Hadiah

61 16 25
                                    

Udara segar malam terasa menenangkan saat aku berdiri di makam kakekku, menghirup dalam-dalam aroma tanah basah dan rerumputan yang baru dipotong. Kepala yang masih dibalut perban mengingatkan akan kejadian di Gor Pajajaran dua minggu lalu, namun malam ini aku datang ke sini untuk mencari ketenangan. Langit malam bertabur bintang dan cahaya bulan yang pucat menyinari area kuburan, menciptakan bayangan-bayangan panjang di antara batu nisan yang teratur.

Aku kemudian duduk di bangku batu di dekat makam kakek, mengisap rokok yang menyala merah di ujungnya. Asapnya melayang-layang di udara malam, menambah kesan tenang namun penuh kenangan. Di sekelilingku, hanya ada suara jangkrik dan sesekali desiran angin yang menerpa dedaunan pohon besar di sudut kuburan. Suasana ini jauh berbeda dari kekacauan di gor, tempat di mana dentuman drum, sorak-sorai, dan suara hantaman masih terngiang di benakku.

Dengan perlahan, aku mengeluarkan sebatang rokok lagi, menyalakannya dan menghisap dalam-dalam. Rasanya nikotin membantu meredakan sisa-sisa ketegangan di dalam diriku. Dua minggu telah berlalu, namun bayangan perkelahian dan kerusuhan masih menghantui setiap kali aku memejamkan mata. Di sini, di hadapan makam kakek, aku berharap menemukan sedikit kedamaian dan mungkin jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikiranku.

Malam semakin larut, dan rasa dingin mulai merayap di kulit. Aku merapatkan jaket, tetapi tetap duduk di sana, membiarkan pikiran-pikiranku terbang bersama asap rokok yang perlahan hilang di udara.

Di tengah malam yang hening, aku merasa ada kehadiran yang mengawasi, mungkin hanya bayangan dari ingatan tentang kakek, atau mungkin hanya imajinasiku yang terlalu liar. Tapi di saat seperti ini, di tempat yang sunyi dan penuh makna, aku merasa sedikit lebih dekat dengan kedamaian yang kucari.

Dengan satu hisapan terakhir, aku mematikan rokok dan berdiri, menatap nisan kakek sekali lagi sebelum pergi. "Terima kasih, Kek. Semoga aku bisa menemukan jawabanku."

Saat aku hendak pergi meninggalkan makam kakekku, pandanganku tak sengaja tertuju pada makam suaminya Ibu Cici. Aku terhenti sejenak, dan pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di benakku. Ibu Cici belakangan ini tidak pernah terlihat mengunjungi makam suaminya sejak hari terakhir aku bertemu dengannya. Apakah dia sedang sakit, atau mungkin dia sedang keluar kota? Aku bertanya-tanya dalam hati, sambil memandang batu nisan yang sederhana namun penuh kenangan bagi keluarga mereka.

Batu nisan itu berdiri kokoh di bawah sinar bulan, bayangannya jatuh panjang di atas tanah yang dingin. Rumput-rumput di sekitarnya tampak teratur, seolah-olah baru saja dipangkas, namun keheningan yang menyelimuti area itu memberiku perasaan yang ganjil. Aku melangkah perlahan, hendak meninggalkan tempat itu, tetapi tiba-tiba terdengar suara seseorang yang memanggil namaku.

"Gemy!" suara itu terdengar spontan dan jelas di malam yang sunyi.

Aku sontak menoleh ke samping, mencari sumber suara. Di bawah cahaya redup bulan, terlihat seorang wanita berambut pirang. Awalnya, aku hanya melihat siluetnya, tetapi saat aku lebih memperhatikannya, wajah itu menjadi jelas bagiku.

"Regina?" bisikku pelan, hampir tidak percaya dengan penglihatanku.

Dia adalah Regina Theodora, teman masa kecilku sekaligus cucu dari Ibu Cici. Sudah bertahun-tahun kami tidak bertemu, dan perasaan nostalgia langsung menyergapku. Regina berdiri di sana dengan senyum yang masih kuingat dengan baik, meski sudah lama tak berjumpa. Rambut pirangnya yang terurai terkena angin malam, membuatnya terlihat seperti sosok dari masa lalu yang kembali ke dalam kehidupanku.

Suasana di sekitar kami terasa hening namun penuh dengan kehadiran masa lalu. Kuburan-kuburan dengan batu nisan yang tertata rapi di bawah sinar bulan memberikan latar yang dramatis untuk pertemuan tak terduga ini. Suara jangkrik yang nyaring dan desiran angin malam yang lembut menambah kesan magis pada momen ini.

Aqilla : The Book of You and Me  (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang