6

978 101 7
                                    

Vote and Follow Yeorobun ‼️




Saat ini, Taehyung, Jungkook dan juga Irene sudah berada di dalam restoran yang akan mereka kunjungi. Taehyung tengah melihat buku menu dan tengah memilihkan makanan untuk Jungkook.

"Taetae, aku saja yang memesan makanannya." Rengut Jungkook.

"No prince, biar aku saja yang memesan makanan untukmu."

Jungkook mempoutkan bibirnya, dia kesal saat Taehyung tidak mengizinkannya untuk memilih makanannya sendiri. Karena Taehyung tahu, jika Jungkook yang memilihnya, namja itu akan memilih makanan yang tidak sehat.

Sedangkan Irene, gadis itu hanya terus menatap interaksi kedua pria yang ada di hadapannya. Irene rasa, sikap Taehyung terlihat begitu berlebihan saat ini.

Taehyung menyebutkan pesanannya pada pelayan. Begitu juga dengan Irene yang turut memesan menu yang sama dengan Taehyung.

"Taetae, aku izin ke toilet sebentar ya?"

"Apa perlu di antar?"

Jungkook menggeleng ..

"No, tidak perlu. Aku hanya ingin pipis sebentar."

"Apa kau bisa memegang milikmu agar air kencing nya tidak membasahi celana mu?"

Wajah Jungkook memerah saat mendengar apa yang baru saja Taehyung katakan. Dia bukan malu pada Taehyung, melainkan pada Irene. Gadis itu hanya bisa melongo saat mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Taehyung.

"Taetae, ada nuna irene, Aku malu." Rengut Jungkook.

Taehyung hanya terkekeh melihat ekspresi Jungkook. Dia tidak tahu jika Jungkook akan malu pada irene.

"Astaga, aku lupa. Maafkan aku."

"Ishh .. nuna, anggap saja kau tidak pernah mendengar perkataan Taetae ya, aku permisi ke toilet."

Irene mengangguk dengan senyum canggung yang terlihat dari bibirnya. Dan rasanya, Irene semakin aneh melihat perhatian Taehyung pada sepupunya.

"Maaf jika kau tidak nyaman mendengar ucapan ku Irene. Bagiku, kookoo masih begitu kecil, dan aku harus memperhatikan nya seperti tadi."

"Tidak apa-apa tuan, aku mengerti."

Taehyung hanya mengangguk. Toh sebenarnya Taehyung tidak peduli dengan reaksi Irene. Hanya saja, Taehyung tidak mau membuat Jungkook malu.

Sementara itu, saat ini Jungkook hanya tengah berdiri di depan pintu toilet. Dia mengambil ponsel dan menghubungi bambam.

Tuuutttt ...

Tuuutttt ...

"Hallo bamie?"

"Hallo koo, kenapa kau menghubungi ku sekarang? Bukankah kau sedang bersama tuan Taehyung?"

"Aku izin ke toilet bamie. Ada apa kau menghubungi ku tadi? Gila, hampir saja taetae curiga saat kau menghubungiku. Kau tahu sendiri bagaimana sensinya taetae pada jaehyun."

"Mana aku tahu jika kau sedang di perusahaan tuan Kim? Aku hanya ingin mengabari mu soal balapan itu."

"Daftarkan saja aku, bukankah balapannya besok?"

"Heh gila, bagaimana caranya kau meminta izin pada tuan Taehyung? Sedangkan dia pasti akan mencari mu saat kau tidak berada 24 jam bersamanya."

"Astaga, kau lebay bamie."

"Aku tidak lebay. Aku hanya sudah sering melihat kegiatan kalian berdua."

"Mmm, nanti aku akan mencari alasan untuk izin pada taetae."

"Aku mohon, jangan membuat dia curiga. Dan kau harus ingat bagaimana terakhir kali tuan Taehyung tahu jika kau balapan."

"Dia membakar beberapa motor peserta balapan dan menggantinya dengan uang. Termasuk motor ku, hikss aku jadi sedih mengingat hal itu."

"Nah, kau harus belajar dari pengalaman jika begitu."

"Apa taruhannya kali ini? Dan apa jaehyun memberi tahu mu siapa yang akan menjadi lawan ku nanti?"

"Untuk taruhannya hanya uang koo, 100 juta. Dan untuk siapa yang akan menjadi lawan mu. Aku tidak bertanya mengenai itu."

"Astaga, baiklah. Yasudah, besok kita bertemu di sekolah ya? Aku akan berbicara langsung padamu nanti.

"Baiklah, ingat jangan sampai monster itu tahu apa yang akan kita lakukan."

"Aishh jangan memanggilnya monster. Dia calon suamiku."

"Kau selalu mengaku seperti itu, padahal hubungan kalian hanya sebatas sepupu."

"Ucapan mu menyakitkan bamie."

"Sudahlah jangan berdrama. Cepat tutup teleponnya dan jangan sampai tuan Taehyung curiga."

"Oke bamie."

Jungkook mematikan panggilan teleponnya, dan kembali menaruh ponsel kedalam sakunya.

Sementara itu, saat ini Taehyung tengah gelisah dalam duduknya. Jungkook sudah 15 menit belum kembali dan dia benar-benar khawatir.

"Tuan, apa kau ingin aku menyusulnya ke toilet? Kau khawatir pada kookie kan?"

"Benar. Hanya saja, biar aku saja yang kesana."

Irene mengangguk, saat Taehyung baru saja berdiri, dia melihat Jungkook yang tengah tersenyum dan berjalan ke arahnya.

"Astaga prince, apa yang kau lakukan di kamar mandi? Kenapa lama sekali? Aku khawatir kau jatuh."

Jungkook menggeleng, dia kembali duduk di samping Taehyung dan memakan makanan yang sudah tersaji di atas mejanya.

"Antri taetae, dan aku bukan balita yang akan terjatuh saat berjalan ke arah kamar mandi."

"Tapi tetap saja aku khawatir. Lain kali, biarkan aku ikut bersama mu."

Jungkook lagi-lagi menggeleng tanpa mengiyakan ucapan Taehyung. Dan terkadang, sikap proses Taehyung membuat Jungkook sedikit risih .

"Astaga, aku ke toilet lama sedikit saja, dia seperti kebakaran jenggot. Bagaimana jika aku balapan? Apa yang harus aku katakan agar dia tidak curiga?" Batin jungkook.

Taehyung menyuapi Jungkook, dan terkadang menyuapkan sendok bekas Jungkook kedalam mulutnya. Dan Irene hanya bisa menatap iri pada keduanya. Jika Irene ingin melihat sikap Taehyung yang sebenarnya, dia bisa melihatnya saat Jungkook berkunjung ke kantor perusahaan nya.


To be continued...

My little Cousin (vkook) EnD PdF✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang