28

39 8 1
                                    

Di chapter ini dialognya agak panjang, so please bear with them and enjoy reading!!


Hal pertama yang Bastian sarankan kepada Abel adalah untuk bertanya kepada keluarga Harry. Abel harus pintar-pintar membaca air muka seseorang untuk mengetahui jika mereka menyembunyikan sesuatu atau tidak.

Atas saran Bastian, orang pertama yang Abel kunjungi adalah Aubree, kakak Harry. Semalam, setelah menerima pesan suara dari Harry, Abel beralih untuk menghubungi Aubree.

Abel ingin mengajak Aubree refreshing ke suatu tempat dengan alasan ingin mengetahui lebih banyak soal Harry. Tentu saja Aubree senang mendengarnya. Jika ada seseorang yang akan sangat mendukung hubungan Abel dan Harry, maka orang itu adalah Aubree.

Abel tidak menerima pesan dalam bentuk apapun dari Harry sejak pesan suaranya semalam. Meski begitu, Abel tetap mengabari Harry kalau ia akan hangout dengan Aubree.

Sesampainya ia di tempat yang sudah ditentukan, Abel langsung duduk di salah satu kursi restoran dan melihat-lihat menu sembari menunggu kedatangan Aubree.

Abel sudah merencanakan semua pertanyaan yang akan ia beri. Tentu ia merasa gugup. Rencananya ini terdengar seperti ia akan menginterogasi kakak iparnya.

"Abel!"

Yang dipanggil langsung menoleh ke sumber suara. Senyumnya mengembang begitu melihat Aubree datang tidak sendirian. Wanita itu ditemani Ruby yang duduk di atas stroller balitanya.

Pun Abel berdiri untuk menyambut Aubree dengan ciuman kecil di pipi kanan dan kirinya. Tak lupa Abel menyapa Ruby yang langsung menendangkan kakinya dan mengangkat tangannya.

"Hai ponakan Aunty!" Abel memekik seraya menggendong Ruby. Gadis itu mencium pipi gembul Ruby berkali-kali, membuatnya terkekeh geli.

"Duh, udah luwes banget ya sama anak kecil. Kapan isi, Bel?"

Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membahas momongan. Abel sendiri tidak tau kelanjutan hubungannya dengan Harry kalau suaminya itu benar-benar memiliki hubungan spesial dengan Rebecca.

Abel hanya pura-pura tersenyum malu, sembari duduk dan memangku Ruby.

"Abel juga gak tau, Mba. Lagian aku masih muda, belum ada rencana punya anak kok."

Bohong.

Gadis itu beberapa kali sudah membayangkan bagaimana kalau ia dan Harry memiliki momongan. Apalagi ketika Harry sering berkata bahwa Abel akan menjadi Mami yang baik.

Adalah kebohongan kalau Abel berkata ia tidak ingin membangun keluarga kecil dengan Harry.

"Bener juga sih, Bel. Dulu aku juga nunggu beberapa tahun sebelum siap buat program anak. Jadi Mba sama Mas Owen puas-puasin travelling, nyoba-nyoba hal baru. Nah, sejak ada Ruby, fokus kita jadi buat Ruby doang. Ada sih niat travelling sama Ruby, tapi kan gak segampang kalau cuma berdua. Tapi tenang aja, Bel, kalau kamu sama Harry mau honeymoon, Mba siap kok dititipin anak kalian."

"Hehehe, iya, Mbak." Ucap Abel, merespon ocehan panjang Aubree.

"Ah! Kok jadi ngomongin ini sih!" Aubree mengibaskan tangannya di depan wajah. "Katanya kamu mau nanya-nanya soal Harry?"

Abel mengangguk.

"Boleh-boleh. Mau tanya apa dulu nih?"

Untuk sejenak, Abel berpikir sekaligus menyusun kata-katanya lagi. "Emm.. Harry pernah cerita ke Mbak Aubree soal mantan-mantannya nggak?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arranged//H.S.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang