Karena kejadian mabuk kemarin kepala Azaro jadi pusing pagi harinya, dia gak nyangka bakal tepar setelah meneguk satu gelas.
Maklum karena itu pengalaman pertamanya, Azaro melirik ke samping dimana ada Kevin yang tidur dengannya, tanpa berpikir lagi Azaro sudah sadar bahwa mereka sudah kepergok entah oleh siapa.
"Sudah bangun heh?"
Victor bersedekap dada melihat Azaro yang masih ada di atas kasur, "Daddy.. " Azaro kikuk melihat tampang kriminal Victor, habis sudah dirinya.
"Bagaimana keadaanmu, masih pusing?"
"Lumayan"
Victor mendekat dan menyodorkan segelas air yang dia ambil dari atas nakas "Minum air dulu"
"setelah ini kita harus bicara mengenai apa yang kalian bertiga lakukan tadi malam" Lanjutnya.
"Bang Kenzo dimana Dad?"
"Bersama Aras, menjalani hukumannya"
Badannya langsung tegang mendengar ucapan Victor barusan, gawat apakah Azaro juga akan dihukum nantinya? Padahal dia cuma minum satu gelas loh..
Azaro natap melas ke arah Victor, berharap Victor akan kepelet dengan muka sedihnya, "Maafin Zaro ya Dad.. "
"Kita bicarakan nanti"
Setelah berucap seperti itu, Victor pergi meninggalkan dua anaknya. Dia harus memeriksa keadaan Kenzo juga.
"Hadeuh nasib-nasib, nih orang juga kapan bangunnya sih?" Heran Azaro melihat Kevin yang masih tidur pulas atau mungkin pingsan.
Di lantai bawah, tepatnya di kamar Kenzo.
"Sudah jera huh?" Tanya Aras.
"Eunghh ah!"
Entah apa yang membuat Kenzo mengeluarkan suara laknat tersebut, tapi disana Aras sudah tersenyum jahat.
"Lain kali hukumanmu akan lebih berat" Ucapnya sambil melangkah pergi.
"Anjing" Gumam Kenzo.
Sialan lah kakinya sakit banget setelah dipukul pakai rotan berkali-kali, memang Aras segaja banget biarin dia minum-minum bareng kedua adiknya.
Biar ada alasan buat menghukumnya lah.
Dengan langkah pincang Kenzo berjalan ke arah kasurnya, betisnya nyeri dan rasanya kebas.
Kenzo memilih buat beristirahat karena merasa sangat lelah, berbeda dengan orang yang baru keluar dari kamarnya itu yang dengan santainya menaiki lift.
Matanya melihat pantulan di cermin, Mata yang menyorot dingin, rahang tajam dan bibir bervome.
"Sangat tampan, always"
Setelah sampai di lantai bawah, Aras langsung berjalan ke arah Victor yang lagi duduk sembari membaca berkasnya.
"Daddy, Bagaimana keadaan kedua adikku itu?"
Victor melirik sekilas, "Hanya Azaro yang sudah sadar, Kevin masih pingsan. Tunggulah nanti malam saja, jangan terburu-buru"
"Aku tidak sabar.. "
***
Ayura sudah ada di meja makan bersama sang suami tercinta, di dalam lift terdapat dua remaja yang saling bengong.
Azaro sudah ketar-ketir karena bakal dapat hukuman, sementara Kevin terlihat bodoamat lah karena biasanya selalu begini jika berurusan dengan Aras.
Ah, abangnya itu memang cari-cari perkara biar bisa menghukum orang.
Di lirknya Azaro yang kelihatan tegang, justru karena berekspresi begitu akan membuatnya menjadi santapan Aras.
"Kamu jangan tengang Zaro, justru nanti Bang Aras bakal mangsa kamu loh"
Alisnya menukik tajam, "Maksudnya?"
"Kendaliin raut wajah kamu, Bang Aras lebih suka sama orang yang ketakutan"
Azaro mencebik gak habis pikir, gimana ada orang yang gak takut sama tampang penjahat kayak wajahnya Aras?
"Gimana gak takut, dia serem gitu"
Kevin cuma ketawa kecil, iya juga pikirnya. Tangannya langsung menarik Azaro karena pintu lift sudah terbuka.
Langkah mereka semakin pelan sewaktu hampir sampai di area ruang makan, "Merinding, balik aja yuk makan dikamar aja" Ajak Azaro.
"Ck, yang ada malah tambah marah mereka"
Azaro langsung bersembunyi dibalik badan bongsor Kevin saat matanya bersitatap dengan mata milik Victor, Kevin sendiri sudah keringat dingin.
"Kalian ngapain disana, ayo cepetan sini Mommy beliin makanan kesukaan kalian loh tadi"
Karena gak punya pilihan lain Kevin mendekat sambil tangannya menarik lengan Azaro, tatapan Victor membuat nyalinya ciut beruntung tempat duduk Kevin ada disebelah Ayura sementara Azaro di dekat Aras.
Kasihan sekali nasibmu dik...
"Duduk di tempatmu Baby" Perintah Victor saat melihat Azaro yang duduk disamping Kevin yang mana harusnya kursi itu punya Kenzo.
Azaro pikir bisa duduk disana karena Kenzo gak akan turun ke meja makan.
Ayura langsung mengelus lengan Victor karena merasakan suaminya sedang marah, "Tenang.. , Baby duduk di tempat kamu yaa nanti lanjut mainnya sama Bang Kevin setelah makan ya"
Kok bisa Ayura berpikir positif di keadaan begini? Anakmu loh mau di hap! Aduh siapa aja selamatkan Azaro!
Dengan agak kikuk Azaro duduk di kursi yang seharusnya dia tempati, berada di dekat Victor dengan terhalang satu kursi milik Aras.
Semuanya sudah duduk dan tinggal menunggu Aras, disana cuma ada obrolan antara Ayura dan Kevin, uh.. Azaro iri sama Kevin coba aja dia duduk disana.
Kepalanya yang dari tadi menunduk langsung mendongak saat ada tangan besar menarik dagunya, gak begitu kasar tapi jujur Azaro deg-degan sekarang karena didepannya ada Aras yang sudah duduk, kapan datangnya coba?!
"Melamun?"
"G-gak kok"
Tangannya saling meremat satu sama lain dan tatapan matanya mengarah ke leher Aras karena takut menatap wajah, Azaro seakan lupa wejengan dari Kevin.
Soal jangan nunjukin muka takut di depan Aras.
Kevin diseberang sudah harap-harap cemas, karena Azaro pasti akan jadi mangsa empuk.
Benar aja tebakan Kevin waktu dia melihat Aras yang menyeringai senang dan terus menatap Azaro.
Wajahnya mendekat ke telinga.
"Malam ini tidur denganku, tak ada penolakan sweetie.. "
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azaro
FantasyAzaro Bianda, remaja nolep yang kebanyakan minum kopi dan tukang tidur. harus mengalami perpindahan jiwa ke dalam novel "Aurella"