Buku Harian Jordan Amber
Dear diary,
Hari ini adalah hari yang sulit bagiku. Ibu memberi tahu bahwa kami akan pindah ke negara bagian baru karena kondisi sekarang. Aku tahu ini telah direncanakan sejak lama tetapi ibu selalu memberi ayah kesempatan untuk berubah, rasanya begitu sulit untuk meninggalkan teman-temanku dan segala kenangan indah di kota ini. Bagaimana aku bisa menjelaskan perasaanku kepada mereka? Aku merasa seperti pecundang yang meninggalkan semuanya tanpa keberanian untuk mengucapkan selamat tinggal.
Aku terus membuat hidupku tampak baik baik saja didepan mereka, aku sudah lelah dengan itu.
Aku mencoba untuk tetap berpura-pura baik-baik saja di depan teman-temanku. Bagaimana aku bisa pergi meninggalkan David dan Mia, teman-teman yang telah bersamaku saat aku membutuhkannya. Mereka adalah satu-satunya yang mengerti tentang kehidupanku. Aku merasa seperti aku akan kehilangan segalanya. Aku harus memberi tahu mereka, mereka akan mengerti.
------------------------------------------------------------
Kita akan pindah hari ini kita memutuskan untuk pergi California meninggalkan semuanya disini bahkan temanku. Semuanya telah disiapkan untuk meninggalkan rumah ini di tengah malam, aku tidak tahu harus merasa apa tentang ini, semua kenangan disini, lingkungan ini dan semua kenangan baik dan buruk telah terukir begitu dalam. Ibu tidak pantas mendapatkan perlakuan ayah terhadap ibu. Kita harus tetap melangkah maju, mencoba untuk menciptakan kehidupan yang baru dan aman untuk kita berdua. Aku membantu ibu untuk membawa barang barang untuk dimasukan di dalam bagasi secara perlahan untuk tidak membuat banyak suara, Ayah sedang tertidur lelap di depan TV dengan debu dari asbak yang berserakan di mana mana, Ugh aku tidak tahan dengan baunya, aku harus mengambil duit yang ibu kumpulkan yang disembunyikan di bawah lemari dari ayah. Setelah itu aku memasuki mobil dan ibu mulai menyetir, aku memasang lagu kesukaan ku di Airpods ku. Melihat air mata di mata ibuku membuat hatiku hancur.
Sampai di California ibu sudah menyewa rumah, tugas ku hari ini hanya membersihkan semua barang barang yang ada di mobil. Saat aku selesai beres beres tiba tiba ada-
"Permisi..." ada seorang perempuan rambut pirang berusia mungkin berusia tiga puluhan di depan pintu dengan membawa pie yang seperti nya baru matang, dia terlihat sangat ramah
"Ya ada apa?" aku menanya
"Oh kalian pasti orang baru di perumahan ini bukan?"
"Perkenalkan aku Amanda, aku tinggal disebelah rumah ingin mu, aku hanya ingin memberikan pie lezat ini sebagai ucapan selamat datang ke kalian, apakah kalian mempunyai alergi? Semoga aku tidak menambah apapun berbahaya dalam pie ini"
"Oh tidak aku tidak mempunyai alergi apapun, tapi ibu mempunyai alergi nanas"
"Perfect! Bolehkah aku menemui ibumu"
Aku tanpa memikirkan apapun aku mengizinkan Amanda masuk
"Wah kau mempunyai rumah yang sangat nyaman bukan" Amanda berjalan selagi melihat lihat kanan kiri
"Iya aku dan ibu ku mendekor sepanjang hari"
"Hebat juga kau rupanya, apakah kau seorang seniman?" ia bertanya sambil menepuk bahu ku
"Iya kebetulan aku bisa melukis tapi hanya untuk hobiku tidak lebih, hehe"
Sampai di ruang tamu aku menyuruh Amanda untuk duduk selagi aku memanggil ibu yang sedang mewarnai rambut nya merah di kamar mandi. Ibu bilang ia ingin menjadi orang yang baru dan ingin meninggalkan semua masa lalu di belakang.
"Ma ada tamu tuh, katanya pengen ketemu sama mama"
"Ya ampun mereka selalu datang di jam jam yang kurang tempat, bentar mama pakai handuk dulu"
Ibu keluar dari kamar mandi dengan senyuman yang terlihat sedikit palsu, ibu selalu melakukan ini, ia tidak terlalu suka berbicara dengan orang.
"Ma ini Amanda dia tetangga kita ma, tadi dia bawa pie" aku memperkenalkan Amanda ke ibu.
"Hai senang bertemu denganmu, kau memiliki rumah yang sangat bagus loh"
"Ah tidak, ini semua ide idenya dia, dia selalu mengubah benda yang terlihat sangat membosankan menjadi benda yang lebih menarik" kata ibu sambil mengangguk ke arah ku.
"Ohh keren ya, kalian dari mana by the way busway"
Aku merasa aneh melihat orang baru yang tiba tiba bisa langsung sok dekat ke orang.
"Oh kita baru pindah dari Missouri karena suatu hal"
"Missouri... kota yang indah bukan? Aku pernah ke kota itu aku sangat mencintai musim disana"
"Yeah, kita sudah merindukannya"
"Apakah Jordan sudah menemukan sekolah disini? Kalau belum ia sekolah di sekolah anakku saja, sekolahnya sangat cocok untuk orang seperti Jordan loh yang kreatif "
"Kau mau tidak?" Ibu melihatku dengan smirik di wajahnya.
"Yeah fine whatever" Aku memang membutuhkan sekolah dan mencari teman.kalau bisa.
Ibu dan Amanda berdiskusi mengenai sekolah itu dan aku masuk ke kamar ku karena aku sudah lelah dan tidur.
Beberapa hari kemudian aku sudah keterima di sekolah baru itu, aku mulai beberes tas ku dan buku buku pada pagi hari, aku memulai hariku dengan mandi seperti biasa, membersihkan penampilan ku dan makan roti dan jus jeruk. Dan pergi dari rumah, Aku menggunakan sepeda untuk ke sekolah. Aku sangat penasaran adakah tempat tempat menarik yang dekat dirumah ku, ku pikir selagi ku mengayunkan sepeda ku. Setelah beberapa waktu kemudian tidak terasa aku sudah sampai di sekolah baru ku ini, sudah banyak orang yang sudah sampai di sekolah.
Dengan perasaan gugup, aku mengunci sepedaku di depan sekolah dan berjalan masuk ke dalam gedung. Orang orang semua melihati ku seakan akan aku tidak mengenakan baju, tapi aku mencoba untuk abaikan karena mereka hanya penasaran dengan ku bukan? Suasana sekolah baru terasa begitu asing bagiku. Aku melangkah dan melihat lingkungannya setiap sudut, mencoba mengingat setiap detail yang kulihat. Orang-orang berlalu dengan sibuk dengan temannya di sekelilingku, Mereka berbicara di bawah pohon, di tempat parkiran mobil dan lainnya tetapi aku merasa seperti berada di dunia sendiri.
Tidak menyangka menunggu bel selama ini aku mencari-cari tanda-tanda petunjuk menuju ruang kelas baruku, dengan hati berdebar-debar. Pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan: "Akankah aku bisa berteman dengan orang-orang di sini? Bagaimana guru-guru di sekolah baru ini? Apakah aku akan cocok di sini?"
Akhirnya Bel sudah berbunyi, orang-orang bersiap siap untuk memasuki ruang kelasnya masing masing, jam pertamaku adalah kebetulan adalah kelas Fotografi, kelas favorit ku. Saat aku duduk di bangku kosong guru ku tiba tiba menyuruhku untuk mengenali diri didepan kelas, dan itu adalah perkenalan yang sangat bodoh! Apa yang ku lakukan ya tuhan. Aku tidak akan membicarakan nya lagi sampai aku mati.
Suara bel berbunyi menandakan waktunya untuk makan siang, seperti biasa siapa yang mendapatkan teman di hari pertamanya? Menyebalkan aku harus makan di meja sendirian itu sama saja umpan untuk pembully, tidak mungkin aku makan di kamar mandi, ugh menjijikan. Mau tidak mau aku harus makan sendirian. Saat aku berjalan di tempat kantin aku sudah mulai melihat grup tempat duduk di kantin, yang pertama kali ku lihat saat aku menginjakan kaki di kantin adalah para gadis populer yang norak, mereka pasti mengira kalau mereka adalah
"The Plastics" dari film iconic; Mean Girls. Menyebalkan selain itu aku juga melihat grup aneh, apakah aku harus menjelaskannya? Aku bukan siapa siapa untuk mengkritik orang tapi sudah jelas mereka bukan hanya aneh tapi mereka sangat jorok, mereka kenapa bertingkah seperti itu? Seperti menjilati meja untuk leluconnya mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ptolemaea
Teen FictionDalam perjalanan Jordan untuk menjalin hubungan dengan anak populer, Ethan, sebuah badai tak terduga membawa mereka dan enam teman Ethan lainnya ke dalam situasi terjebak di rumah liburan Ethan yang terpencil di hutan. Namun, 'after party' yang seme...