Wanita cantik berdarah China - Indonesia dengan kedua mata sipit dan hidung yang bengir itu rupanya mampu menarik perhatian seorang Revan. Nafa mengenal Revan karena Revan adalah kakak tingkatnya dulu sewaktu kuliah. Awalnya hanya mengenal saja dan terkadang bertukar kabar hanya sekedar reply story. Setelah Revan lulus kuliah mereka sudah tidak pernah lagi bertukar kabar, dan baru 4 bulan lalu mereka bertemu tidak sengaja di toko buku Gramedia mall Botani Square.
Sewaktu itu Nafa sedang mencari kamus bahasa korea dan tidak sengaja melihat Revan yang sedang mencari buku Ekonomi Bisnis. Mereka hanya bertegur sapa layaknya teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Setelah pulang dari Botani Square itu secara tidak sengaja Nafa mereply story instagram Revan yang sedang didalam mobil. Dari kejadian itu mereka jadi sering membalas pesan. Nafa juga tahu jika Revan mamiliki kekasih dan Nafa tahu mereka beda agama, karena Nafa sering lihat Revan memposting wanitanya itu saat sedang mengenakan kerudung.
Namun 3 bulan setelah mereka sering bertukar kabar itu Revan tiba tiba mengajaknya untuk menjalin hubungan. Dan Nafa juga tidak menanyakan hubungannya dengan kekasih Revan selesai atau tidak.
Revan memutuskan untuk menjalani hubungan dengan Nafa bukan hanya semata mata pelampiasan. Revan merasa ada sikap dan perilaku Nafa yang membuat Revan nyaman dan merasa aman yang dia tidak temui di Zahra. Setelah satu bulan menjalin hubungan dengan Nafa, Revan sudah memiliki perasaan sayang meski baru tumbuh. Tetapi dia masih belum bisa bersikap selayaknya sang kekasih pada Nafa.
Nafasya bagi Revan seperti air di padang pasir yang gersang. Seperti penyejuk disaat sedang gersang. Entah kenapa saat Nafa datang ke kehidupan Revan, setiap hari harinya Revan lebih berwarna. Ya walau kemarin kemarin ada Zahra. Revan saat bersama Zahra dia bisa menjadi dirinya sendiri, namun ada tembok besar antara mereka yang membuat Revan harus mengontrol apapun dalam hubungannya dengan Zahra.
Satu bulan bersama Nafa, Revan masih belum bisa menjadi dirinya sendiri. Hanya saja dia mencoba belajar untuk membuka hati dan membiasakan diri dengan sikap kekanak-kanakan Nafa yang sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Zahra.
"Kak, aku besok mau ada acara reuni SMA sama temanku."
Revan mengambil sendok dan garpu dan dia berikan pada Nafa, "Dimana?"
Mereka sedang berada di sebuah kedai Soto di dekat Studio Nafa.
Nafa menerima sendok dan garpu itu yang diberikan oleh Revan, "Citayem, digedung gitu deh. Bentar kok, aku jam 8 berangkat jam 1 udah jalan pulang." Jawabnya.
"Berangkat sendiri nggak pa-pa? Jangan pulang malem. Gua besok ada acara nikahan si Harsa soalnya."
Nafa mengangguk, "Iya, tenang." Balas Nafa.
Revan tidak pernah membatasi apapun pergerakan Nafa, lagi pula kan Revan belum terlalu sayang. Jadi Revan tidak harus mengikuti kemana pun Nafa pergi.
"Abis ini mau kemana, Kak?" Tanya Nafa.
Revan meneguk es teh manis itu sampai habis kemudiam gelas kosong itu dia simpan diatas meja, "Apartement. Mau ikut?"
Nafa menggeleng cepat, "Nggak!"
Revan terkekeh pelan dan mengangguk. Kemarin terakhir ke apartement Revan, Nafa berakhir dalam keadaan berantakan. Meski hanya sebuah ciuman panas dan tidak sampai full naked tetap saja pihak yang di rugikan adalah Nafa. Saat dia hendak mandi dan berkaca di kamar mandinya, diselangkanya Revan berhasil memberikan tanda merah disana.
"Kenapa?"
"Nggak! Antar aku ke kossan aja." Jawab Nafa.
Revan mengangguk dan menatap Nafa yang masih menikmati soto ayamnya. Dalam benak Revan, dia tidak pernah terfikirkan akan hubungannya dengan wanita lain selain Zahra. Dan dia juga tidak menyangka bahwa wanita yang berhasil membuatnya rela melepas Zahra adalah wanita disebelahnya, Nafasya Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Trouble : Revan | RENJUN
Fanfiction"Makan dulu abisin, tunggu gue bayar baru lo minta putus. Biar lu nggak usah bayar bill." Sikap Revan kepada Nafa kalau kata orang bukan seperti seorang pacar, melainkan musuh. "Semalem aku pulang jam 2 malem, jadi nggak balas chat kamu. Maaf ya y...