Who's him?

28 9 0
                                    

Hari minggu berubah menjadi senin, setelah melewati hari dimana kelulusan SMP yang Chelina jalani dengan lancar walaupun tanpa orangtuanya, Chelina tetap memasang muka ceria, ia tidak ingin terlihat lemah. Alarm berdering tepat pada jam 04.00 pagi, Chelina terbangun dan meregangkan tubuhnya, pagi yang sejuk ini diawali dengan perasaan yang buruk. Chelina takut tidak mempunyai teman, dia sangat takut dengan kata kesepian.

Chelina yang sudah bersih dan rapih kini sibuk dengan rambut, gadis yang berusia 16 tahun itu selain suka melukis, ia juga suka menata rambutnya. Hari ini Chelina mengepang rambut layaknya Elsa di film Disney Frozen, ia tidak lupa memasang pita biru di satu sisi kepalanya, menggunakan totebag jeans yang baru ia beli seminggu yang lalu. Chelina tidak bisa mengendarai mobil ataupun motor, ia memesan ojek online lewat handphone dan menunggu di lobby apart, ini adalah kali pertama ia memakai seragam putih abu-abu.

"Neng Elin, ya?" Ojek online yang dipesan Chelina sudah berada di depannya. "Eh, iya Pak. Saya naik ya." Pengemudi ojek online mengiyakan dan memberi helm, menunggu Chelina memakainya dan mulai menyalakan mesin untuk berangkat ke tujuan. Chelina mengangkat pergelangan tangannya, matanya melebar dan menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Pak, tolong jalannya yang cepet, saya udah telat, Pak!"

Setelah berpacu dengan waktu, Chelina terengah-engah berlari menuju lorong sekolah yang sepi, murid-murid pendatang baru telah terduduk tenang di kelasnya masing-masing, sedangkan Chelina masih berdiri kebingungan di luar.

"Duh, kelas gua dimana ya... Sial banget pagi in-", "Nggak boleh ngomong begitu."
Suara berat terdengar dari belakang tubuh Chelina, gadis itu terkejut dengan sahutan yang muncul tiba-tiba. Chelina berbalik badan, tampak seorang lelaki berbadan besar dan tinggi yang kurang lebih 187 sentimeter, berkulit putih dan rambut tertata rapih. Lelaki itu tersenyum kepada Chelina, menganggap gadis itu lucu karena mukanya yang panik dan terkejut. "Lo anak kelas satu ya? Kok baru dateng?" Tanya laki-laki itu dengan menaikkan alisnya, bingung. "Eh i, iya, hah?" Chelina gugup, membuat laki-laki itu menahan tawa. "Nama lo siapa?" Ia mencoba menahan senyuman tawanya saat bertanya kepada Chelina. "O, oh. Aku Chelina, Chelina Anastasya, kenapa?" Chelina menatap bingung, ia harus mengangkat kepala agar bisa melihat wajah lelaki tinggi yang berdiri di hadapannya. "Yaudah, ikut gua." Laki-laki itu berjalan kedepan, melewati Chelina dan menyuruhnya untuk mengikuti. Chelina mengiyakan perintah lelaki itu daripada dia sendirian di lorong sekolah.

Mereka menghampiri satu-persatu pintu kelas, mencari nama Chelina di list yang tertempel di atas gagang pintu. Setelah sekitar 2 menit mereka mencari, akhirnya mereka menemukan nama Chelina yang terpampang di kertas list kelas X MIPA 2 yang berada di lantai 2. "Nah, ini ada nama lo. Masuk, gih, keburu telat." Lelaki itu tertawa kecil, " Emang udah telat kali, by the way, makasih y-... LOH, ORANGNYA KEMANA?" Saat Chelina menoleh ke belakang, lelaki itu sudah tidak berdiri di sana. Wajah Chelina berubah menjadi sedikit pucat,
"Yang tadi itu hantu kah..."

Na-ttheo & the forgotten oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang