Sebuah Kode Part 2

5 4 0
                                    


"Jadi menurutmu apa yang disembunyikan Haryan dari kita" tanya Nita sembari mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

"May? Lah tidur" Nita mengecek May yang sudah tertidur memastikan jika ia benar-benar tidur lalu membiarkannya dan lanjut membaca novel miliknya.

Beberapa menit berlalu jam pelajaran telah akan dimulai Nita pun mencoba membangunkan May yang tertidur disampingnya."May bangun May gurunya dah mau dateng" Nita menggoyangkan tubuh May."Eghhh,Hoahhh" May menguap mengusap matanya."Nit, ini jam berapa"

"Jam terakhir" ucap Nita

"ha? Kok gak bangunin Nit"

"Hihihi, gak masih jam pertama ini" Nita tertawa melihat wajah panik May. May membalas dengan wajah sungutnya yang kesal."Udah cuci muka dulu sana nanti di sanka belum mandi wajah ngantuk begitu" May pun beranjak dari tempat duduk dan keluar untuk mencuci mukanya.

"Eh May tolong kamu, Haryan, sama Nita ku ruang BK" perintah salah satu siswa yang baru kembali dari ruang guru.

"Heyy, emang ada buat salah kita" Tanya Haryan ke kedua temannya yang juga dipanggil. "Ya nda tau, nda ada yang buat salah" Nita yang anak berprestasi pun heran mengapa dirinya dipanggil ke ruang BK sementara May yang masih mengantuk memasang wajah sungutnya dan mendengus sembari masih berjalan.

"Shttt, jangan pasang wajah jelek terutama kau May" ucap Haryan menunjuk May. May langsung menatap tajam ke Haryan dengan senyum menahan amarahnya.

"Halo semua"

"Pak Zen?" Nita, Haryan , dan May terkejut karena yang ada di ruang BK bukan guru BK mereka melainkan Pak Zen yang merupakan guru sekaligus wali kelas mereka.

"kalian bingung kenapa kalian saya panggil kemari" ucap Pak Zen ke anak-anak muridnya."Buat apa bapak panggil kami kemari?," tanya Nita,

"Saya baru saja mendapatkan beberapa informasi menarik buat kalian" mendengar hal itu langsung mendekat dengan sangat antusias.

"Mungkin kalian sendiri sudah tahu hal ini bahwa kepala sekolah kita melakukan penyelewengan dana dari yayasan, saya minta kalian untuk tidak ikut campur dalam masalah dengan kepala sekolah terutama kamu Haryan" Pak Zen dengan tegas menunjuk Haryan dan itu hanya di balas dengan tertawa kecil dari Haryan.

"Nita, May silahkan kembali ke kelas dan Haryan kamu tetap di sini" Nita dan May pun mengangguk meninggalkan ruangan sementara Haryan menggeluh dengan menghela nafas.

Setelah Nita dan May meninggalkan ruangan Pak Zen meletakkan sebuah foto di meja dengan sedikit tersenyum licik setelah melihat ekspresi Haryan yang terkejut melihat foto itu.

"Darimana Pak Zen dapat foto ini" tanya Haryan dengan nada tinggi

"Tenang nak, tidak ada yang tahu tentang ini yang tahu hanya kita" Ucap Pak Zen menenangkan Haryan yang tersulut emosi.

Haryan menghela nafas mencoba kembali dengan logika dan melupakan amarahnya.

Sementara itu di luar ruang BK Nita dan May mencoba mengenguping pembicaraan antara Pak Zen dan Haryan."Nit alatmu ada kamu bawa nda?" tanya May, Nita menggeleng karena semua alatnya ia tinggalkan di kelas di dalam tas.

"Hadeh mereka ngobrolin apa sih" Gumam May penasaran menempelkan telinganya ke pintu. Nita yang melihat tingkah May pun tertawa kecil."Hihihi , kamu penasaran banget sih May, khawatir kalo Haryan di hukum yaa?" May langsung melotot ke arah Nita agar Nita diam dan tidak menggangunya.

"Mereka dah selesai" seru May mereka berdua pun langsung menepi ke wastafel berpura-pura mencuci tangan.

"Eeee, masih di sini kalian?" ucap Haryan menghampiri May dan Nita."Anu tadi katanya May khawatir takut kamu di hukum sama Pak Zen" Ucapan Nita membuat wajah May memerah dan langsung berlari menuju ke kelas."Loh langsung kabur, May tunggu" Nita ikut berlari mengikuti May dari belakang.

Sementara Haryan berjalan santai sembari sesekali menghela nafas."Huftt, merepotkan" gumam Haryan sebelum akhrinya ia masuk kelas.

Rahasia Triangle (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang