Namanya Susan mayu Kanaya, Dia adalah bayangan dari orang yang menganggap bahwa cinta dan realita bisa hidup berdampingan. Pada akhirnya dia sadar Bahwa cinta sama halnya seperti keledai, Yang tau pernah jatuh ke lubang yang dalam, dan kembali jatuh lagi ke lubang yang sama.
Susan hidup disaat smua orang menganggapnya seperti barang bekas, tapi tidak dengan Afandra . Tempat tinggalnya di pedesaan yang jauh dari kata mewah,alam yang asri tanpa banyak lalu lalang kendaraan. Ayahnya bekerja serabutan tidak menentu dan ibunya hanya petani karet, ia juga mempunyai saudara laki laki tapi kini tidak tau di mana kabarnya karena saudara laki lakinya pergi merantau dan tidak pernah pulang. Ibu Susan bekerja Dari matahari menanjak dengan sinarnya yang kemerahan, hingga mentari mulai pergi meninggalkan warna oranye yang indah. Ayahnya adalah sosok yang sangat penyayang dan ibunya sosok yang lembut, tapi semua tidak bertahan lama.
Saat usianya menginjak 10 tahun, Susan msih duduk dibangku sekolah dasar, hari itu pagi yang indah saat sang surya mulai memberikan sinarnya untuk makhluk hidup dari pekatnya malam, Dia berangkat skolah seperti biasanya. Hingga saat jam istirahat badanya trasa tidak enak, kepala mulai mengeluarkan hawa panas, Susan ijin ke gurunya untuk pulang lebih awal agar bisa beristirahat di rumah,Gurunya mengizinkan,Susan pulang dengan prasaan yang tidak menentu. Sesampainya di rumah,ia sedikit heran karena pintu rumahnya agak renggang, tapi dia berfikiran bahwa ibu hanya lupa menutup pintu karena terburu buru berangkat ke kebun, Susan pun mulai masuk ke rumah secara perlahan
"drak drak drak"(suara langkah kaki) ,
langkah demi langkah menuju ke kamarnya,Tidak sengaja mata susan tertuju ke arah kamar ayahnya yang pintunya terbuka sedikit. Sinar mentari masuk melalui celah celah renggangan pintu, Susan mendekati kamar ayah dan mulai mengintip secara perlahan. Betapa terkejutnya saat dia menyaksikan ayahnya sedang melakukan hubungan badan dengan wanita lain yang asing wajahnya, Susan sontak berteriakk
"Ayahh siapa wanita ini",
Ayah Susan sontak kaget dan memandang ke arahnya, seraya berkata
"Susan kamu tidak sekolah? ,
kenapa kamu tiba tiba pulang".Dengan perasaan seperti ditikam oleh sabitan parang, dan dikecewakan oleh kepercayaan Susan berlari keluar rumah dengan kencang
"plak plak plak"(suara berlari).
Ayah mencoba mengejarnya tapi Susan terus belari sekencang mungkin,Larianya terhenti saat dia tiba di tmpat yang bisa membuat logika berjalan, batin kembali menyatu dan jiwanya berangsur tenang. Susan melihat ke belakang bahwa ayah sudah tidak lagi mengejar, Badannya seketika mematung , Susan langsung terduduk di bawah tinggi dan rimbunya pohon. Nurani seolah memberontak atas kejadian pahit yang baru ia saksikan tepat di hadapan penglihatan dan pendengaranya. Susan berharap ini hanya sebuah ilusi dalam lelapnya tidur, Tapi dia sadar bahwa ini lah realita
Dari sinilah kisahnya berawal, setelah kejadian itu hari mulai memudarkan terangnya, datangnya malam disambut oleh binatang binatang malam yang berbunyi, Gadis kecil itu terlelap di bawah pohon yang rindang,setelah terbangun Susan kaget karna sudah pukul setengah 6 Sore dan dia memberanikan diri untuk pulang, tidak jauh dari rumah, ia melihat ibu lalu lalang seperti kehilangan sesuatu yang berharga, Susan melangkah pelan mulai mendekati ibu. Ibu kemudian melihatnya dan berkata
"Susan dari mana saja kamu, jam segini baru pulang, ibu pikir kamu diculik".
Dia menjadi dilema antara memberi tau ibu tentang kejujuran yang pedih atau kebohongan untuk menenangkan.
"Tidak bu tadi abis main di rumah teman, Susan ketiduran pas bangun rupanya udah mau magrib",
ia lebih memilih kebohongan untuk menenangkan ibu daripada jujur tapi membuat ibu pedih. Nuraninya kembali bergejolak melihat ibu dengan tubuhnya yang letih, harus menanggung beban yang tidak dapat Susan bayangkan.
"Susan ayo masuk sudah mau magrib,bantu ibu masak ya untuk makan malam",
dia pun menjawab
"Iya bu nnti susan bantu ya bu".
Ditengah heningnya malam Ibu dan Susan menyantap makanan dengan lauk yang sederhana dengan lahap sambil berkata
"Ibu ayah kemana? ",
Ibu menjawab dengan nada pelan
" Ayah belum pulang dari tadi mungkin ada kerjaan".
Susan tehenyut sambil memandang wajah ibunya yang seakan tidak tahu perbuatan bajingan seperti apa yang ayah lakukan saat ibu mati matian mencari nafkah untuk menghidupi kami. Tidak lama berselang belum juga nasi susan habis dari piringnya ada yang mengetuk pintu
"dor dor dor".
" Siapa itu bu" Ucap Susan,
"Sebentar ibu lihat dulu ya".
ibu mengintip dari lubang kecil dan kemudian membukakan pintu rumahnya, ibu membuka pintu secara perlahan
"kreekk,dari mana yah, baru pulang? " Ucap ibu,
ayahnya menjawab "biasa ada kerjaan dari teman lama",
ayahnya mulai masuk ke rumah yang sederhana itu, Susan seketika memandangi ayahnya yang baru pulang entah dari mana, dengan tatapan yang tajam ia melihat ayahnya. Mereka saling menatap seolah ada sebuah peperangan batin yang terjadi antara ayah dan anak itu. Sesaat setelah itu ayahnya bergegas masuk ke kamar
"Ayah mau tidur dulu bu, capek",
Susan pun terdiam hening smbil memikirkan kenapa ayahnya bisa menghianati ibunya sedangkan ibunya tidak pernah menuntut apapun terhadap ayahnya.
Setelah selesai makan susan membantu ibu membereskan sisa sisa makanan, kemudian susan beranjak ke kamarnya dan menghabiskan malam dengan keadaan termenung seakan akan logika dan kewarasannya sedang dibenturkan oleh hal yang tidak seharusnya ia rasakan
- To be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta adalah ketiadaan
RomantikDiambil dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 1991 Terkadang cinta dan ekspektasi tidak berjalan sesuai realita yang diharapkan, hal ini yang dirasakan oleh Susan ketika dihadapkan dengan pilihan cinta atau mati. Karena ketika kita memulai untuk...