Banyak yang bilang ternyata kesempatan kedua itu tidak datang dua kali. Dan kini Nafa sudah memberikanya pada suaminya. Revan tentunya akan memanfaatkannya sebaik mungkin dan tidak akan menyianyiakannya. Mendapatkan kesempatan kedua dari sang istri sangatlah sulit dan Revan berjanji akan menjaga kepercayaan itu. Tentang Zahra, semua tentang wanita muslimah cantik itu Revan sudah tutup buku rapat-rapat. Zahra sudah menikah minggu lalu dan dia sangat bahagia melihat mantannya menikah. Tidak ada perasaan apapun yang tersisa untuk wanita itu. Semua sudah berakhir dan akan Revan jadikan pelajaran dalam hidupnya.
Revan sudah sangat bahagia hidup dengan Nafa yang sekarang. Dia sangat berterima kasih pada Tuhan karena masih diberikan kepercayaan untuk mendampingi Nafasya dan bertemu anaknya nanti. Kurang lebih 3 bulan lagi Nafa akan melahirkan dan dia akan segera bertemu anaknya. Revan berjanji, dia akan menjadi ayah yang mencintai dan menjaga anaknya. Tidak perduli anaknya nanti perempuan atau laki laki asalkan nanti dia sehat saja itu sudah lebih dari cukup untuk Revan.
Banyak rintangan yang Revan lalui dan itu membuatnya tersadar bahwa hubungan yang dimulai oleh kebohongan tidak akan berakhir baik. Pertengkaran diantara mereka membawa hubungan rumah tangganya diujung tanduk. Revan hanya beruntung karena Nafa mau membuka hati, kalau saja Nafa tidak mau menerimanya lagi sudah bisa Revan pastikan bahwa dia akan lebih hancur dari ini.
"Bapak, apa kabar?" tanya Revan yang terpaksa untuk berani menghadap sang mertua.
Sudah lama sejak pernikahannya dengan Nafa dia tidak bertemu dengan mertuanya itu. Siang ini mereka baru saja sampai di Semarang dan Kuncoro cukup terkejut karena melihat Nafa dan Revan berkunjung ke rumahnya. Kuncoro dengan senang hati menyambut anak dan menantunya dengan tangan terbuka. Meskipun ada perasaan sakit didadanya yang sulit dia jelaskan, namun itu semua dia coba tutupi dari anak semata wayangnya.
"Revan-kabar bapak baik. Kamu bagaimana?" tanya Kuncoro yang kini sudah duduk dihadapan Revan sementara Nafasya sedang membuat minum di dapur.
Revan mengangguk, "Baik, pak. Bapak-Revan kesini mau bicara." Katanya langsung. Dia tidak mau berlama-lama menahan ini semua. Diperjalanan tadi Revan terus mengumpulkan keberanian untuk meminta maaf pada mertuanya dan kini dia harus berani untuk bicara.
Kuncoro sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Revan. Kuncoro tersenyum dan mengangguk, "Monggo, nak." Balasnya.
Revan menghembuskan napas panjang. Dia memberanikan diri menatap wajah mertuanya yang menatapnya dengan sorot mata yang teduh. Namun tatapan mata itu mampu menembus dada Revan dan membuat Revan merasakan sesak disana. Inilah yang Revan benci. Tatapan kebohongan dari Kuncoro disana. Revan tahu bahwa mertuanya ini menyimpan amarah padanya namun rasa marah dan kecewa itu Kuncoro sembunyikan dibalik tatapan teduh itu.
"Pak, Revan mau minta maaf atas semua kesalahan Revan. Saya tahu-kalau saya memang salah karena sudah mengingkari janji saya sama Bapak. Saya juga udah menyakiti anak bapak, jujur pak saya benar-benar menyesal sudah menyakiti Nafa. Saya nyesel udah buat Nafa hancur-saya juga-"
"Kamu sudah minta maaf sama putriku?" tanya Kuncoro.
Revan mengangguk. Lalu Revan beranjak dari sana dan bersimpuh dihadapan Kuncoro. Kuncoro terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Revan. Tangan Revan bergerak menggenggam tangan Kuncoro.
"Pak-saya sudah meminta maaf pada Nafa dan memohon pada dia untuk memberikan kesempatan kedua-"
Kuncoro menatap Revan dengan tatapan yang sulit diartikan, "Terus dia maafin kamu?"
Revan mengangguk, "Nafa baik pak, dia kasih saya kesempatan kedua."
"Anakku memang baik, tapi saya nggak bisa kasih kamu kesempatan kedua-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trouble : Revan | RENJUN
Fanfiction"Makan dulu abisin, tunggu gue bayar baru lo minta putus. Biar lu nggak usah bayar bill." Sikap Revan kepada Nafa kalau kata orang bukan seperti seorang pacar, melainkan musuh. "Semalem aku pulang jam 2 malem, jadi nggak balas chat kamu. Maaf ya y...