Bab Tak Berjudul 9

3 2 0
                                    

"Hmmm" baru sampai rumah di kagetkan dengan mama

" Kenapa ma ?, " tanyaku

" Enak yah yang dikasih papa uang, dihabiskan sendiri tidak dibagi dengan kakaknya " kata mama

" Loh kalok shindy mau uang yah minta sama papanya lah ma, kan papanya masih idup tuh belom meninggal " jawabku santai 

" Gausah ngarang kamu ray " 

" Mama gausah nutupin itu semua deh, aku sudah tau kok, kalok shindy bukan anak papa, tapi anak dari mantan mama " jawabku

" Tau dari]siapa kamu ray " tanya mama dengan raut khawatir

" Lambat Laun kebohongan akan terbongkar dengan sendirinya ma, jadi aku tidak usah berpura-pura baik lagi dengan shindi kan ya karena kita tidak sedarah " ujarku sambil meninggalkan mama. Aku sudah muak dengan shindi selama ini, dari dulu semenjak remaja dia selalu mengatakan aku anak pungut, anak pembantu dll, dihadapan seluruh kawanku, untung ada maurin sahabatku yang tau dari kecil tentang diriku.

Aku mulai beristirahat dikamar dan rencana mau mandi, tapi tiba- tiba.........

" Bagi duit ray " tanya shindi

" Minta aja sama papa mu " jawabku enteng

" Papaku yah papamu juga ray" jawab shindi dengan nada yang agak sedikit tinggi

" Mimpi yah kamu, halu berkepanjangan " jawabku

" Maksud kamu apasih Ray, kalok gamau bagi yaudah gausah melebar kemana-kemana " dengan suara yang sudah emosi

" Anda esmosi buk " jawabku sambil meledek

tiba-tiba mama masuk kekamarku

" Mana dompetmu ray " kata mama

" Kenapa mama minta dompetku " tanyaku sambil mau mengamankan barang berharga ternyata sudah diambil duluan sama shindi

" Ini ma, " kata shindi

" Bagus sayang, anak satu ini perlu diberi pelajaran, ayo kita pergi " shindi dan mama lalu pergi meninggalkan kamarku

Huh nasib tinggal sama monster matre batinku, untung saja kemarin aku sempat menarik uang banyak dan kutitipkan pada rekening maurin, jika tidak habis sudah uang di atm aku dipakai mereka berdua. 

Love my dreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang