Happy Reading!
Oh iya, cerita ini kedepannya akan aku usahakan update di hari sabtu dan minggu yaa***
"Hari ini merupakan hari pertama kalian masuk sekolah, setelah seminggu mengikuti rangkaian mpls, saya akan memberikan satu hari pertama ini agar kalian lebih bebas mengenal sekolah ini. Walaupun kalian adalah angkatan pertama sekolah Anak Bangsa, saya harap kalian nyaman dan bangga menjadi bagian dari sekolah ini. "
Empat kumpulan kelas itu berbaris, mereka semua adalah kelas 10 yang nampak mendengarkan dengan seksama bu Risa yang menyampaikan amanat pada upacara pertama mereka.
SMA Anak Bangsa baru diresmikan tahun ini, tapi untuk Fasilitas sudah terbilang memadai. Sebagian murid pasti berpikir tentu saja mereka akan betah disini, dan tentu saja bangga karena dapat menjadi bagian sekolah baru yang cukup keren.
Sekolah yang memiliki konsep unik yang mana setiap angkatan dibagi menjadi 4 kelas dengan nama A, N, S, dan A². Jika digabung akan membentuk kata ANSA yang merupakan singkatan dari Anak Bangsa.
"Kalian bebas menjelajahi sekolah, asalkan tidak keluar dari area sekolah. Dihari ini, kalian boleh mencari tahu dahulu kegiatan apa yang akan kalian lakukan selanjutnya. Sehingga besoknya, kalian bisa langsung mendaftar ke ekstrakurikuler yang ada."
Hampir semua murid dengan jumlah sekitar 80 itu berdecak kagum. Mereka sudah mendengar sebelum masuk ke sekolah ini, bahwa ada ekstrakurikuler yang dapat menunjang kegiatan tambahan mereka. Diantaranya, ada Basket, Musik, dan Tari, dan karate. Sekolah sengaja menyediakan 4 terlebih dahulu, dan jika ada ekstrakurikuler yang di ajukan maka akan segera dibuka.
Tetapi, dari penjelasan awal bu Risa didepan sana, Merica yang menjadi pemimpin barisan perempuan kelasnya itu mengernyitkan kening sepanjang amanat, jujur saja dia baru tau itu semua. Bahkan, untuk nyaman dan bangga, Merica rasanya sedikit berat untuk meyakini itu.
Hari pertama, yang ia rencanakan akan bersenang-senang bersama ketiga sahabatnya harus buyar begitu saja, karena dia yang tiba-tiba ditugaskan menjadi wakil ketua kelas dari kelas yang kacau sejak tadi pagi. Untungnya, mungkin saja ketiga sahabatnya tidak dijadikan wakil ketua seperti dirinya, alhasil hanya dia saja yang mungkin kedepannya akan sibuk.
Namun, sejak tadi. Ketiga sahabatnya nampak berposisi seperti dirinya, menjadi pemimpin barisan perempuan kelasnya. Ah, tapi mungkin saja itu kebetulan kan? Merica berharap itu hanya kebetulan, sampai....
"Untuk menunjang dan dapat menjaga ketertiban setiap kelas, maka saya menugaskan 8 murid untuk menjadi ketua dan wakil ketua, " ucap Bu Risa sembari membaca sebuah kertas ditangannya.
"Agar kalian bisa lebih mengenal dengan mereka, maka saya akan memanggil para pemimpin untuk maju kedepan. "Jantung Merica terpacu lebih cepat, gadis itu melirik Rian yang diam dengan pandangan lurus kedepan. Setelah barisan rapi, laki-laki itulah yang menariknya untuk diam dibarisan depan seperti dirinya. Laki-laki itu seolah tau apa yang harus dilakukan seorang ketua untuk mengarahkan wakil ketuanya yang hanya nga ngong saja sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty of the Heart
Teen Fiction~Kisah ini tertulis karena sebuah tugas yang di bebankan pada mereka. Rian Sa Alvian, seorang cowok malas bicara dan seolah tidak tertarik dengan dunia malah di tugaskan menjadi pemimpin sebuah kelas amburadul bersama Merica Almera yang cerewet dan...