BAB 23🥀

28 7 1
                                    

Happy reading ❤️‍🩹
*
*
*
*

Dentingan sendok dan piring beradu pelan di meja makan keluarga Dritama, saat ini hanya tiga orang saja yang duduk dengan tenang sembari menatap tak minat berbagi macam makanan lezat yang telah di sediakan oleh pelayan rumah mewah itu.

Di meja makan, terasa sunyi dan dingin. Luna Hana maupun Andra, ketiga kakak beradik itu sama sekali tak membuka percakapan sama sekali.

Mereka bertiga memegang terlihat tenang dan santai, tapi percayalah di kepala mereka tengah berisik.

Gadis berambut sepinggang yang duduk persis dihadapan kakaknya Andra melirik sekilas, ia meraih gelas yang berisi air mineral untuk di minumnya hingga tandas.

"Aku naik duluan ka" ucapnya beranjak dari kursi, gadis itu berjalan cepat menaiki lantai dua tempat kamarnya berada.

Luna Tersenyum miris, "sedingin ini ya sekarang status hubungan saudara kita?" Batinya sesak, gadis itu mengambil air mineral untuk di minumnya juga.

"Makan na" Andra menatap adiknya yang sedari tadi hanya meminum air putih dan tak juga menyentuh makanan dihadapannya.

"Lo juga makan ka"

Andra tersenyum tipis tangan kekarnya beralih menepuk lembut pucuk kepala Luna yang terlihat hanya memakan buah anggur, "Lo juga makan, jangan cuma minum air putih doang sama makan buah! Gak kenyang-kenyang nanti lo nya" ucapnya menatap lucu ekspresi wajah adiknya yang kini mengerjap polos.

"Bukti?, gue kenyang aja tu makan buah sama minum air putih" jawab Luna cuek sembari merapikan piring bekas makanan.

"heh, dimakan dulu itu jangan Lo buang, mubazir loh na" ucap Andra menatap pergerakan Luna yang kini beranjak dari kursi lalu berjalan santai menuju dapur.

"nona! Ndak perlu repot, biar bibi aja yang cuci piringnya" kaget bi Tini berniat merampas dua piring yang berada di dalam genggaman nona mudanya, namun pergerakan Luna lebih, Cepat gadis itu menggeleng keras. "biar Luna aja bi, gak apa-apa dikit kok ini" ucapanya Tersenyum manis.

Bi Tini hanya pasra, tak bisa menolak keinginan sang nona mudanya yang terlihat tak ingin dibantah "ya sudah, nona kalo udah gak bisa atau malas panggil bibi aja ya non"  Luna menganguk menanggapinya.

"Ehh Tumben Lo rajin cil kesambet ya?"  Andra Menatap piring yang gadis itu cuci, ia berjalan- berdiri tepat disamping Luna yang tengah fokus ke kerjaannya.

"Udah dari dulu gue rajin ya" sinis Luna melirik datar ke arah Andra yang menguap sembari berjalan ke arah kulkas.

"Iya dah serah Lo," laki-laki itu mengambil satu cup soda dingin untuk diminumnya, ia menatap lurus ke arah adiknya yang masih sibuk dengan urusan mencuci piring.

"Na" panggil andra

"Kenapa?"

Andra melangkah-berjalan santai ke arah adiknya yang kini telah selesai dengan perkejaan mencuci piring, gadis itu terlihat bersandar di sudut wastafel sembari menatap ke arah jendela kecil di atas lemari rak piring.

Andra menepuk bahu gadia itu, yang membuatnya tersentak kaget dengan ekspresi mengemaskan, "apasih Lo ka?" Dengus Luna menatap malas ke arah andra yang kini terkekeh kecil.

"Jangan banyak melamun, entar Lo kesurupan" ucapanya main-main, gadis itu memutar bola mata malas tangan lentiknya bersedekap dada, "gak takut gue" ucapnya serius.

Andra terkekeh gemas, "iya-iya si paling gak penakut," laki-laki itu tersenyum smrik "tapi kalo sama tikus dah nangis kejer Lo HHHH.!!" Tawa Andra berlari kencang ke arah luar, menyisahkan tatapan kesal luna yang kini memerah menahan malu.

*
🥀🥀🥀
*

Ting!

Gelembung pesan chat berbunyi menandakan ada pesan yang masuk, si pemilik handphone yang tadinya tersenyum membaca bagian bab aplikasi baca favoritnya seketika membulatkan mata terkejut.

Gadis itu menutup mulutnya yang menganga tak percaya, ia buru-buru menatap handphone iPhone dengan ekspresi serius, "iss, apa-"

Ting!

+62 465 ××× ×××

Hai, maaf gangu waktu Lo.
Simpang kontak gue ya, devanata.

"SHIT, TIDAK! TIDAK!! DARI MANA COWO ITU BISA MENDAPATKAN NO HANDPHONE NYA DAN MENGAPA LAKI-LAKI CUEK ITU MENGHUBUNGI DIRINYA??" Batin Luna bertanya-tanya, gadis itu sampai berteriak frustasi, mengapa tidak Frustasi coba lihat, nomornya sekarang tersebar sembarangan!

Emm, Oky ia sedikit berlebihan...

lihatlah gadis itu sekarang, tangan lentiknya tak berhenti bergetar sejak tadi, "kak nata dapat no gue dari mana ampun!"

Ting!

Bruk!

"Siapa yang telah memberikan no nya kepada laki-laki itu Aa!" Teriak Luna frustasi tahanya kini menjambak main-main rambut coklat sebahu itu, lihat. pesan masuj kembali berbunyi membuat Luna terdiam was-was.

+62 465 ××× ×××

Maaf jika pesan gue membuat Lo risih , gak apa-apa kalo gak di bales yang penting Lo baca hm.

heh! Apa-apan dirinya ini?! Mengapa jantung nya berdetak cepat?! Apakah ini adalah penyakit?

Luna menggeleng, ia mengusap-usap pipinya yang terasa panas, "sial! Gue kenapa?"

TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔

Semesta Untuk Aluna [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang