Sudah seminggu sejak kedatangan Aras, gak ada yang berubah kecuali sifat Azaro yang ketara jadi mager banget beda sama sikap Azaro yang dulu.
Azaro yang dulu, terkenal dengan sifat judes, jahil, dan suka keluyuran sampai tengah malam.
Tapi Azaro yang sekarang malah total berbeda meski masih ada sifat jahilnya, Azaro sekarang lebih suka dirumah dan goleran santai di manapun.
"Heh keluar kek, main kemana gitu! Dirumah mulu"
Itu suara Kevin yang melihat Azaro rebahan di depan tv, gitu terus dari satu jam yang lalu.
Kan Kevin bosen lihatnya.
"Ih kok ngusir?" Sungut Azaro.
Kevin gelengin kepalanya gak habis pikir, kenapa adiknya bisa jadi mageran gini ya?
"Gerak dikit kek, daripada rebahan terus. Gak sehat tau"
Azaro diam gak mau menyahut, dia kan rebahan juga sambil mikirin apa yang harus dia lakukan di dunianya yang baru?
"Zaro?" Panggil Ayura.
"Iya mom, kenapa?" Azaro bangun dari rebahan gantengnya dan melirik Ayura yang lagi turun dari tangga.
Ayura menghampiri sofa tempat dua putranya berkumpul, dia segera duduk di samping Kevin.
"Mom mau ngomong sama kamu, penting"
Azaro memasang telinga baik-baik, begitupun dengan Kevin yang juga ikut penasaran.
"Kan kamu udah gak sekolah lama banget, rencananya Mommy sama Daddy mau kamu sekolah lagi, gimana?"
"Apa gak terlalu cepat Mom? Zaro masih belum inget banyak hal" tanya Kevin.
Azaro yang sebenarnya pura-pura amnesia cuma masang muka polos, dia sudah tau kok semua masa lalu Azaro yang asli.
"Tapi kalau Azaro terus nunda sekolahnya, dia bisa ketinggalan kelas kan. Mom gak maksa Zaro kok, kalau Zaro mau nunda kami gak masalah, gimana Azaro?"
Azaro terlihat lagi berpikir, apa dia harus mulai sekolah lagi ya?
"Eumm, Zaro mau deh sekolah lagi Mom"
Ayura senyum senang dan memeluk Azaro sebentar.
"Nanti Mom bicarakan lagi sama Daddy kamu ya"
"Okey Mom"
Besoknya......
Azaro sedang berdiri di depan sekolah yang besar banget dan keren banget pokoknya, sekolahnya Azaro yang dulu juga kalah besarnya.
Dia diberi tau kalau sekolah ini adalah sekolahnya yang lama, sepupunya sekolah disini jadinya Azaro gak jadi dipindahkan seperti kemauan Ayura.
Biar nanti sepupunya yang bantuin Azaro.
Sekarang Azaro lagi sama Victor dan Ayura untuk membicarakan tentang kelanjutan sekolahnya, karena Azaro sudah libur lama banget sampai bikin mereka gak yakin Azaro masih boleh sekolah disini gak ya?
Kalau ternyata Azaro sudah dikeluarkan, maka mereka akan melakukan rencana B.
Bawa Azaro ke luar negeri dan sekolahin dia disana.
Itu tambah ribet sih menurut Azaro, soalnya bahasa Inggrisnya gak bagus, alias jelek banget.
Azaro harap-harap cemas semoga dia masih dibolehin sekolah disini.
"Azaro masih boleh melanjutkan sekolahnya disini tuan, nyonya. Kamu dari pihak sekolah mengerti keadaan nak Azaro yang sedang mengalami musibah, kami harap nak Azaro lekas sembuh"
Wow!
Azaro sampai speechless mendengar Bapak kepala sekolah yang sedang berbicara, a s e l i kok bisa sebaik itu?
Ini kalau Azaro masih di sekolahnya dulu, pasti sudah di depak saking lamanya gak masuk sekolah.
Setelah mereka ngobrol selama setengah jam. Victor, Ayura dan Azaro keluar ruangan dengan perasaan lega, terkhusus Azaro yang gak jadi di kirim ke luar negeri.
"Nah Zaro sekarang kamu lanjut keliling sekolah dulu ya bareng Felix, kami pulang dulu"
"Bye Boy, have fun"
Laki-laki yang dipanggil Felix senyum kecil dan mengucap sampai jumpa pada Victor maupun Ayura, begitupun dengan Azaro yang melambaikan tangannya.
Felix Marius, sepupu Azaro.
Karena Azaro dan Felix sudah pernah ketemu saat Felix menjenguknya makanya Azaro gak terlalu canggung.
"Kasian banget lo, udah hilang ingatan. Pasti lo jadi orang bodoh kan ya? kan lo gak inget pelajaran apa pun"
Eh iya juga?
"Ya gak segitunya kali Lix, gue masih inget walau dikit-dikit"
"Bagus deh, btw masih bisa berhitung kan?"
"Felix.." jengah Azaro.
"Hehehe iya-iya sensi banget deh, ke kantin dulu yuk gue belum makan"
Felix menggeret tangan Azaro dan menyeretnya ke kantin sekolah yang dipenuhi siswa-siswi, hari ini sekolah mengadakan kegiatan bersih-bersih bersama.
Jadilah semua orang memakai baju olahraga, kecuali Azaro yang memakai pakaian bebas.
Kaus biru langit dan celana kargo hitam dibawah lutut.
Beberapa murid melirik Azaro dan berbisik-bisik, ada yang bertanya kenapa Azaro gak sekolah kemarin? Sakit apa? Kenapa?
Banyak banget deh.
Azaro dan Felix masa bodo dan langsung pergi belanja. Felix yang memesan nasi goreng dan Azaro yang pergi ke stand di sebelahnya untuk beli donat, dia gak terlalu lapar.
Setelah semua pesanan selesai Felix mengajak Azaro duduk di bangku pinggiran, biar gak terlalu diperhatikan.
Tapi percuma, karena perhatian murid-murid tertuju pada Azaro yang wow! berubah..
Azaro biasanya judes, natap mereka tajam dan sesekali menampilkan muka galak.
Tapi Azaro yang duduk di depan Felix sekarang malah lagi ketawa-ketawa karena mendengarkan cerita Felix, mereka jadi penasaran Felix ngomong apa sampai Azaro bisa ketawa?
Di meja Azaro, dia gak bisa berhenti senyum waktu Felix ceritain hal-hal yang terjadi selama dia gak sekolah.
"Iyaa sumpah Ro, orang yang ditaksir Pak Mano itu tetangga gue! hahaha"
"Bisa-bisanya" seru Azaro sembari terkikik geli.
Dia menggigit lagi donat keduanya, matanya beradu pandang dengan seseorang yang membuat Azaro keheranan. Azaro ingat orang itu Roy, Kakak kelasnya.
Mereka pernah berkelahi dan mungkin karena itulah Roy terus-terusan melihatnya.
Azaro mengalihkan pandangannya dan fokus mendengar cerita Felix, sekali lagi Azaro ketawa sampai-sampai matanya menyipit.
Sementara itu diseberang sana, Roy menahan kekesalannya karena Azaro yang tidak menggubrisnya.
"Cih!"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azaro
FantasyAzaro Bianda, remaja nolep yang kebanyakan minum kopi dan tukang tidur. harus mengalami perpindahan jiwa ke dalam novel "Aurella"