O2

20 1 0
                                    

Setelah beberapa lama Seo In-guk terjebak di sini, Seo In-guk akhirnya memahami apa yang sedang ia alami. Ia baru menyadari bahwa arloji itu merupakan alat mesin waktu yang dibuat oleh pamannya, arloji yang memiliki struktur mesin kecil. Sesungguhnya tidak mengherankan dengan keberadaan mesin waktu ini apabila dibuat oleh pamannya. Pamannya itu memang terlewat jenius.

Semua yang ia bawa saat ini cukup lengkap, duit cash, kartu-kartu, dan lain-lain. Dirinya yang berasal dari dua puluh tahun kemudian tentunya merasa serba-serbi di tahun 2023 itu murah-murah. Terlebih, ia termasuk berada di tahun asalnya. Sehingga Seo In-guk langsung menyewa villa mewah untuk ia tinggali. Ia pun tinggal menunggu transportasi untuk menuju kesana. Selain itu, ia harus menemukan perusahan untuk ia bekerja. Dengan keahlian dan pengetahuannya, ia merasa yakin bahwa dirinya akan mendapatkan jabatan prestisius di perusahaan besar manapun dengan mudah! Tentu, bagaimana mungkin tidak ketika dirinya sendiri sudah pernah mengelola sebuah perusahaan besar bersama pamannya.

***

Di lain tempat, tepat tiga jam setelah Seo In-guk berhasil menyewa villa yang baru, pemuda yang sebelumnya ditemui In-guk baru saja menyelesaikan tenggatnya.

Tak!

Ia memukul keyboardnya dengan semangat dan kemudian langsung mendorong tubuhnya pada sandaran kursi dengan kuat, kedua tangannya dibiarkan menjuntai kebawah.

"Hah.."

Berselang beberapa saat, pemuda ini kemudian beranjak sembari membawa mangkuknya yang telah habis untuk di cuci. Tetapi baru juga melangkah, tubuhnya langsung ambruk ke lantai dan tak sadarkan. Mangkuk serta gelas yang ia bawa akhirnya pecah dan pecahannya berhamburan kemana-mana setelah terjatuh hingga menimbulkan suara yang keras.

Suara pecahan itu terdengar hingga ke rumah tetangga, ya, dinding rumah pemuda ini pun tidak terlalu tebal dan tidak kedap suara. Seorang wanita yang mendengar itu pun jadi keheranan, terlebih ia juga mendengar suara ambruk seperti berasal dari sesuatu yang besar.

***

Kini seorang bapak-bapak paruh baya dengan ponsel di samping telinganya terlihat bergegas menghampiri Seo In-guk di halte bus.

"Hei, Pak! Euh- nak!"

Seo In-guk menoleh ke arah bapak yang memanggilnya tersebut.

"Sayang, apakah ini orangnya?" Tanyanya tersebut pada ponselnya, tampaknya bapak itu sedang melakukan panggilan video dengan seorang wanita. Bapak itu bertanya sembari menyodorkan arah kamera ke Seo In-guk.

"Benar sayang, dia pria yang aku lihat keluar dari rumah Jaehyun tadi." Jawab wanita itu.

"Bapak mencari saya?" Tanya Seo In-guk.

"Apa benar kau baru saja berasal dari rumah Jaehyun?"

"Jaehyun? Apa bapak bisa menjelaskannya sosok Jaehyun yang bapak maksud lebih rinci lagi, Pak?"

Bapak itu terdiam sejenak, ia mengira Seo In-guk yang baru saja keluar dari rumahnya mengenali Jaehyun.

"Anak muda yang kira-kira sepantaran dengan mu dan tingginya pun hampir sama dengan mu, hanya saja euhn- dia sedikit lebih tinggi darimu. Rumahnya hanya sepetak dan minimalis, dinding luarnya tidak dicat dan hanya disemen. Kau baru saja keluar dari rumah itu, 'kan?"

"Rumahnya agak jauh dari halte ini, dan harus menelusuri gang-gang kecil."

Seo In-guk merasa penggambaran bapak itu sama dengan apa yang ia maksud. "Benar, jadi namanya Jaehyun?"

"Kau tidak mengenalnya? Bapak pikir, karena kau baru saja memasuki rumahnya, kau pasti dekat dengannya. Bapak sudah sangat lama tinggal di kompleks ini bahkan sebelum Jaehyun ada. Jaehyun sendiri adalah anak yang jarang berbaur dan latar belakangnya cukup tertutup. Tidak banyak bahkan hampir tidak ada orang yang tahu. Kau bisa masuk kedalam rumahnya, kau pasti keluarganya." In-guk menggeleng.

With You Only For Four YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang