Happy reading ✨
*
*
*
*rintik kecil mulai jatuh dengan cepat ke arah bumi-membasahi aspal jalan raya yang terlihat mengkilap-licin. Laki-laki tinggi dengan mata setajam elang melajukan sedang moge nya ke arah kanan-samping jalan yang memang diperuntukkan untuk kendaraan bermotor ataupun mobil.
Membelah dengan cepat jalanan yang kini mulai terlihat padat dan juga hujan yang mulai turun dengan deras, laki-laki itu semakin melajukan kecepatan moge-nya hingga mulai terlihat pagar besi putih yang terbuka lebar lengkap pria berbaju satpam menjaganya, nata membuka kaca helm full face, bisa dilihat sekarang wajah tampan itu tersenyum ramah ke arah pak Eko si satpam penjaga gerbang sekolah.
Laki-laki itu turun dari motor besarnya lalu memarkir kan moge itu disamping sepeda pink lucu, nata Tersenyum tipis "sepedanya aja lucu apa lagi orangnya" batinya terkekeh geli, sembari membawakan langkahnya berjalan memasuki kawasan kelas 10.
Sepanjang koridor kelas 10 ips dan 11 ips Banyak gadis yang menyapanya, namun kaki-laki itu lebih memilih menulikan telinga dan mengabaikan. Toh nata membenci seseorang yang caper dan suka mencari muka ia merasa tindakan itu sangat menjijikan dan tak pantas untuk seseorang wanita lakukan.
"Ehh,Tumben sekolah ta" ucap Dika menatap ke arah sang wakil ketua Zerlover yang berjalan santai ke arah belakang tempat bangkunya berada.
Nata melirik, ia mengangkat satu alisnya. "Kenapa? Gue gak boleh sekolah emangnya?" Dika meneguk ludah kasar, laki-laki itu buru-buru menggeleng cepat, "gak gitu juga njirr! Heran aja gue mah bisanya Lo kan bolos sama gak pernah mau masuk kelas" nata menganguk tanda membenarkan.
"Gue lagi pengen ngerasain Kelas" jawabnya menyenderkan tubuh tegap nan atletis itu pada sandaran kursi besi. Jujur saja ya, Sebenarnya bukan tanpa alasan seorang devanata rajin untuk turun bersekolah, melainka karna ada seseorang yang dirinya tunggu-tunggu sejak lama yang ingin dirinya ditemui.
Dika Tersenyum mengejek, "lo gak sekolah aja udah pintar ta, mau Lo gak sekolah selamanya juga bakal tetap pinter tu otak! Gue heran njirr emak Lo ngidam apaan sih pas ngandung Lo? Kok bisa anaknya secerdas ini ya?" Dumel Dika tak habis tingking.
Nata terkekeh kecil, "makanya pas mama Lo ngidam makan buah bukan makan batu!" Tawa nata pecah detik itu juga, beruntung lah kelas saat ini masih kosong dikarnakan hari yang masih terbilang pagi.. jika tidak, habis sudah nata di kerubuni para gadis karna terpesona oleh tawa yang jarang laki-laki itu perlihatkan.
Dika merenggut, " Yen ibu mangan watu, aku ora bakal bisa Urip ta" ucap Dika datar.
Nata hanya tertawa kecil melihat tingkah absurd temannya yang tak tertebak itu.
*
🥀🥀🥀
*" I beg you not to take me to the front of the class again please!!" Mohon Luna menarik lengan baju kiri Andra yang sedang sibuk menyetir, bukanya malah terusik Andra malah tetap pada pendiriannya mengemudi dengan tetap tenang.
Gadis berambut sebahu itu memberengut kesal, ia melirik Andra yang masih tak terpengaruh oleh rengeknya barusan, " KA! pleaseee lah gue gak mau Lo anterin sampai kelas! Gak mau!, gak mau! TITIK!" tegasnya bersedekap dada, Andra melirik sekilas bagaimana wajah gadis itu tertekuk sebal.
"Gak! Gue bakal tetap anterin Lo sampai di kelas!" Tolak Andra menggeleng, bibir gadis itu menukik kebawah. "Jahat Lo!"
Andra menatap ke arah gadis disampingnya, alis laki-laki itu menukik satu, "kenapa gue jahat? Letak jahat nya gue ada dimana?" Luna menggeleng, "jangan pakek bahas sastra gue gak tau!" Kesalnya cemberut."Andra menggeleng heran, "serah lo lah cafwekk gue na" pasranya kembali memfokuskan pandangan ke arah jalan.
Kini tibalah mobil sedan berwarna hitam elegan itu masuk ke dalam parkiran khusus kendaraan anak SMA LENTERA HARAPAN, Andra turun terlebih dahulu disusul Luna yang masih nampak ragu-ragu untuk turun dari mobil kakaknya.
"Cepat turun woi, panas ini" keluh Andra mengusap buliran bening yang mengalir dari pelipisnya, luna yang tadinya masih nampak ragu kini mulai terlihat membuka pelan pintu mobil.
Clek!
Degh!
Luna Tersenyum kaku, berbagai pikiran buruk yang hingap di kepalanya mulai terlihat jelas dan perlahan mulai manjadi nyata, bagaimana tidak nyata coba.. saat ini mobil Andra telah di kepung oleh berbagi macam siswi di SMA mereka berada.
Tatapa mengerikan para fans fanatik Kakanya sungguh membuat bulu kuduk Luna berdiri, mengapa tidak saat ini terlihat jelas wajah berbeda-beda para gadis yang menatap tajam ke arahnya.
Luna menarik kasar lengan Seragam Andra gadis itu berjinjit kecil guna bisa membisikan sesuatu hal kepada Kakanya.
"KA ini gara-gara Lo!" Tekan Luna menatap sengit ke arah Andra yang kini mendesah lelah.
Laki-laki itu menggeleng, "tadi gue liat, mereka gak ada" ucapnya menatap datar satu-persatu wajah memuja mereka kepadanya, "sialan!" Batin Andra merutuki gadis-gadis itu.
"HIKSS KAKA SIALAN!" batin Luna berteriak, namun dengan senyum paksa yang mengiringinya.
TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Untuk Aluna [Tamat]
Teen Fiction❛❛dan pada akhirnya, aku telah kalah sebelum memulai❜❜ *** Sinopsis: Di paksa tumbuh dewasa di usia yang seharusnya masih memerlukan bimbingan orang tua bukan hal yang mudah untuk seorang "Aluna layara kayzee Dritama" Di usia nya yang baru 16 tahun...