1. Berakhirnya hubungan

701 42 8
                                    

Revan menatap ponselnya sedari tadi mati. Baru 1 menit yang lalu dia menutup panggilan dari Zahra. Didalam mobilnya itu, Revan menatap lurus sosok Zahra yang menunggunya di Cafe. Revan tahu hubungannya cepat atau lambat harus berakhir. Mau seberusaha apapun Revan memperjuangkan mereka, hubungan beda agama tidak akan ada yang berhasil. Katakanlah Revan bajingan, karena saat ini pun dia sudah berhubungan dengan adik tingkatnya dihimpunan dulu dimasa kuliah.

Apakah Zahra tahu?

Jelas Zahra sangat tahu dan dia tidak marah sama sekali. Zahra sangat paham kenapa Revan melakukan itu, karena Zahra tidak bisa diajak berjalan bersama dengan Revan. Sudah sebulan lamanya hubungan itu terjalin dan selama satu bulan juga hati Revan gonjang ganjing. Dan ini saatnya untuk Revan menyudahi semuanya. Revan sudah berfikir matang matang akan keputusannya ini.

Revan melangkahkan kakinya menuju Zahra yang tersenyum ke arah Revan sambil melambaikan tangannya. Revan membalas senyuman Zahra, senyuman Zahra masih sama. Senyuman yang sangat Revan suka dan akan menjadi senyuman favoritnya.

"Hallo."

"Hallo, udah lama?"

Zahra menggelengkan kepalanya, "Baru 10 menitan sih. Tadi berangkat dari rumah sakit?"

Revan semalam bilang kalau dia akan menemani Harsa dirumah sakit.

Revan mengangguk, "Iya. Kamu udah pesan snack dan minuman?"

Zahra mengangguk, "Udah. Kamu Americano aja kan?"

Revan mengangguk. Dia menatap Zahra lekat lekat sampai Zahra salah tingkah. Jantung Zahra masih saja berdebar padahal hubungan mereka sudah dua tahun lamanya. Entah kenapa tatapan Revan masih membuatnya salah tingkah. Dan bagi Revan salah tingkahnya Zahra adalah hal paling lucu. Zahra akan menutup wajahnya dan terkikik. Pipinya akan memerah dan jelas tangan akan tiba tiba dingin.

"Ra, kamu makin cantik. Udah berapa lama sih kita enggak ketemu?"

"Apaan sih!! Mulai deh--emm berapa ya? Seminggu?"

Revan mengangguk. Revan meraih tangan Zahra dan memainkan jemari lentiknya itu.

"Bunda apa kabar? Pengajiannya kemarin lancar?"

Zahra mengangguk, "Alhamdulilah, Bunda baik. Lancaar juga pengajiannya, aku nunggu kamu loh. Kenapa enggak datang?"

Revan tersenyum tipis. Bagaimana bisa dia yang beragama kristen datang ke pengajian selametan rumah baru Zahra? Yang akan melantunkan ayat suci Al-Quran. Bisa bisa dia disana mati kutu dan seluruh keluarga Zahra tahu bahwa kekasih Zahra adalah seorang non islam. Revan sendiri memang pernah berkunjung ke rumah Zahra dan hal paling memalukan waktu itu Revan ditanyai oleh Bundanya Zahra mau Sholat Jumat atau tidak? Dan dengan konyolnya Revan bertanya Bedanya sholat jumat dengan sholat biasanya apa Bun?

Setelah itu Revan langsung jujur pada Bundanya Zahra kalau dia seorang kristen.

Pramusaji datang membawa pesanan mereka dan menyimpannya dimeja. Revan paling dulu menyeruput kopinya dan Zahra mencomot kentang gorengnya.

"Jadi gimana?" Tanya Zahra.

"Apanya?"

"Hubungan kita, Van. Kamu mau gimana?"

Revan menatap Zahra dengan tatapan horror, Zahra orangnya selalu langsung ke inti. Zahra paling anti membahas masalah dari awal, pasti Zahra akan bertanya jadi maunya gimana?

"Aku--udah ada Nafasya."

Zahra mengangguk, "Aku tahu--ya udah sekarang kamu udah menemukan penggantiku kan? Kita bisa ya udahan?"

Love In Trouble : Revan | RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang