Sambil menolak kedua tangannya di pinggang, Mahesa tak sengaja melihat sebuah tas yang mengambang di permukaan air kolam. Keningnya berkerut melihat itu.
“Bukankah itu tas milik Athalia? Iya. Tidak salah lagi. Itu tas yang dia pakai. Berarti, Athalia!” Mahesa langsung memekik terkejut, segera berlari menuju kolam dan matanya membeliak melihat tubuh Athalia yang tenggelam di dalam kolam.
“Athalia!” segera Mahesa membuka sepatu dan jassnya. Terjun ke kolam untuk meraih tubuh Athalia ke dalam dekapannya.
“Athalia! Bertahanlah! Aku mohon!” sambil merengkuh pinggang Athalia dan terus menariknya menuju pinggir kolam, Mahesa menatap dengan raut khawatir.
Diangkatnya tubuh Athalia dan dibaringkannya wanita itu di pinggir kolam. Mahesa segera duduk di sampingnya, menekan dada Athalia sebagai pertolongan pertama.
“Sadarlah, Athalia! Aku mohon buka matamu! Jangan membuatku takut! Ayo, buka matamu!”
Mahesa terus menekan dada Athalia, berharap wanita itu segera sadar dan membuka mata. Namun hasilnya nihil, Athalia tetap memejamkan matanya rapat-rapat.
Panik, Mahesa segera menunduk mendekatkan wajah mereka. Ia memberi napas buatan ke mulut wanita itu. Setelahnya, Athalia langsung sadar sambil terbatuk-batuk seiring dengan air yang keluar dari mulutnya.
“Uhuk … uhuk …”
“Athalia! Ya Tuhan. Akhirnya kau sadar juga! Kau membuatku takut. Aku pikir aku akan kehilanganmu.” mata Mahesa berbinar, direngkuhnya tubuh Athalia ke dadanya.
Athalia yang baru sadarkan diri, terkejut saat Mahesa memeluknya begitu erat. Lelaki itu sesekali mengecupi puncak kepalanya.
Dari suaranya yang agak bergetar, sepertinya Mahesa menangis.
“Jangan tinggalkan aku, Athalia! Jangan tinggalkan aku!” bisik Mahesa.
Bisikan itu terdengar pilu. Dan Athalia hanya mengangguk pelan dalam dekapan Mahesa.
“Tidak akan. Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku di sini, aku masih hidup,” katanya sambil membalas pelukan Mahesa.
Athalia tak kuasa menahan senyum di bibirnya. Meskipun tadi ia nyaris saja merengang nyawa, namun Mahesa datang dan menyelamatkan hidupnya.
Athalia nyaman berada dalam pelukan Mahesa yang hangat. Ini pertama kalinya ia melihat Mahesa menangis. Dan yang membuat Athalia tersentuh, Mahesa menangis karenanya.
Mahesa langsung menggendong Athalia. Athalia sendiri melingkarkan kedua lengannya di leher Mahesa.
Melewati area pesta, semua orang terkejut melihat tubuh basah kuyup Mahesa dan Athalia. Mereka bertanya-tanya, apa yang membuat tubuh mereka basah seperti itu?
Jessica dan Leuwis pun sama terkejutnya.
“Mahesa. Kau mau ke mana? Mengapa tubuhmu basah kuyup? Lalu kenapa kau menggendong wanita itu?” menghampiri Mahesa, Leuwis segera memberondongnya dengan pertanyaan.
Mahesa menghentikan langkah, ia memutar kepalanya dan menoleh pada Leuwis.
“Athalia tenggelam di kolam renang. Dan aku yakin kalau kejadian ini bukan kebetulan. Ada seseorang yang sengaja mendorongnya. Begitu pesta selesai, aku ingin bicara dengan Papa dan semua anak-anak tiri Papa,” ucap Mahesa lantas berlalu meninggalkan Leuwis begitu saja.
Leuwis menatap bingung pada punggung tegap Mahesa yang perlahan menjauh.
“Jadi sekretarisnya Mahesa tenggelam? Bagaimana bisa? Apa iya ada orang yang sengaja mendorongnya?” gumam Leuwis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghangat Ranjang Tuan CEO
Romance"Athalia! Apa kau masih perawan?" tanya Mahesa. "Aku pastikan adikmu akan mendapatkan perawatan sampai sembuh. Tapi kau harus jadi teman tidurku selama satu bulan," lanjutnya membuat bola mata Athalia membeliak. Kelamnya masa lalu telah membentuk...