SATU (Meylian)

29 4 0
                                    

Meylian, gadis cantik berambut hitam panjang tidak ada yang sepesial tentang seorang Meylian hanya gadis biasa.

Meylian tak percaya akan cinta, menurutnya tidak ada cinta di dunia ini, mereka hanya mempunyai perasaan tetapi tidak benar-benar saling mencintai.

Meylian berjalan di koridor kelas yang sepi bukan karena ia berangkat terlalu pagi tetapi sebaliknya, ia mengendap-endap memastikan tidak ada guru yang melihatnya.

Puhh- Meylian mengusap dahi selamat ia tak jadi berpapasan dengan salah satu guru yang lewat sepersekian detik sebelum ia lewat.

Ia lanjut berjalan santai sampai ia terhenti ada yang menarik bajunya, pupil mata Meylian membesar.

Dengan gerakan terpatah-patah menolah ke belakang, ia meneguk ludah dengan susah payah.

"Meylian!!!" Tegur guru yang menarik baju Meylian. Meylian kaget mengetahui dirinya tertangkap basah oleh pak Bambang kesiswaan.

"Eh kenapa pak?" Tanya Meylian pura pura bingung.

"Pakek nanya kamu, kamu telat kan?" Ucap pak Bambang membuat Meylian harus mengeluarkan bakat terpendamnya yaitu 'berakting'.

"Saya ngak telat kok pak" Meylian menatap wajah guru galak itu.

"Terus ngapain bawa tas?" Guru itu terus menyelidik.

"Oh ini?" Tunjuk Meylian ke tas nya, "ini tuh,,saya tadi baru ke toilet terus kan ada barang berharga yang tidak boleh saya tinggal di kelas seperti buku pr jadi saya bawa aja pak" jelas Meylian panjang kali lebar.

"Saya ngak percaya, mana ada toilet ke arah sini, kamu saya hukum lagi" guru tersebut tidak memberikan Meylian kesempatan untuk membela dirinya lagi.

"Aaaaaa... Jangan dongg pakk" rengek Meylian.

"Saya ngak mau tau, kamu berdiri di depan tiang bendera sampai jam ke-6 selesai" ucap pak Bambang meninggalkan Meylian yang terlihat kesal.

"Jangan di sana dong pak, saya kan malu nanti di lihatin murid lain kayak kemarin aja bersihin toilet, ya pak, yaaaa please" Meylian memohon.

"Nggak-nggak biar kamu tau rasa, biar ngak di ulangi lagi besok-besok, kalau kamu ngak lakuin saya bakal kasih hukuman yang lebih berat" ancam pak Bambang membuat Meylian semakin kesal.

***

Dengan sangat terpaksa Meylian menjalankan hukuman dari pak Bambang dan di awasi dari ruang guru.

"Woy Mey, lo ngapain di situ panas tau, mending sini minum es, enak banget tau" ledek salah satu siswa sekelas dengan Meylian, Meylian hanya melotot kesal, membuat siswa itu kabur sebelum Meylian mengamuk dan meremukkan tulangnya.

"Eh bro, siapa tuh yang di hukum berdiri di depan tiang, gue belum pernah lihat" ucap sosok yang memperhatikan siswi yang sedang berdiri di depan tiang bendera dari lantai 2, yang tak lain adalah Meylian.

"Dia?" Tunjuk teman di sebelahnya ke salah satu siswi yang lewat.
"Bukan loh, yang itu tuh,itu" tunjuk sosok itu lagi gregetan.
"Oh itu" temanya hanya mengangguk-angguk.
"Iya yang itu,siapa?" Tanya sosok itu tak sabaran.

"Jangan dia deh kalo mau jadi mangsa lo" ucap temanya melambaikan tangan.
"Lah kenapa?"sosok itu heran dengan temanya.

"Jangan,nggak mudah" teman sosok itu memperhatikan Meylian yang sedang membujuk pak Bambang.
"Apasih yang nggak bisa gue dapetin" sosok itu menaik-turunkan alisnya membuat temanya hanya nyengir kesal.

Dia Agantha | [Seutas Benang Merah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang