44. Histeris

52.2K 1.7K 437
                                    

Happy reading and enjoying 🤙

Jangan berharap gue bakalan update siang-siang bolong. Yang hapal pasti tau gue selalu update tengah malam 🌚🌜

Tenang gesss gue gak lupa kok. Gapapa malem malem banget 😭🫵👹🌚

Kasih aku emot ini dong 🌝
Yang warna terang ya jangan yang gelap 😆

***

Tarikan di kerah baju Tama yang di lakukan oleh Bro membuat nafas pria tersebut tersendat. Tidak ada tindakan apapun yang dilakukan oleh Tama. Dia hanya diam dan memperhatikan sejauh mana Bro akan bertindak.

"Pukul gue. Kenapa diem?" seru Tama di sela-sela nafas yang putus.

Bro menatap cowok itu tajam. Tangannya masih mencengkram kuat kerah kemeja milik Tama. Mendengar aib yang baru saja dia katakan mengenai fakta Ayah kandung dan Helena menjadi berita paling sakit yang harus Bro dengar. Sakit itu bertambah dalam saat Tama juga mengetahui itu semua lebih dulu.

"Maksud lo apa-apaan bangsat?!"

Brak!

Dengan tidak berperasaan Bro menghempas tubuh Tama ke tanah. Laki-laki itu penuh emosi.

"Mulut lo kek babi, anjing! Jangan asal bicara, Tam! Bajingan lo taik!!" Sumpah serapah itu keluar begitu ringan dari mulut Bro.

Tama saja sampai harus terperangah mendengar makian yang dengan begitu mudah di lemparkan untuk dirinya. Ingatkan Tama bahwa Bro jarang sekali mengumpat jika tidak dalam keadaan emosi yang stabil.

Punggung belakang Tama sakit. Benturan keras tadi membuat tulang belakang nya sedikit ngilu. Laki-laki itu mendesis, "Jir! Mulut lo kek biawak. Enteng bener ngata-ngatain gue." Tama terbangun. Dengan satu tangan memegang pinggangnya yang ngilu.

Bro menyugar rambut depannya yang sedikit panjang ke belakang. Merasa bersalah pun frustasi jadi satu, "Jangan buat gue emosi Tam—"

"Lo mau dengerkan kaitannya tentang Helena sama Ayah lo itu?" Tama menyela perkataan Bro. Dia tatap raut muka teman karibnya yang berubah jadi datar.

"Ada sesuatu yang perlu lo tahu. Gabriel bahkan belum tahu ini," jelas Tama memberitahu. Rasa penasaran Bro meledak begitu saja. Dia tarik Tama jauh dari area gedung yang keduanya pijaki sekarang.

"Sampe ucapan lo gak bisa gue pegang, habis lo sama gue!" Ancam Bro menyeret Tama masuk kesalahan satu cafe dekat sana.

"Anjir! Tega amat mau ngehabisin gue."

"Lo bukan siapa-siapa gue. Ngapain harus dikasihani?"

Tama nyengir mendengar perkataan sarkas dari laki-laki itu, "Bro mude brutal akutnya gak ketolongan. Di senggol dikit kena bacok gue."

***

Jihyun berlari riang memasuki rumah besar yang terlihat sangat mewah di penglihatan Kayra. Dia menggandeng kelingking Kayra untuk memasuki rumah besar itu bersama. Johwa dan asistennya berjalan di belakang kedua gadis tersebut.

 Johwa dan asistennya berjalan di belakang kedua gadis tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang