Kang Yeosang berdiri memaku pandangan pada sebuah figura kecil yang ia letakkan diatas meja kerjanya. Sudah 3 tahun berlalu dan rasanya ia masih belum bisa menerima apa yang terjadi, janjinya bersama San untuk menjaga sang kakak terasa gagal.
Jelas sekali senyum pucat dan tubuh penuh perban terutama pada bagian kepala dan tangan pada lelaki yang tersenyum dalam figura kecil itu mengoyak hatinya. Memori itu bersama dengannya dan San tidak akan pernah dia lupakan. Apa yang menyebabkan Seonghwa menjadi seperti itu tidak akan pernah ia maafkan.
"Sangg, sudah cukup melamunkan kejadian itu lagi" tahu-tahu suara San menyapa pendengarannya dan dengan segera membuatnya menoleh untuk mendapati sang sahabat sudah duduk nyaman dengan sang kekasih di sebelahnya
"Tumben kamu sendirian, Jjong tidak mampir?" tanya lelaki yang duduk di sebelah San.
"Jangan pedulikan kekasihku, biarkan dia berkutat dengan tugas akhirnya. Memangnya San tidak memberitahumu kalau Jongho sedang ujian?" Yeosang kemudian ikut mendudukkan dirinya di sebelah kekasih Choi San itu
"Enggak. Soalnya dia ngga nanya juga" sahut San cepat
"Kebiasaan" Jung Wooyoung melemparkan bantal sofa dengan ganas ke arah San yang tampak asyik dengan buah apel di tangannya sebelum kemudian beralih mendekat pada Yeosang
"Maaf-maaf, aku memang sedikit pelupa. Kalian tahu itu kan"
"Terserah" jawab Yeosang dan Wooyoung bersamaan. Membuat ketiganya terkekeh bersamaan.
"Ngomong-ngomong Yeo, bagaimana kabar Seonghwa Hyung akhir-akhir ini?" kali ini Jung Wooyoung yang bersuara. "Sudah hampir dua minggu aku tidak berkunjung ke tempatnya" lanjut pemuda bersurai ungu itu
"Kurasa tidak lebih baik dari terakhir kalian bertemu" Jawabnya acuh tak acuh
"Maksudnya?"
"Mungkin kamu harus mengajaknya jalan-jalan woo, dia benar-benar enggan bercerita pada kami" Sebagai ganti Yeosang yang hanya menghela nafas Panjang, San menjawab
"Baiklah, aku akan mencobanya"
"Bagus. Semoga kita juga mendapatkan jawabannya"
**
Satu minggu setelah obrolan dengan San dan Yeosang tempo hari, hari ini pemuda Jung dengan surai purple itu berhasil membujuk Seonghwa untuk keluar dan mengajaknya jalan-jalan. Keduanya tengah duduk di dalam mobil menikmati pemandangan sepanjang jalan kota Jinju dan berbincang ringan.
"Hyung ingin kemana?" Wooyoung mengalihkan obrolan dari bercandaan yang mereka lakukan sedari tadi
"Mmm.. mungkin Gyeongangnam-do Arboretum? Hyung sudah lama tidak kesana" ucap Seonghwa sembari melihat wallpaper ponselnya. Potret dirinya bersama San dan Yeosang di tempat yang baru saja ia sebutkan.
"Baiklah, kita kesana" Angguk Wooyoung dan memutar mobilnya ke arah yang disebutkan Seonghwa.
Setelah hampir 10 menit perjalanan keduanya sampai di tempat tujuan. Sebuah taman botani berisi ragam tumbuhan yang tampak cantik dan unik. Semuanya langka karena beberapa merupakan jenis tumbuhan yang sengaja dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian dan Pendidikan yang ada di wilayah tersebut. Dulunya tempat ini adalah favorit San kecil yang sempat bercita-cita menjadi sorang ahli botani sekaligus florist.
"Masih tetap cantik seperti dulu" ucap Seonghwa Ketika keduanya sudah mulai berjalan-jalan menyusuri taman.
"Hyung benar. Kesini pada musim semi memang yang paling bagus"
Seonghwa terkekeh pelan sembari melihat pemandangan sekitar yang menyejukkan "Kamu benar, Hyung juga menyukainya. Tapi kita juga tahu San dan Yeosang lebih suka kesini saat musim gugur"
"Tidak diragukan lagi. Bahkan Joan kecil kita juga sama seperti mereka, pemandangan yang cantik saat semua dedaunan menguning dan berguguran saat piknik cukup berkesan untuknya" sahut Wooyoung sembari menatap salah satu bunga yang mereka lewati.
Sementara itu Seonghwa yang mendengar nama Joan disebut mendadak menghentikan langkahnya dan termenung sebentar. Ah, menyebalkan merindukan bocah kecil itu sendirian.
"Benar, Joan sangat suka dengan bunga-bunga dan pemandangan di tempat ini. Suasananya juga" Seonghwa menimpali dengan tatapan sendu pada bunga yang tengah di lihat Wooyoung. Membuat lelaki itu sadar ia telah memancing sang kakak pada topik
"Hyung bisa bercerita padaku jika ingin. Menahannya mungkin hanya akan menambah sesak" ucap pemuda itu sembari mencari tempat duduk untuk mereka berbincang
"San dan Yeosang. Aku merasa bersalah pada mereka"
"Ada apa Hyung?"
"Aku belum bisa menepati janjiku" Seonghwa menghela nafas sebentar "Sejak terakhir kali, aku berjanji untuk membahagiakan diriku sendiri dan fokus hanya kepada Joan dan mereka. Tapi sekarang aku sendiri tidak bisa mencegah Joan pergi. Setelahnya aku juga malah mengabaikan mereka"
"Hyung-"
"Aku hanya ingin menjaga Joan selama sisa hidupku woo"
Jung Wooyoung hanya diam mendengar pernyataan Hyung kesayangan kekasihnya itu. Dari cerita yang San katakan padanya dahulu sekali, ia ingat betul Yeosang dan San yang pernah menaruh hati pada Seonghwa namun ditepisnya karena lelaki itu hanya menganggapnya seperti saudara dan memilih Juyeon sebagai kekasihnya.
Namun setelah tragedy yang terjadi pada Seonghwa, tepatnya pada tahun ketiga perkuliahan Seonghwa, kedua lelaki itu membuat permintaan tersebut dan berjanji bersama-sama untuk menjaga Joan.
Jika memiliki Seonghwa tidak cukup, maka menemani lelaki itu selama sisa hidup mereka juga akan setara dengan perasaan yang dikorbankan. Begitulah kira-kira yang diucapkan San kala itu pada Jung Wooyoung yang sempat cemburu dengan kedekatan antara SanSang dan Seonghwa.
Bagi San dan Yeosang, Seonghwa sudah seperti separuh hidup mereka. Bagaimana tidak, sepinya hidup dan perasaan ditinggalkan oleh orang yang dianggap mereka sebagai orangtua telah lama digantikan dan diisi dengan perhatian dan kehangatan dari Seonghwa. Keinginan menjaga lelaki dewasa itu sudah pada tahap yang lebih tinggi dari sekedar menjaga diri mereka sendiri.
Jika San dan Yeosang mengetahui ada yang berani berbuat macam-macam dengan Seonghwa, bisa dipastikan tidak ada akhir bahagia baginya.
Dan Jung Wooyoung tahu benar akan hal itu. Tanpa menyahuti ucapan Seonghwa dirinya mengalihkan fokus kembali pada bunga cantik berwarna merah muda yang tumbuh di tepi kolam.
Sangat cantik, tapi juga cukup berbahaya untuk nekat memetiknya. Jika tidak berhati-hati maka siapapun tahu bagaimana konsekuensinya. Sama seperti Seonghwa Hyung -monolog pemuda Jung itu dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry-Moccachino for Kim Hongjoong [On Going]
FanfictionMenurutnya buah berwarna merah dengan banyak bintik putih itu rasanya asam dan aneh. membayangkannya saja membuat giginya ngilu. Demi Tuhan kalau bukan Nicha yang memaksanya dirinya juga tidak akan pernah mau menyentuh buah itu. sayangnya persepsi t...