan Kawahara-san, mungkin nilaiku gak bakal naik sampai sejuh ini." Jawab Yumiko, penuh percaya diri.

Sebaliknya, Aiyozora tersenyum angkuh sembari mengibas tangan. "Yah, walau ada beberapa kekurangan, setidaknya ia menjalani tugas dengan baik."

Aika menurungkan pandangan untuk sesaat, kemudian kembali menatap mereka berdua.

"Apa kalian masih akan tetap mempercayai Kawahara-kun, jika kita gagal nanti dalam ujian depan?"

Aiyozora dan Yumiko mematung, lalu saling menatap bingung satu sama lain setelah lontaran pertanyaan dari Aika masuk ke telinga mereka.

Tak berselang lama, Aiyozora balik bertanya. "Apa maksudmu itu, Sakuraba-san?"

***

Berjalan di lorong kelas bersama dengan Ohara-sensei di depanku. Sekarang kami berencana untuk memberitahu sesuatu pada mereka sebelum ujian minggu depan tiba.

Sebelumnya di ruang konsultasi, Ohara-sensei mengajakku untuk membahas cara menaikan nilai mereka di minggu terakhir ini.

Dan hasil dari perbincangan itu, kami sepakat untuk mengadakan sesi belajar yang berbeda dari sebelumnya.

Tapi memakai rencana ini, kami juga harus memberi tahu satu hal lagi pada mereka agar dapat berjalan dengan lancar.

Setibanya di depan ruang bimbingan, kemudian masuk ke dalam. Kami disambut oleh hawa tak nyaman yang memenuhi seisi ruangan ini.

Suasana berubah dalam sekejap di saat mereka bertiga menyadari kehadiran kami.

Ohara-sensei memiringkan kepala. "Kenapa suasananya malah jadi suram gitu tadi? Apa ada sesuatu terjadi?"

Panik, Katsubaki segera memberikan senyumnya seperti biasa, dan Orimu hanya tertawa kecil nan dibuat-buat menanggapi pertanyaan Ohara-sensei.

"Ga-gak ada apa-apa kok." Jawab Katsubaki gagap.

Project Revenge Do i going to help them get their Revenge?Where stories live. Discover now