Milo

87 6 6
                                    

POV from Milo

Milo adalah anak yang ceria.
Itu adalah dirinya.

Tak peduli sebanyak apa pukulan yang ia terima dari sang bunda ia akan tetap tersenyum.

Tak peduli berapa banyak makian yang harus ia terima selama ia bisa melihat sang bunda dari dekat.

Suatu hari ia diminta sang bunda untuk menjadi pelayan tuan muda.

Milo tentu senang...
Karena sang bunda meminta nya untuk melakukan sesuatu.

Karena selama ini yang bisa ia dengar dari mulut cantik bundanya hanya lah hinaan dan cacian.

Namun... Milo tetap menyayangi dan bunda dengan seluruh hatinya.

Ia berlari kearah danau sebelum ia bertemu dengan sang tuan muda.
Ia juga membawakan hewan ternak terbaiknya untuk sang tuan..

Dan itu adalah seekor katak.

Ya...

Katak..
Dan ia merawat katak itu semenjak masih menjadi kecebong.

Ia begitu senang melihatnya.
Memandikan fou ( nama katak peliharaan nya) dengan riang.

Dan mengenakan pakaian terbaiknya yang ia punya.

Dan itu adalah saat pertama ia mengenal Elio...

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Datar.

Itu adalah persepsi Milo untuk Elio.
Bagaimana tidak ?
Elio bahkan tidak tersenyum ataupun membalas sapaan nya.
Ia hanya sibuk dengan buku buku di depannya.

Milo berfikir keras dengan otak kecilnya.
Kira kira... Mengapa Elio sangat tertarik dengan buku buku membosankan itu ?

Apa dirinya tidak menarik?
Apa dirinya bau?
Apa hadiahnya tidak bagus?
Atau....

Ah... Pasti Elio selalu di suruh belajar oleh orang tua nya...
Ya..

Pasti begitu....
Karena anak orang kaya selalu begitu kan ?

...
..
.
.
..
...

Keesokannya...
Saat pagi pagi buta ia kedapur.

Dengan tentengan keranjang anyaman di tangan mungilnya ia dengan aktif mengambil beberapa roti yang menurutnya enak.

" Hey anak sialan ... Kenapa kau mencuri roti ini hah?!!! " Ucap bibi gendut nan galak di belakangnya.

Milo dengan takut takut menengok ke arah belakang..
Ia dengan cepat menjelaskan maksud nya.

" Tidak bibi... Milo tidak mencuri...

Elio... Elio Ingin berpiknik nanti siang di dekat danau...

Jadi... Milo menyiapkannya bibi...

Bibi tolong jangan pukul Milo... " Ucap Milo dengan mata yang berkaca kaca.

Ia sudah menutup matanya setelah mengaku.
Ia siap... Menerima pukulan dari bibi di depannya..

FORD OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang