5. Hari Sial

42 4 0
                                    

⚠️️konten sensitif⚠️
tw // sexual harrasment

met baca, kawand

//

" Gue gak bisa nganter, gak papa sendirian? "

Beres kelas sore ini, Zidane niat mau ke toko buku. Tadi sudah ngajakin Clara yang kebetulan satu jurusan, tapi cewek itu gak bisa. Ale juga gak bisa karena ada urusan lain. Sementara Yoel, hari ini masih dalam hari dimana IA TIDAK BOLEH DIGANGGU karena sesuatu yang hanya Yoel pahami.

Ya sudah sendiri saja. Toh sendiriam juga bukan hal buruk.

" Tiati, beb! Gue balik dulu! Jan sampe digodain om-om cabul! " ucap Yona dari atas ojek online yang ia pesan.

" Kurang ajar! "

Mereka sama-sama melambaikan tangan pas motor yang dinaiki Clara mulai berjalan. Setelah jauh, Zidane langsung menuju halte terdekat guna menaiki bus yang akan menuju ke toko buku pilihannya.

Setelah menyudahi bebarapa urusan sebelum menaiki bus, ia kini sudah berdiri tepat menunggu bus datang. Dari jadwal seharusnya satu stop lagi sebelum sampai di halte tempat ia menunggu. Semoga saja tidak terlambat. Zidane lalu memakai earphone ditelingnya. Sambil mendengarkan lagu, ia duduk guna menunggu datangnya bus.

Meski ia mendengarkan lagu, tapi ia masih bisa mendengar ucapan beberapa orang yang ada di dekatnya. Zidane cuman melirik sekilas setelah itu ia membuang mukanya.

Bus datang mendekat. Setelah membayar di dekat pintu masuk, ia langsung menuju tempat duduk yang masih kosong. Ia mengambil tempat duduk di dekat jendela. Bus pun berjalan. Toko buku tempat tujuannya tidak terlalu jauh. Setelah turun nanti, hanya berjalan sebentar lalu sampai.

Toko buku yang cukup besar. Lantai satu ada semacam food court dan lantai duanya baru toko buku. Lantai satu banyak dipenuhi mahasiswa atau pun pelajar SMA yang nongkrong bersama teman mereka. Niatnya mau nanti sekalian beres beli nongkrong di sana bentar.

Ia mencari buku di salah satu deretan rak. Memilah-milah buku mana yang menarik. Setelah terpilih, ia masukkan ke dalam tas belanjaannya.

Pas enak-enak di deretan komik, pundaknya ditepuk seseorang. Hell! His ex is here!

" Hai! Sendirian? " sapa mantannya yang namanya Johan itu.

" Oh, hai. Kebetulan iya sih sekarang. Gak tau kalau nanti, " jawab Zidane. " Lagian, apa urusannya? "

Johan cuman ketawa sekilas. Ia lalu menarik dagu Zidane sambil tersenyum miring. Di detik ini, Zidane berdoa agar Johan tidak berlaku macam-macam karena ini tempat umum. Walau begitu, gak lama Johan menyudahi aksinya itu.

" Tumben banget nyari buku? " tanya Zidane sambil tetap menghiraukan mantannya itu dan kembali melihat-lihat buku.

" Feeling aja bakal ketemu di sini, eh beneran. Keknya gue kangen sama lo, sih, " ucap Johan. Cowok itu lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Zidane sambil tangannya memberi sentuhan pada pantat Zidane. " I miss your hole and your blowjob, Zidane! "

Reflek, Zidane mendorong Johan menjauh darinya. Nafasnya gemeteran.

Matanya menangkap cowok yang familiar dengan dirinya. Ada Abin di sana. Ia merasa beruntung bertemu cowok itu di sini.

Boy Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang