Terdengar keributan seperti di pasar tradisional dalam satu ruangan luas yang penuh oleh lautan manusia. Seluruh siswa-siswi SMA TRI KASTA yang di kumpulkan di aula menunggu kedatangan kepala sekolah untuk meminta klarifikasi."Baiklah semuanya TENANG!!" teriak guuru yang menjadi moderator yang membuat seluruh ruangan kembali tenang."terima kasih"
"Baiklah kepada bapak Endra selaku kepala sekolah" moderator memanggil kepala sekolah dan mengembalikan keributan diantara siswa yang ada."Baiklah akan saya jelaskan mengenai hal yang menjadi permasalahan disini bahwa didalam rekaman suara tersebut bukanlah saya-" keributan kembali terdengar para siswa tidak terima kalau selebaran itu palsu."-karena orang lain bisa saja mengedit dan mengubah suaranya menjadi seperti saya"
"kalau benar itu bukan suara bapak buktikan" teriakan salah satu siswa membuat seluruh ruangan bergetar meminta agar sang kepala sekolah membuktikannya."BUKTIKAN,BUKTIKAN" teriakan terus memenuhi ruangan.
"Baiklah akan saya tunjukkan bagaimana caranya" Kepala sekolah menampilkan proyektor lalu meminta salah satu guru untuk merekam suaranya.Lalu kepala sekolah pun menunjukan proses perubahan suara dengan jelas dan detail. Seluruh murid pun diam dan kemudian satu persatu bubar meninggalkan aula sembari merobek selebaran yang di buat oleh Haryan.
"Nak kamu seharusnya tidak melakukannya bukan sekarang semua akan percaya denganku" ucap kepala sekolah."Ck, kau selalu saja berhasil lolos" ucap Haryan kesal dengan kepala sekolah yang selalu saja licik dan bisa lepas dari jebakan yang diciptakan Haryan."Tentu saja aku ini ayahmu nak, tidak mungkin kalah darimu"
Haryan tak peduli apa yang di ucapkan oleh kepala sekolah yang merupakan ayahnya sendiri, dan meninggalkan aula dengan penuh rasa marah di dalam dirinya.
"Haryan, sepertinya tidak ada yang bisa menahanmu kuserahkan hal ini padamu dan teman-temanmu" Pak Zen menemui Haryan di depan aula dan memberikannya sebuah kertas tentang berisi informasi mengenai bank yang digunakan untuk transaksi oleh kepala sekolah. Haryan hanya menerima kertas tersebut tidak berkata sepatah kata pun.
Sore hari langit orange menghias senja yang cerah. Di ruang bawah tanah milik May dirinya masih fokus membuka kode keamanan cyber yang sudah seminggu tidak bisa dia pecahkan."Sudahlah May aku bosan melihat erorr dikomputermu satu minggu ini" ucap Nita memandang i layar komputer May.
"Ini Haryan jadi kesini nda sih udah telat setengah jam dia" keluh Nita melihat jam ditangannya."Alah paling bentar lagi juga sampe".
Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki dari tangga yang merupakan langkah kaki Haryan."Nah tu diomongin dateng orangnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Triangle (Terbit)
Teen Fictionmengisahkan tiga sahabat yang 1 tahun tidak bertemu, mereka kembali dipertemukan dengan keadaan yang mengejutkan. Setiap dari mereka memiliki keahlian di bidang-bidang tertentu. Mereka adalah Triangle tiga orang sahabat yang memiliki keahlian di bid...