Part 3

138 32 6
                                    

"Felix ayo rayakan hari ulang tahun mu. Ini kan hari ulang tahun, apa kau tidak ingin merayakannya?" tanya Jisoo pada Felix yang tengah membaca buku di samping jendela kamar.

"Tidak perlu. Selama ini aku tidak pernah merayakannya" kata Felix tak suka. Ia masih berfokus pada buku yang di baca.

"Apa? Bukannya anak seusia mu sangat menyukainya. Jika tidak pernah merayakannya, mulai hari kita harus merayakannya. Aku akan membuat kue yang besar untuk mu" kata Jisoo bersemangat.

"Anu--maaf, nona"

"Ada apa Mikha?"

Wajah Mikha terlihat gusar ada garis halus di keningnya, ia berjalan perlahan mendekati Jisoo kemudian berbisik.

"Hari kelahiran tuan muda bertepatan dengan hari kematian nyonya pertama. Di kediaman ini tidak pernah mengadakan peringatan hari kematian beserta ulang tahun. Tuan duke akan mengurung diri di kamar seharian atau bahkan tidak pernah pulang"

"Hah?! Apa?!"

Jisoo lupa jika Vantae sangat membenci Felix karena ia begitu mencintai istrinya. Irene Harvad meninggal setelah melahirkan.

Sebelum kematiannya dokter mengatakan hanya bisa menyelamatkan satu diantara keduanya. Irene bersikeras untuk menyelamatkan bayinya itu sebabnya Vantae sangat membenci Felix dan menganggap Felix sebagai sebab kematian istri tercintanya.

"Tapi kan, dia sedang tidak ada di rumah"

"Meski begitu, tuan duke akan pulang hari ini"

Wajah Jisoo mendadak jadi lesu, dirinya yang baru saja diliputi rasa gairah akan semangat menjadi suram. Seketika, ia menjadi kesal mengingat akar masalah penyebabnya, tentu saja karena Duke Vantae.

"Badjigan, sialan! Mau sampai kapan dia menyiksa orang-orang di sekitarnya seperti ini. Aku tidak peduli dia akan pulang atau tidak hari ini. Felix sayang, ayo kita rayakan ulang tahun mu" kata Jisoo yang mendapatkan kembali semangatnya.

"Aku bilang tidak! Ya, tidak! Kenapa bibi sangat keras kepala!" kesal Felix, yang menutup bukunya lalu berlari ke luar kamar.

"Hehh, Felix?" Jisoo nampak kecewa melihat respon Felix begitu dingin padanya. Namun Jisoo tak kehilangan semangatnya, ia akan menjadikan hari ini sebagai ulang tahun yang tidak akan pernah Felix lupakan seumur hidup.

Membayangkan Felix kecil akan menangis terharu saat ia bisa merayakan ulang tahunnya membuat Jisoo semakin bersemangat. Ia ingin membuat kenangan tak terlupakan di hari sepesialnya.

"Mikha, ayo kita ke dapur. Aku akan membuat kue yang sangat besar untuk Felix kesayangan ku" kata Jisoo penuh, semangat.

"Baik nyonya" Mikha hanya bisa pasrah mengikuti kemauan Jisoo. Ia tidak tahu nanti apa yang terjadi jika Diana masih bersikeras mau merayakan ulang tahun Felix.

Meski Vantae selalu menutup mata atas tindakan Diana apakah kali ini ia akan melakukan hal yang sama? Dengan pura-pura tidak peduli.

Untuk pertama kalinya Diana memasuki dapur membuat para pelayan di kediaman menjadi heboh. Saat mengetahui niat Diana yang ingin membuat kue ulang tahun Felix.
"Nyonya, jika tuan Duke tahu dia pasti akan marah." tegur Cassie selaku kepala pelayan di dapur.

"Kalian tenang saja. Aku ini pandai memasak. Aku tidak akan meledakkan dapur ini" kata Jisoo, sembari tersenyum ramah.

"Nyonya tolong pikirkan para pelayan di sini. Jika anda bersikeras merayakan ulang tahun tuan muda. Tuan Duke pasti akan marah besar. Saya tidak bermaksud menghalangi niat baik anda" pungkas, Joan yang merupakan kepala pelayan.

Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang