KARIN HARDIN [Karina & Haechan]

PROLOG

KARIN POV

Pemandangan kejar-kejaran yang selalu ada di pagi hari di ruang makan keluarga ini.

Aku yang ngejar. Dia yang lari-larian berusaha melarikan diri.

Lalu berakhir dengan suara klakson motor vespa matic warna putih dan diikuti suara tawanya yang menyebar ke seluruh komplek perumahan kita.

"Dasar orang gila." Omelku yang akan selalu di protes oleh Ibu.

"Nggak boleh bilang gitu sayang sama saudara sendiri."

Bela aja terus. 😒

"Karin mau berangkat bareng Ayah?" Tawar Ayah yang udah siap dengan kemeja lengkap. Masih menjadi budak korporat, padahal usianya udah nggak muda lagi.

"Nggak usah. Karin naik bus aja."

.
.
.

Sampai di halte kesayangan. Dengan papan promosi sekolah kita tepat di sebelah halte ini.
Ada muka pacar aku tuh. 😘
Dia jadi model promosi sekolah kita untuk dua tahun belakangan ini.
Dan karna foto itu juga, aku jadi semangat naik bus tiap hari.

Sederhana memang, tapi bisa memperbaiki mood ku yang selalu dirusak Hardin, cowok dengan vespa putih tadi.

Mendekat ke papan promosi itu dan tersenyum memandang wajahnya. Eeaa.
Dalam hati seketika bergumam, -Kalau cowok ini bukan jodohku, ya kebangetan banget ya Tuhan. Aku kan udah tujuh belas tahun hidup jadi anak baik.-

.

Namaku Karin. Karin Dirgantara.
Orang menyebalkan pagi tadi namanya Hardin. Hardin Dirgantara.

Seperti kata Ibu, kita bersaudara.
Menyebalkannya lagi, kita kembar.

Kembar tidak seiras, karna muka kita bagai siang dan malam. BERBEDA.

P.S
Nggak ada yang tau kalau aku dan Hardin itu kembar, selain keluarga dan segelintir orang aja.

Lalu cowok di papan promosi tadi namanya Lingga.