Aku Riza seorang mahasiswa usia 20 tahun yang birahinya sedang di masa puncaknya. Berkulit kuning, tinggi dan berat badan ideal, serta wajah yang cukup tampan sehingga seringkali membuat perempuan dan laki-laki disekitarku melirikku dan tertarik. Aku tidak miskin tapi juga tidak kaya, ya sedang-sedang saja lah, lagipula jika aku kaya karena kepemilikan orang tua, untuk apa dibanggakan, wajib hasil jerih payah sendiri, itu prinsip utamaku. Sehari-hari aku berpakaian trendy dan biasanya membuat orang terpana akan style aku, termasuk satpam komplek.
Dalam menjalani aktivitasku sehari2, aku lebih milih transportasi publik, selain karena terjangkau, ga bikin macet, dan enak melihat orang2 terutama kalangan muda yang bodi2nya bikin kita menelan ludah sendiri. Selain kereta, dan bus, aku juga paling sering menggunakan ojol alias ojek online, dari yang ijo tua, ijo lumut, sampai yg kuning.
Sebenarnya aku di rumah ada mobil, tapi relatif boros dan cape untuk bolak balik ke ibukota dari daerahku yg ada di pinggiran. Lagipula, dari kecil aku sudah terbiasa diantar dengan mobil pribadi jadi sudah bosan. Oh ya, mama papa aku kerja di luar negeri sebagai expatriat profesional,Pukul 06.45 Riza sudah terburu2 untuk pergi ke kampus karena biasanya akan memakan waktu 1.5-2 jam.
"Mba, sarapan aku dibekal saja ya, aku buru2 nih."
Mba Tina, seorang ART perempuan di rumah Riza, berusia 30an, seringkali bertingkah genit kepada Riza padahal dia sudah memiliki suami dan 3 orang anak.
"Baik, den Riza. Segera saya siapkan."
Mba Tina menyiapkan nasi putih, opor ayam, oseng tempe, dan emping untuk bekal Riza, tidak lupa tumblernya diisi air putih dingin.
"Den, sudah siap ya bekalnya. Saya taruh di meja ya."
Riza bergerak cepat menuruni tangga dari kamarnya dan langsung mengambil bekalnya "Ok, mba. Many thanks!"Riza mengecek hape nya apakah ada notifikasi driver ojolnya sudah sampai atau belum. Riza sangat antusias naik ojol karena inilah pertama kali Riza memutuskan untuk konsisten naik ojol selama weekdays dan mengendarai mobilnya hanya saat weekend.
Ting! bunyi notif aplikasi ojolnya muncul dan terlihat foto dan nama drivernya.
Riza terperangah sejenak karena dia tidak menyangka drivernya lebih ganteng dari dirinya dan dia langsung bergerak membuka pintu dan ke depan rumah.
"Anjirrr, mimpi apa gue semalem, driver ojol gue pertama kali gantengnya gini, rejeki nomplok ini mah pagi2, cihuyyyy" itulah sebersit ucapan dalam hati Riza.
"Mas Riza ya? Ini helmnya, mas silakan dipakai." ucap driver bernama Tirta sambil tersenyum, dengan perawakan yg sangat ideal dan berkulit kuning langsat, lengkap dengan helm dan jaket ijo lumutnya, umurnya mungkin 25-29 tahun.
Riza sempat freeze selama 5 detik, dan kemudian tersadar, lalu memakai helm yg ditawarkan Tirta.
"Terima kasih, bang. Ayo cabut ke stasiun, saya buru2 nih mau ke kampus." ucap Riza
"Ok, mas pegangan saja jika memang mau ngebut ya."
Riza pun sedikit ragu memegang pinggang Tirta karena takut horny dan malah ngaceng pagi2.
Tirta bertanya lagi "Mas, buru2 kan? ayo pegangan biar enak saya bawa motornya ngebut". Motor yg dibawa Tirta adalah Honda Genio dengan jok yang relatif datar, sehingga jika Riza pegangan Tirta, pasti posisinya akan nempel dengan pantat Tirta, apalagi posisinya cukup ngebut dengan 70-80km/jam.
Karena jarak dari rumah ke stasiun lumayan jauh sekitar 10km, maka waktunya antara 15-20 menit untuk sampai ke stasiun apalagi ada 4-5 perempatan lampu merah. Udara pagi masih cukup dingin saat Riza pergi bersama Tirta, sang ojol idaman. Seiring perjalanan, akhirnya Riza mulailah mepet2 duduknya kedepan, dimana Riza mencoba menempelkan kontolnya yang setengah tegang ke pantatnya Tirta yg montok itu. Riza benar2 nekat karena pagi itu dia belum sempat mengeluarkan cairan juniornya sebelum mandi. Riza melakukan dengan sangat pelan dan hati2 karena takut Tirta menyadari kelakuan nekat Riza. Tapi karena ada polisi tidur saat melewati jalan menuju stasiun, dengan sendirinya, posisi Riza akhirnya menempel ketat dengan Tirta dan akhirnya kontolnya bisa merasakan kenyalnya pantat Tirta meskipun masih berpakaian lengkap. Tirta pun masih belum menyadari kondisi absurd ini karena dia tetap fokus berkendara dan memperhatikan situasi jalan. Tirta benar2 driver ojol yang penuh dedikasi memang dan menjalankan pekerjaannya secara profesional. Riza pun semakin baper dengan hal itu.Setelah berhenti di perempatan kedua, motor Tirta pun kembali melaju ngebut, Riza pun terpaksa berpegangan pada perut Tirta, agar posisinya tetap stabil, namun karena ada mobil yang hendak tiba2 putar balik, Tirta pun mengerem mendadak dan akhirnya posisi Riza kurang stabil dan tangannya berpindah dari perut Tirta ke junior yang dibawahnya. Riza dapat merasakan bahwa kontol Tirta besar juga menggunduk, terlebih Tirta memakai celana chino tipis sehingga bentuk dan ukuran kontolnya dapat terasa jelas jika sengaja dipegang. Riza tahu dirinya sangat nakal dan usil apalagi sama ojol idaman seperti Tirta. Riza sempat meremas singkat kontol Tirta karena kaget dan Tirta juga sempat kaget akan tangan Riza yang menyentuh juniornya tapi dianggap wajar karena guncangan didepannya.
Masih ada 2 perempatan ke stasiun, dan Riza tetap menempel ketat dengan Tirta, dimana akhirnya Tirta menyadari bahwa ada 'timun kayu' yang menempel ketat pantatnya, ya itu kontolnya Riza. Sebenarnya Tirta tahu bahwa risiko menjadi ojol dengan pantat semok, pasti suatu saat akan kena usil penumpangnya, dan akhirnya Tirta mendapatkannya pagi ini. Tirta awalnya merasa ganjil dan malu sendiri, tetapi lama kelamaan Tirta merasa nyaman dipeluk Riza di motornya. Sangat hangat dan nyaman terutama saat pagi dingin.
Melihat perubahan sikap Tirta, Riza pun mencoba mengobrol dengan Tirta untuk memecah kesunyian dan posisi duduk yang agak aneh ini.
"Bang, pagi2 udah semangat aja cari duit, memang ga dimarahin istri abang?"
"Saya masih single dan available, Mas." ucap Tirta sambil tersenyum ramah
Riza pun seperti mendapat angin segar untuk terus mendekap Tirta mesra dimana kontolnya yang sudah tegang terus menempel pada pantat Tirta yang montok. Tirta juga merasa aneh pada diri sendiri karena perlakuan Riza justru tidak menimbulkan risih atau tidak nyaman tapi Tirta makin penasaran apakah Riza ini memang homo atau hanya sekedar 'morning wood' yg butuh pelampiasan semata.Semakin dekat menuju stasiun, Riza pun berat hati mulai menjauhkan kontolnya dari pantat Tirta karena harus mengambil uang cash dari tasnya untuk membayar jasa ojolnya. Di aplikasi hanya tercatat biayanya sekitar 27rb, tapi Riza mengeluarkan pecahan 50rb. Riza ingin memberikan tips besar untuk sang ojol berpantat montok ini. Riza benar2 horny dengan Tirta, dan inilah momen pertama kali pengalaman berojol yang tidak pernah akan dilupakannya sepanjang hidup. What a romantic position like cuddling on my trip to the train station. Riza benar2 bersyukur bahwa Tirta sudah mengantarkannya dengan selamat sampai tujuan tanpa kurang suatu apapun, bahkan justru ditambah dengan pengalaman termanis.
Honda Genio Tirta pun sampai di stasiun.
Riza turun dari motor dan memberikan helmnya kepada Tirta, lalu tersenyum manis dan memberikan uang biru 50rb itu.
"Ambil aja kembaliannya, Bang. Lumayan lah tipnya. Thanks ya."
Ucap Riza ramah kepada Tirta
"Terima kasih ya, Mas. Oh ya, kalo perlu Mas saya antar tiap pagi, langsung saja kontak saya ya." Tirta pun tidak tahu kenapa sangat nyaman dengan Riza, padahal dirinya straight tulen sebenarnya.
Namun teringat posisi kontol Riza yang menempel ketat di pantatnya justru membuatnya sangat nyaman. Tirta mencoba menghilangkan perasaannya yang ganjil itu dengan mengucapkan selamat tinggal kepada Riza sambil tersenyum manis.Riza pun sangat senang, dan akan memesan Bang Tirta, si ojol tampan dan semok untuk hari2 berikutnya. Siapa tahu ini awal jodoh, kata Riza dalam hati sambil membenarkan posisi kontolnya yang masih sedikit tegang dan melangkah masuk ke stasiun sambil tersipu2 sendiri.
+++++++++++++++ to be continued +++++++++++++++++
This is my first story, guys.
Thanks for you that already followed my account.
Don't forget to VOTE and comment ya.
Stay healthy dan ngaceng always, gays... wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Ohhh Ojol Semok
Short Storybukan untuk dibaca oleh homophobic dan 18thn ke bawah | cerita ini merupakan campuran realita dan fantasi author | mengisahkan seorang Riza dan petualangannya dalam berojol