__________Pagi kembali tiba, orang orang mulai siap melakukan aktivitas mereka, kini sudah 3 hari sejak Lynella Azalea mendapatkan kekuatan misterius itu, kekuatan yang dapat membekukan apa saja yang ia sentuh jika dirinya bermaksud.
Ia mulai bangkit dari kasurnya, bergegas menuju dapur, akhir akhir ini ia sarapan lebih awal dari siapa saja di rumah itu, berjaga jaga jika kekuatannya tidak terkontrol dan tidak membuat keributan.
Lynella mulai mengisi gelasnya dengan air minum, namun sebelum ia meneguk air itu sudah lebih dulu membeku, sesuatu membuat Lynella kaget sehingga tidak sengaja membekukan air dalam gelasnya.
Hanya seekor tikus yang tak kalah sibuk juga, pikirnya.
Maka dengan cepat Lynella membuang bongkahan es dari gelasnya dan mengisi dengan air baru, ia harus segera sebelum ada orang lain yang mendatangi dapur subuh itu.Beberapa saat kemudian ia kembali ke kamar dan bersiap mandi, hari ini adalah hari pertama ujian kenaikan kelas, Lynella yang masih duduk di kelas 2 SMA itu tentu saja harus bergegas, ah, tapi tentu saja dia tidak sempat belajar, ia sibuk dengan urusan mengontrol kekuatannya, maka sudah di pastikan ulang hari ini berantakan.
Sesampainya Lynella di sekolah gadis itu langsung saja berjalan menuju kelasnya yang cukup jauh dari pagar utama sekolah, sudah tiga hari ia berjalan dengan perasaan asing, ia merasa dirinya adalah sosok asing di tengah manusia manusia yang ada di sekolah ini.
Lynella sampai di kelasnya, duduk di kursi mejanya, mengeluarkan buku pelajaran dan berusaha tampak seperti orang yang sedang belajar,namun kenyataannya ia hanya menatap kosong buku tulis itu, pikirannya kini sudah melayang jauh.
Ujian di mulai, gadis itu berusaha menjawab dengan benar dan seadanya saja, apa yang ia pikirkan dan rasakan itulah yang ia jawab sekarang, naik kelas? Tenang saja dia tidak pernah tinggal kelas dalam hidupnya maka ia menyerahkan diri sepenuhnya pada tuhan saat ini.
Soal demi soal yang ia jawab tak satupun ia rasa benar, sementara itu Lynella menyadari bahwa setengah anak kelas menyontek dengan hp mereka, dan apa? Pengawas terlihat sama sekali tidak peduli.
Lynella biasanya tidak peduli, tapi kali ini dia punya sesuatu yang berbeda.
Lynella mulai memusatkan suhu dingin pada kakinya, ia sudah mencoba ini beberapa kali di rumah, sambil belajar jurus jurus yang ia temui dari internet, ya, rasanya ia manjadi wibu akut sekarang, tapi tak masalah ia akan mencoba.
Suhu dingin itu mulai merambat di lantai, perlahan lantai itu membeku namun esnya tidak terlihat, ia sedang mengincar orang terdekat yang menggunakan smartphone sekarang, Tantu saja Tampa sepengetahuan siapapun.
Ketemu, perlahan tapi pasti Lynella membekukan sepatu anak itu, mungkin si anak merasa kakinya kedinginan setengah mati saat ini.
Semakin menjalar keatas, Lynella bahkan tidak menatap anak mana yang sedang perlahan di bekukannya, namun yang ia ketahui pasti adalah targetnya sedang menyentuh benda itu sekarang.
Crak....crak...crak
Benda lempeng itu mulai retak, dan pecah bersamaan dengan teriakan seorang anak di belakangnya.
Ah, apa jangan jangan Lynella tak sengaja membunuh anak yang curang dalam ujian itu? Ia berbalik panik, kakinya ia angkat untuk membatalkan serangannya.
Untungnya tidak, anak itu hanya duduk dengan kondisi mematung, menatap kebawah dengan beberapa goresan di wajah, ibu pengawas ujian yang panik berdiri dan segera memeriksa kondisi anak itu, tidak ada luka serius, hanya saja kini smartphonenya pecah berkeping-keping.
Ah, Lynella lupa menghilangkan bukti.
Tapi aksinya tidak di anggap dan terkesan sia sia, pengawas itu hanya mengobati luka kecil yang ada dan menyuruh siswi itu kembali mengerjakan ujian, apa Lynella gagal membuat pengawas itu sadar bahwa sekarang sedang terjadi kecurangan?
Menggelengkan kepalanya cepat, Lynella memilih ikut diam juga, salah salah ia bisa membuat satu ruangan panik dan curiga jika ia melakukan untuk ke dua kalinya.
Atau mungkin ia tidak akan sengaja membunuh semua orang yang ada, oh ayolah ini pertama kalinya ia punya kekuatan, bersikap sok keren sangat menjijikkan bukan?
___
Ulangan hari ini selesai, Lynella menjadi yang paling pertama mengumpulkan, walau mungkin setengah jawabannya salah, atau mungkin semua, ia tetap mengumpulkan, ia akan mulai belajar besok, mungkin.
Lynella berjalan, langkahnya konsisten menuju satu tempat, kelas teman dekatnya, keyna, beberapa hari yang lalu anak itu bermimpi mandi lautan api, dia tidak benar benar terbakar sesuatu kan, pikir Lynella.
Tapi ternyata kekhawatiran Lynella sangat percuma, anak itu masih putih mulus tanpa cacat, tidak terlihat bekas luka bakar walau ia berkali kali mengatakan seberapa panasnya ia akhir akhir ini, keyna, anak itu hidup, tingginya masih sama, 150cm.
Lynella bersandar di samping pintu masuk kelas temannya, berusaha mengirim telepati agar temannya bisa cepat selesai, tapi jika di pikir pikir Lynella tidak akan bisa membantu dengan telepati sekalipun.
Tak lama kemudian keyna keluar, tersenyum bahagia tanda ia puas dengan jawaban yang ia tulis di lembar kertas jawabannya.
"Lyn, ayok" ajak keyna pada sahabatnya yang duduk tak bersemangat.
Bangkit, Lynella segera meraih tangan keyna, mereka biasanya berjalan sambil bergandengan layaknya anak TK, namun dengan kesadaran penuh keyna menepis ajakan tersirat itu.
Lynella menatap sakit hati, namun di balas cengiran oleh keyna.
"Tangan aku keringetan" ujarnya singkat berusaha menghindari sesuatu.
Yah, Lynella juga tidak terlalu kecewa, salah salah juga dia bisa tidak sengaja menghilangkan tangan temannya itu.
Berjalan beriringan, Lynella bercerita seberapa muak dirinya dengan pengawas hari ini pada keyna.
"Masa yah, padahal tuh udah ada tanda tanda dia nyontek, tapi di biarin aja?" Tak terima Lynella.
Keyna yang mendengarkan mendapati sebuah ke anehan dari cerita temannya itu.
"Eh tapi kok bisa pecah sampe rusak gitu yah"
Gelagapan dengan pertanyaan keyna, Lynella menjawab seadanya.
"Azab sih itu"
Keduanya tertawa, kembali melanjutkan perjalanan pulang yang tidak se arah itu.
"Ngomong ngomong soal azab, kayaknya aku juga kena"
Lynella menatap sahabatnya, tidak di sangka penyataan itu keluar, walau kadang ada beberapa kali.
"Emang sekarang masih panas?" Tanya Lynella
"Aku rasa udah enggak, tapi orang lain rasa aku kayak api"
Setelah pernyataan keyna itu reflek Lynella memegang jidat sahabatnya yang pendek itu.
"Iya sih tapi bisa aja" ujarnya demikian.
Terdiam, keyna kembali berpendapat.
"Kamu dingin banget kayak orang mati"
Ah, Lynella lupa bahwa suhu tubuhnya juga tidak kalah tidak normal, maka dengan segera ia menarik kembali tangannya dari keyna.
"Lyn, aku mau tanya, jangan jangan kamu pernah-"
__________
TBCMehehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ESPER: world of demons
ActionMahkluk tak di kenal muncul di dunia menjadi penanda buruk bagi siapa saja yang hidup, di saat yang bersamaan muncul juga mereka yang bangkit dari kematiannya dan menyebut diri mereka "ESPER"