Tiga🚫

131 11 2
                                    

HAPPY READING 💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-------------------------------------------

BRAK!

"Sialan! Bagaimana bisa kau melepaskan target begitu saja, Chenle! Kau tau? Itu satu satunya kesempatan kita untuk menangkap JiSung! Aaaggrhh"

Pagi ini Chenle memulai harinya dengan umpatan sang ketua tim. Dia kembali dipanggil oleh sang seniornya itu karena kegagalan misi yang dilaksanakan kemarin, padahal kan ini bukan seluruhnya salah Chenle. Pikir Chenle.

"Sunbae, sudah lah. Jangan terlalu keras pada Chenle. Kita juga salah saat itu karena langsung hilang kontak dengan Chenle, aku yakin malam itu pasti Chenle juga ketaku-

"Diamlah, Na! Sampai kapan kau membela anggota payahmu ini? Kuberi satu tugas saja dia tidak becus!"

Mendengar sang senior mulai mengeluarkan kata yang tidak enak didengar, Jaemin menyuruh Chenle untuk keluar dari ruangan dan meminta untuk menunggunya di kafe sebrang jalan sana. Chenle menurut dan langsung keluar meninggalkan Jaemin dan sang senior yang melanjutkan percakapan mereka diruangan itu.

Sambil terus menuju ke kafe itu, Chenle terus ngedumel akan sikap sang senior yang menurutnya cukup mengesalkan.

"Haaaisss! Kenapa Eric hanya menyalahkan lele?! Padahal dia juga salah kemarin. Dia yang hilang kontak dengan lele saat bertugas malah salahin orang lain. Lele mana bisa cegah si JiSung untuk tidak pergi? Orang lele aja takut setengah mati sama dia! Eerrrgg, bilang aja ga terima banget disalahin. Dasar ketua tim sialan!"

TLING TILNG!

Lonceng diatas pintu itu sigap berbunyi saat Chenle membukanya dan masuk. Suasana hatinya yang semula berapi api karena Eric -ketua tim- seketika sejuk setelah bertemu dengan suasana kafe yang begitu damai. Chenle langsung memesan satu hot latte kesukaannya pada sang barista.

"Kau pegawai baru ya? Wajahmu sangat asing" tanya Chenle yang sebelumnya memang sudah mengenal para pegawai tetap dikafe ini.

"Ah, iya. Ini hari pertama saya bekerja, yaaaa hanya pegawai part time bukan pegawai tetap" jawab sang barista selagi tangannya sibuk dengan pesanan Chenle.

"Aaa pantas saja. Tapi, tunggu! Waaahh kau sangat sangat mirip dengan seseorang yang ku kenal! Hey! Apa kau kembaran Eric?!" Tanya Chenle tak santai sambil menunjuk wajah sang barista.

"Eric? Maaf, tapi namaku Lee Jeno bukan Eric. Lagian siapa itu Eric? Jujur saja, Jeno yang ditanya dengan nada tak santai itu cukup kaget saat mendengar lengkingan namja manis didepannya ini.

"Hng? Coba senyum"

Heran? Sudah tentu. Tapi, Jeno tetap menuruti perkataan Chenle dan mencoba untuk tersenyum, sehingga terlihalah tiga garis lengkung yang tercipta. Satu garis lengkung senyumnya, dan dua lagi dari garis lengkung matanya yang seakan ikut tersenyum.

"Aaaa kau benar. Eric tidak memiliki senyum seperti ituu. Tapi, waaaaahh >< kenapa bisa mata mu ikut tersenyum?!" Beginilah sikap Chenle. Petakilan dan moodnya berubah ubah, bahkan Jeno yang masih belum mengenal namanya saja sudah dibikin heran dengan tingkah randomnya.

WANTED || Jichen 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang