Tap! Tap! Tap!
Guk! Guk! Guk!Terlihat banyak polisi yang sedang mengejar dua orang bertopeng bersama dengan anjing polisi.
DORR!
Satu tembakan peringatan dilepaskan agar buronan mereka berhenti berlari. "BERHENTI DAN SERAHKAN DIRI KALIAN!" Tapi ucapan polisi itu tidak digubris oleh mereka, sampai pada akhirnya dua orang itu memasuki sebuah hutan.
"Kalian takkan bisa mengejar kami baka! Hahaha!" Ejek pemuda yang memakai jaket oranye. Polisi-polisi itu tetap mengejar bersama anjing pelacak agar memudahkan mencari kedua orang itu.
Akhirnya buronan mereka berhenti di ujung sebuah tebing yang di bawahnya terdapat sebuah sungai yang besar. "Ck, kita terpojok." Decih pemuda lain yang memakai jaket hitam.
"Jangan bergerak!" Seorang polisi menodongkan senjatanya. Mereka berdua mengangkat tangan dan membiarkan polisi mendekatinya. Beberapa polisi maju untuk mengikat tangan dua pemuda bertopeng itu.
Setelah menangkap dua orang itu, para polisi menggiring mereka untuk keluar dari hutan. Keadaan sudah menjadi tenang dan melegakan karena para polisi berhasil menangkap kedua pemuda itu yang berstatus penjahat kelas kakap. Mereka disebut 'The Terrorist'.
Para polisi itu sebenarnya curiga. Kenapa teroris profesional itu bisa tertangkap dengan mudah? Para polisi itu tidak tahu bahwa mereka terkena jebakan.
Tak! Tak!
Sebelum mereka menebak jawaban pertanyaan itu, tiba-tiba saja terdengar suara benda yang terjatuh. Mereka tidak terlalu memperhatikannya, tetapi itu sangatlah berakibat fatal. Kedua pemuda itu berbalik dan melepas ikatan di tangan mereka. Kenapa tidak pakai borgol? Polisi itu lupa membawanya. Kemudian mereka melancarkan tendangan sehingga polisi yang menjaga mereka terjatuh.
"Tangkap kembali!" Perintah salah seorang polisi. Saat para polisi itu maju, tangan salah satu pemuda bertopeng menekan sebuah tombol sebuah remot.
"Good bye, dear~" Ucapnya lalu berlari untuk kabur sambil menarik lengan temannya.
"A-apa?"
DUARR!
"UWARRGH!" Ternyata tombol yang ditekannya tadi adalah remot untuk mengatur ledakan granat yang sempat dijatuhkannya. Dengan sekejap para polisi itu tumbang dan tewas di tempat karena ledakan itu.
"HAHAHA! RASAKAN ITU POLISI PAYAH!" Teriaknya mengejek pasukan polisi yang berhasil dijebaknya. Berbeda dengan pemuda di sebelahnya, dia hanya menatap bosan kelakuan temannya itu di balik topengnya.
.
."Ne! Ne! Kalian dengar tidak? Tadi malam The Terrorist berhasil kabur lagi." Celoteh seorang gadis berambut pirang yang diikat ekor kuda, Ino Yamanaka.
"Iya, mereka hebat sekali bisa mengalahkan pasukan polisi itu. Aku harap mereka segera tertangkap." Sahut gadis lain yang mempunyai rambut berwarna coklat yang dicepol dua, Tenten.
"OHAYOU MINNA!" Teriak seorang pemuda berambut pirang berantakan, Naruto Uzumaki.
"Urusai Dobe!" Gerutu pemuda lain yang datang bersamanya, Sasuke Uchiha.
"Apa katamu Te-" Ucapan Naruto terputus saat suara bel masuk berbunyi. Sasuke hanya tersenyum mengejek. "Cih!"
Kelas itu berjalan lancar, suasana kelas itu tenang dan dengan serius mendengarkan seorang dosen yang mengajar di depan kelas. Ya, mereka semua adalah mahasiswa semester pertama di Konoha International University.
Pelajaran di kelas itu sempat terhenti karena ketukan pintu dari luar. Kemudian muncul seorang dosen bernama Iruka membawa seorang pemuda di belakangnya. "Gomenne minna, kelas kalian harus terganggu. Saya membawa seorang mahasiswa baru." Kata Iruka dengan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Terrorist
FanfictionNARUTO by Masashi Kishimoto Dua orang pemuda bertopeng yang diincar banyak orang. "Mereka benar-benar cerdik." Dua orang pemuda yang bahkan masih sangat muda. "Apa rencana kita selanjutnya?". Dua orang pemuda yang sangat berbeda. Hanya misi yang mer...