Chapter IX

7 0 0
                                    



" Revan , Berhenti " ujarku pada Revan

" kamu gak boleh ngomong kayak gitu, Nak, Dia tetap ayahmu, darahnya mengalir dalam tubuhmu," jelasku

Revan tersenyum " kalau saja aku bisa menganti darah yang mengalir dalam tubuhku ini dengan darah Om ditya, aku pasti akan senang sekali"

Aku menatap adrian dan berbisik " Maaf yaa,"

Dia hanya mengangguk

" untuk apa anda kesini, Om adrian" ujarnya pada adrian.

Ya Tuhan Revan, aku tak pernah mengajarinya seperti berlaku tak sopan seperti ini, apa yang Mamah ceritakan pada Revan soal Adrian.

" Nenek mu bilang kamu sama bunda pulang hari ini, dan ayah, ohh, maksudnya saya hanya ingin bertemu dengan kalian sebentar saja" ujar adrian

Revan terkekeh " udah ketemu kita kan, pulang sana. "

Adrian lagi-lagi hanya tersenyum dan mengangguk " baiklah revan, saya pamit yaa, maafkan saya"

aku berdecak dan menjitak kepala revan cukup keras, dia mengaduh kesakitan.

Aku menghampiri adrian yang sudah berada dimobilnya.

Dia turun Kembali dan berdiri sejajar denganku.

Kami berdua hanya diam tak ada yang berbicara. Wanginya masih sama, aroma yang aku suka.

" kamu masih cantik ya seperti dulu, matamu juga masih sama indahnya" ujarnya

" tahu dari mana aku cantik dan mataku indah mas, kamu aja gak pernah liat aku dari dulu, 8 tahun kita nikah , " ujarku sambal tertawa.

" aku bercanda Mas, maafin anak kamuy a, aku gak pernah ngajarin berlaku gak sopan " jelasku

" iya gak apa-apa, tapi emang wajar apa yang dilakukan sama Revan, aku kan bukan ayah yang baik baginya, aku gak pernah ada sampai dia besar seperti ini" ujarnya sedih.

" sudah berlalu Mas, kita sudah saling memaafkan bukan, sekarang saatnya kita buat maju untuk lanjutin hidup kita, kamu sama Byan ya Namanya, aku sama revan dan ditya, " jelasku menekankan nama Ditya

" kapan kamu akan menikah dengan ditya?" tanya adrian

" Inshallah sebentar lagi, minta doa'nya yaa bro" ujar ditya yang menghampiriku sambal menepuk bahu adrian.

" abis gue nikah, lu nyusul lah, masa sendirian terus" ujar ditya sambal terkekeh

" duluan aja, gue gak ada niat buat Nikah lagi, udah pernah Nikah juga, cukup sekali" jelas adrian

" cari ibu buat Abyan, kasian gak punya ibu tuh bocah " ujar ditya lagi

Adrian hanya tersenyum " udah gak ada tempat lagi dihati gue buat Perempuan manapun, dit. Lu aja , lu kan belom pernah nikah,"

Dira masih memiliki tempat terindah disudut hati Mas adrian

" .yaudah, aku pamit dulu yaa, Nay, Anggun maksudnya, mau jemput Byan dari tempat les" jelasnya

Aku mengangguk " kapan – kapan ajak byan kesini yaa, aku mau kenalan, boleh kan?" tanyaku

" tentu saja, nanti aku ajak byan kesini yaa, " jawabnya

Aku mengangguk lagi sambal tersenyum, " hati-hati dijalan ya Mas, salam buat byan"

Tak lama adrian pergi, ditya bertanya padauk, apakah rasaku pada Adrian masih sama?

Aku hanya menggeleng, Saat ini adrian hanya ayah dari revan, tidak lebih.

Ditya hanya tersenyum.

**

POV Ditya

" Sayang," ucapku pada Anggun, Wanita yang sejak dulu aku cintai, Wanita yang namanya selalu aku langitkan dulu hingga saat ini.

Dia menoleh, cantiknya, ujarku dalam hati

" apa Mas, dari tadi manggilin aku terus, tapi gak ada lanjutannya, mau bilang apa sama aku, mau bilang Anggun sayang, aku sayang banged sama kamu, aku cinta kamu, Anggun, kamu cantik, kamu selalu cantik. Udah Mas, kita bukan muda lagii, aku sama kamu udah mau kepala 4 lho, malu , haha" ujar Anggun, aku hanya terkekeh mendengar semua penuturannya.

" yaa kan, apa yang aku ucapkan ada pada diri kamu, bukan hanya sekarang loh, aku udah bilang dari dulu, kamu aja yang gak peka, akunya jatuh cinta sam kamu, kamunya cinta sama Adrian, "jelasku

" Adriannya cinta sama adek kamu, Dira. Miriss yaa, hahaha" ujarnya sambil tertawa,

" tapi kalau sekarang, akunya tetap sayang kamu, gimana sama kamu?" tanyaku

Dia tersenyum dan menatapku lembut " kamu terlalu baik untuk aku sia-sia'kan mas,"

Aku mengernyit " sayang aku juga kan"

Anggun mengangguk.

" terus kapan kita nikah," tanyaku lagi

Anggun meletakan buku yang sedari tadi dia baca " aku sama revan kan baru sampai diIndonesia dua minggu yang lalu, ada banyak hal yang harus aku urus, belum lagi revan sampai saat ini sibuk milih sekolah yang dia mau, kamu juga kewalahan kan nurutin mau'nya revan. Boleh tunggu sebentar lagi, "

" sampai kapan, aku harus nunggu? " tanyaku lagi

Anggun menghela nafasnya " segera Mas"

Aku hanya mengangguk.

Aku tak yakin akan menikah dengannya, aku kira bertahun lamanya Anggun gak pernah ketemu Adrian, rasa cintanya sudah hilang, tapi Ketika dia bertemu lagi dengannya, aku tahu rasa itu belum sepenuhnya hilang, nama adrian masih terpatri jelas.

Aku terlalu lelah mengejarmu Anggun, aku harap kali ini, aku bisa meraih tempat itu, menggantikannya dengan Namaku, selamanya.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AnggunWhere stories live. Discover now